Part I

78 28 41
                                    

Jam menunjukan pukul 07.14 pada layar ponsel.

Seorang perempuan tengah berbaring diatas tempat tidur nyamannya dengan balutan piyama marun polos sembari menggenggam remot tv.

Mata lentiknya terfokus pada tv yang tengah menayangkan cerita dongeng kesukaannya.

Dia Ericha Hallen, di usianya yang 17 tahun ia sama sekali tidak tertarik dengan sinetron yang penuh romansa yang didramatisir, menurutnya cerita dongeng manapun baik dongeng karangan Disney maupun dongeng Si Kancil , jauh lebih baik untuk ditonton dibandingkan dengan Sinetron cinta cintaan yang tidak berfaedah.

Tak lama terdengar suara hempasan gorden dari depan pintu kamarnya, membuat ia terhentak kaget.

"Mama..." Ucapnya, sembari tangannya buru buru memencet tombol merah pada remot untuk mematikan tv.

Ia menyudahi kegiatannya menonton tv karena ia tau pasti Mama marah jika mendapati anak pertama dari keluarga Hallen itu tengah bermalas malasan.

Ericha buru buru menyikap selimutnya dan bangkit dari zona nyamannya.
"Let's do..." Katanya sembari mengepalkan tangannya.

...

"Ericha..Bangun..Perempuan jam segini baru bangun?!"

Ericha memutar bola matanya dan menghela nafasnya singkat.

"Echa udah bangun dari tadi ma..." Jawabnya seraya membuka pintu kamarnya.

Kini rambutnya sudah terikat rapi dan ia sudah tidak mengenakan piyama marunnya itu.

"Ka..tumben udah siap siap? Mau kemana?" Tanya Nindi, Adik perempuan Ericha yang tengah duduk didepan tv menonton kartun Spongebob squarpants sambil memakan sarapannya.

Ericha hanya mengangkat salah satu alisnya lalu mendekatkan dirinya pada adik semata wayangnya itu.
"Kaka belum mandi tau" bisiknya sambil terkekeh.

Nindi menampakan wajahnya kesal.
"Aku aduin ke mama ya.."
"Maaa...maaaa" Nindi menerukan perkataannya dengan berteriak, Buru buru Ericha menyumpali mulut adiknya itu dengan kedua tangannya.

Mama yang tengah duduk bercengkrama dengan ayah dan neneknya menoleh ke arah kedua anaknya itu.
Mengangkat satu alisnya dan menatap tajam kearah Ericha.

Ericha melepaskan tangannya itu, dan mengatakan tidak ada apa apa.

Nindi mendengus kesal dan menatap Kakaknya tajam dengan matanya menyipit.
"Awas nanti.." Gumamnya.

Ericha menjulurkan lidahnya meledek dan berlari kearah kamarnya.

Terdengar alunan lagu Gomene - Kanna Nishino dari ponselnya yang sembari tadi terlihat bergetar getar di atas nakas,

"Ya apun ada telfon.."

Ia bergegas mengangkat telfonnya, tertulis pada layar ponsel Si Ini

"Halo.." Ucap Ericha mendahului

"Halo...Selamat pagi sayang.." Jawab seseorang dibalik telfon itu yang tidak lain adalah Dinan, Kekasih Ericha yang sudah 14 bulan menjalin hubungan dengannya.

"Ada apa pagi pagi udah telfon?" Tanya Ericha dengan nada lembutnya.

"Semalem aku nunggu kamu telfon cha..malah kata Mama kamu udah tidur"

"Ah sayang...maaf ya..kamu lagi main game?"

"Ngga kok...baru aja selesai bina fisik"

Lama mereka menelfon saling melempar tanya karena memang sekolah tengah libur panjang, membuat mereka tidak bisa bertemu satu sama lain.

Hingga telfon pun ditutup 15 menit dari awal Ericha mengangkat telfon.

Tak lama, terdengar suara bel dari luar menandakan ada tamu diluar rumah.

"Echa..ada temen kamu nih..."  Mama yang tengah membuka pintu rumah sambil mempersilahkan seorang laki laki berusia sama dengan anak perempuannya, Ericha, masuk kedalam rumah.

Ericha bergegas berjalan kearah ruang tamu, dan didapatinya Aditya tengah duduk ikut bercengkrama dengan keluarga ericha,dia terlihat tidak kikuk sama sekali.

"Ada apa dit?" Tanya Ericha, memang hampir setiap hari Adit main ke rumah Ericha, entah mencontek Pekerjaan rumah,ataupun meminjam beberapa Manga yang Ericha punya, tapi tumben kali ini Ia datang sepagi ini.

"Ngga...cuma pengin ajak kamu ke toko buku yang baru itu..aku udah izin ke Mama buat ajak kamu..banyak Manga juga" Kata Aditya membujuk.

"Beneran?? Boleh ya ma?" Itu yang Ericha katakan dengan antusiasnya.

Mama mengangguk sambil mengatakan "Monggo silahkan...toh sama Adit inih...kalau dia macem macem mama hubungin tante Riska" Sambil menepuk nepuk pelan bahu Adit

"Aaaaaaa.....makasih makasih mamaaa..." Ericha menampakan senyumnya yang manis, ia berlari ke kamarnya untuk bersiap.

Melihat Ericha begitu antusias dengan ajakannya, ujung pipi adit nampak memerah.

Kapan lagi aku dapet kesempatan kaya gini buat bisa pergi bareng kamu, Cha..

Batin Adit.

...

Wohhh...Sekian lama menjamur didraft akhirnya aku berani ngepost :v

Maapkan kalo boring~ sebenernya masih panjang :'3

Stay tune terus ya guys... '-')7

Butuh kritik komen saran nih yang membangun ya~

Papayyy~

Reasons [Vakum]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang