Fool to Fall

794 89 38
                                    

"Kenapa kamu menangis? Kamu sedih?"

Aku terdiam. Entah pria yang berada di hadapanku kali ini masih memiliki otak atau tidak, mana ada seorang perempuan kuat yang tak akan menangis atau bersedih jika ditinggal pergi oleh sang kekasih?

"Menurutmu, aku sedang tertawa bahagia karena kamu akan melanjutkan studi di luar Ken?" tanyaku ketus dengan suara terisak.

Tangisanku tak kunjung mereda, membayangkan bahwa mulai kini kisah cintaku dengannya akan rumit. Terpisahkan oleh jarak dan waktu.

"Jangan bersedih. Tunggu aku, akan aku pastikan bahwa pada waktunya nanti aku, Kenzie Aldebryan berjanji bahwa aku akan kembali. Pulang ke sini, ke arahmu. Karena kamu adalah rumahku, tempat di mana aku harus kembali. Aku mencintaimu, jangan membuatku berpikir dua kali karena tangisanmu Clar."

Lagi-lagi memori itu masuk dalam benakku, seakan-akan menampar diriku terhadap kenyataan yang sekarang harus kuhadapi.

Dirinya tak kunjung kembali.

Dalam kebisuan malam, aku terduduk di bangku taman yang berada di tengah-tengah hiruk pikuk Ibu Kota. Meratapi nasib serta menatap ke arah langit yang memancarkan sinar sang rembulan, terbias melewati pancaran sang bintang.

Sepersekian detik lamunan akan bayangan sosok dirinya mulai masuk, setiap inci demi inci ingatan saat bersamanya kembali terputar dalam memori

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepersekian detik lamunan akan bayangan sosok dirinya mulai masuk, setiap inci demi inci ingatan saat bersamanya kembali terputar dalam memori. Layaknya kaset lama yang kembali berputar, semua momen saat bersamanya kembali terlintas.

Bercanda bersama, membaca beberapa komik bersama saat istirahat tiba, menyanyikan beberapa lagu Avenged Sevenvold secara keras bersamaan, berteduh di bawah pepohonan berdua dengannya dikala hujan mulai turun.

Aku masih tidak bisa membayangkan bahwa waktu sangat cepat berlalu, tak terasa jika ternyata kini sudah genap lima tahun kepergiannya. Kepergian yang tak pernah meninggalkan jejak ataupun kabar.

Setiap harinya aku hanya menjadi Claretta Andara si gadis bodoh yang selalu menunggu kabar serta kepulangan Kenzie Aldebryan yang pada nyatanya tak kunjung kembali.

Pertanyaannya, aku yang terlalu bodoh karena menunggu kepulangannya atau ia yang terlalu jahat karena membuatku selalu menunggu tanpa memberikan sedikit kabar agar aku tak lagi merasa cemas?

Taman ini adalah saksi bisu di mana ia mengucap janji, dan setiap harinya taman ini pula yang menjadi saksi bisu bahwa, setiap hari aku hanya menanti hal yang tak pasti.

Angin malam menusuk relungku melalui pori-pori, terasa sangat dingin. Yang ku harapkan hanya keberadaannya di sini, memelukku seperti dulu saat kita masih bersama.

Apa mungkin hal itu akan terjadi?

Rasanya tidak, kini bagiku dirinya hanyalah bayangan semu yang tak pernah bisa ku gapai kembali.

Fool to FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang