ASAL CAHAYA

140 41 35
                                    

Titik cahaya kecil akankah mampu menerangi  jiwa yang tersesat dalam kegelapan dan menunjukan arah yang seharusnya?


Instingnya benar  dia adalah orang yang sama, yang selalu dibuatnya tak percaya apakah kebetulan?

"Lo yang ngaji tadi? "

"Wa'alaikum salam, kamu yang tadi pagi, ada apa yah?" menghampiri gadis yang duduk diteras mesjid.

Sekali lagi ia kikuk oleh pertanyaannya, pada orang tak tau namanya itu. "Ni mulut gak kompromi banget"dalam hatinya.

"Hmm, gue nanya malah balik nanya lagi " Mengalihkan pembicaraan.

"Maaf, itu emang suara saya,,, jelek yah?" Makin penasaran dia sama sosok ini.

"Lumayan lah suara lo, gue mau tanya lagi boleh gak?" Dijawab dengan anggukan.

"Hmm, lo ngaji mulu gak cape atau bosen apa?"

"Gak sama sekali justru sebuah kebutuhan karena saya tanpa al-qur'an akan menjadi orang yang tak tau arah, Allah turunkan untuk pegangan dan petunjuk bagi hidup saya selain itu ada sensasi ketenangan bagi pembaca sama pendengarnya" jawabnya.

Terdiam membisu dibuatnya sampai dering telphon berdering dari saku baju membawa kabar duka.

-----

"Mah, apa yang dibuat monster itu sama mamah? Ini udah keterlaluan" amarah yang memuncak melihat orang yang berharga tergelepak di sofa dengan luka lebam disekitar kelopak mata.

"Tenang Mel, sabar kontrol emosi kamu tante juga sama liat ibumu kaya gini" Sri adik dari Sari. Tantenya menjadi saksi bisu masa kelam yang dialami ibu dan anak itu.

"Makasih ya tan untung ada tante, maaf udah ngerepotin mulu tante" mengantarkan ke pintu depan.

Air mata tak terbendung dari wanita berprofil tomboy itu, sekilas terngiang sosok laki-laki yang tadi ia tinggalkan saat menerima telphon dari tantenya.

Teriakan dari pintu datang menghampiri dengan langkah sempoyongan.

"SARI, gue minta duit lagi"

Suara itu membuat terpancing emosi yang tak terkira namun tertahan oleh tangan lebut ibunya.

"Jangan halangi aku lagi mah" dilepas sentuhan lebut itu, menghampiri sumber semua masalah yang ia alami "jangan pernah sakitin mamah lagi, DASAR MONSTER".

Sontak menimbulkan emosi ayahnya yang sedang tidak sadar karena alkohol, diseretnya tubuh kecil gadis tomboy. Hasil yang didapat luka fisik dan psikis yang ia terima, tadinya seperti super hero yang mengalahkan monster malah ia juga menjadi santapan monster itu.

"Sorry mah, Amel gak bisa lindungin mamah" sambil duduk dipinggir kasur melihat sang ibunda terkapar tak berdaya,
melihat dari balik celah pintu memastikan kondisi aman.

"Bagus dia gak ada".

-----

Membeli obat dan plester untuknya dan ibunya Amel pergi ke Apotek dekat rumahnya, perasaan aneh seperti ada yang memperhatikannya.

"Duh dia lagi" panik ternyata orang memperhatikannya itu menghampirinya dan dia adalah.

"Assalamu'alaikum, kamu yang kemarin?"tanya laki-laki nada rendah itu, hanya palingan wajah yang ia terima.

Dibalik palingan itu jatuhnya air mata yang dihapus oleh tanganya "Kenapa nangis sih gue?"

"Kamu baik-baik saja? Duduk dan minumlah dulu" laki-laki itu sambil membawakan obat Amel dan mempersilahkannya duduk.

Titik Cahaya Dalam KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang