Indonesia adalah sebuah negara yang tersusun oleh banyak kepulauan, keberagaman suku, agama, adat istiadat, dan budaya. Hal inilah yang membentuk sebuah karakter bangsa ini. Kali ini saya akan membahas salah satu karakter dari bangsa kita, karakter yang unik dan mungkin hampir ada disetiap orang Indonesia.
Pernahkah kalian melihat banyak kejadian yang sering terjadi di Indonesia, terkadang itu adalah tindakan cepat, terkadang juga sebuah tindakan tepat, namun sayangnya hal cepat dan tepat itu jarang terjadi secara bersamaan.
Tahun 2015 pemerintah Indonesia menggelontorkan dana milyaran untuk pemblokiran lebih dari 7000 konten negatif di internet yang mana 90% nya adalah konten porno. Langkah ini diambil oleh pemerintah untuk menghindari penyebaran konten negatif di internet dan menyajikan internet yang sehat untuk masyarakat Indonesia. Tapi sayang sekali, tindakan cepat ini kurang tepat. Situs porno dan konten konten negatif tersebut masih bisa diakses dengan mengganti IP, menggunakan VPN atau aplikasi gratisan dari Google. Yang jelas hanya perlu sedikit effort agar situs dan konten tersebut bisa diakses kembali. Mungkin ini langkah cepat yang diambil pemerintah. Apakah ini benar-benar tepat? Ngomong-ngomong itu duit milyaran punya kita loh...
Pernahkah kalian menonton TV dan kamu menjupai sensor yang dilakukan pihak televisi, yang yah... terkadang tidak perlu disensor juga sih. Mulai dari Sizuka yang menggenakan bikini dipantai, susu sapi yang sedang diperah atau belahan dada para artis yang sebelumnya kita biasa saja dan bikin tambah penasaran setelah disensor. Tindakan ini dilakukan oleh pihak televisi karena mereka takut program mereka mendapat teguran KPI dan di take down karena mengandung konten yang menurut mereka negatif. Entah pihak televisi yang parno atau bagaimanapun yang mereka rasakan mengenai susu sapi yang diperah itu. Apakah ini benar-benar tepat?
Pelegalan hal-hal yang berbau Haram di Indonesia merupakan hal yang sangat sensitif. Kita ambil contoh saja salah satu tindakan pemerintah menutup beberapa tempat-tempat lokalisasi yang cukup punya nama di Indonesia. Entah atas dasar apa pemerintah mengambil tindakan ini, yang jelas banyak masyarakat Indonesia memandang tempat-tempat praktek prostitusi ini seperti aib yang harus dimusnahkan. Mungkin mereka lupa fungsi utama lokalisasi ini dahulu didirikan. Lokalisasi merupakan suatu tempat dimana praktek prostitusi ditempatkan disatu tempat yang jelas sehingga pemerintah dapat mengontrol dengan lebih mudah. Mengontrol praktek prostitusi agar tidak dilakukan disembarang tempat, menekan jumlah kasus pelecehan seksual, mengontrol kesehatan para PSK agar tidak menularkan penyakit berbahaya, bahkan ada juga lokalisasi yang melakukan penyuluhan kepada PSK agar mereka memiliki ketrampilan sehingga bisa meninggalkan pekerjaannya ini. Tapi lagi lagi tindakan cepat lah yang diambil, lokalisasi banyak yang ditutup. Dampaknya pemerintah kewalahan mendeteksi dimana saja praktek prostitusi dikerjakan sekarang, akhirnya mereka mulai merazia hotel-hotel bahkan kost-kostan. Yang jelas tindakan ini memicu kerja ganda yang merepotkan pemerintah sendiri. Apakah ini benar-benar tepat?
Yang terbaru adalah tindakan beberapa kelompok masyarakat medesak MK untuk mengkriminalsasikan apapun bentuk Zina dan LGBT. Tapi sayang sekali MK tidak mengamini desakan beberapa kelompok masyarakat ini. Bahkan beberapa kelompok masyarakt ini ada yang mulai menyangkut pautkan semua bencana alam dan kekacauan di Indonesia ini terjadi karena MK tidak mengiyakan desakan mereka. Mereka juga mengutarakan pendapat bahwa MK mendukung LGBT dan Zina. Bayangkan jika kemarin MK mengiyakan desakan ini. Mungkin Polisi bersama ormas akan bergerak bersama melakukan sweeping dan memenjarakan semua orang yang dicurigai LGBT. Ini seperti kita akan kembali dimana kerusuhan jaman PKI di Indonesia dulu, dimana kebrutalan dan kekacauan terjadi dimana mana. Orang benar-benar diburu dan ditangkap atau mungkin dibunuh tanpa bukti yang bisa mudah dibuktikan.
Bayangin lo lagi jalan ketempat futsal sama temen lo cowo berdua, dan ada temen lo yang lihat dan kesel karena kalian futsal gak ngajak dia. Dan kemudia dia nge-fitnah lo.
"Eh, bro bro. Itu temen kita berdua futsal kok gak ajak ajak sih ? dia temen bukan sih?"
"Gak tau tuh, kok berdua aja."
"Kayaknya mereka Gay, deh."
"Udah, Laporin aja yuk!"
Gak pake lama, kalau engga lu pulang pulang futsal langsung diciduk polisi, kalau engga ya nyawamu udah melayang di keroyok para ormas.
Yang terbaru adalah tindakan Presiden Amerika yang mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel yang membuat geram banyak negara. Tak luput juga Indonesia, dimana Indonesia merupakan negara dengan dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia pun ikut geram. Sangat-sangat geram! Saking geramnya, jika melihat teman di sosial media ikut turut berduka atas kematian salah satu artis Korea, mereka akan disemprot panas. Satu hal yang tidak saya mengerti adalah adanya kelompol masyarakat yang melakukan pemboikotan produk produk dari Amerika. Pertanyaan saya adalah, apakah ini berdampak besar? Apakah kamu yakin ini bisa meruntuhkan Kapitalis raksasa dengan cara ini? Apakah ini akan membuat saudara kita disana menjadi lebih baik? Ini merupakan tindakan cepat untuk menunjukkan solidaritas, tapi apakah ini benar-benar tepat?
Tindakan cepat tapi tidak tepat menurut saya seperti menembak-nembakkan peluru secara acak dan itu semua tidak mengenai satupun target yang kita tuju sebenarnya. Terlihat brutal, berbahaya dan membahayakan. Think before you act!
Sudah tepatkah kamu hari ini?
YOU ARE READING
Apakah Sudah Cepat dan Tepat?
SpiritualMari berbicara mengenai LGBT, Pornografi, sampai Palestina