Daisy Galena Lestyn

12 3 0
                                    



Mas jojo itu udah kaya papa dan mama di rumah ini. Mungkin karna emang dia yang tertua.

Ga ngerti kenapa, tapi mas jojo selalu aja mencoba untuk kuat di saat dirinya sangat rapuh.

Sejujurnya aku ga minta mas jojo untuk kaya gitu, karna kita sama-sama sakit sama-sama kecewa lalu untuk apa mas mencoba kuat di tengah benteng pertahanan yang sudah ambruk?

"Karna mas kakak, mas mesti kuat"

Jawaban yang gitu yang aku dapet. Dan aku ngerti beban seorang kaka sekarang. Beban mereka paling berat di banding dengan beban aku.

Ketika yang lain masih tertidur, mas jojo sudah terbangun.
Ketika yang lain terbangun, mas jojo sudah berjalan.
Ketika yang lain berjalan, mas jojo sudah berlari.
Dan ketika yang lain berlari, mas jojo sudah terbang menuju kesuksesan.

Prinsip hidup mas jojo yang sangat ekstrim -kalo kata bang niel- dia terlalu gila untuk menjadi yang terbaik.

Tapi aku ga pernah mau komplain, karna aku tau mas jojo mau berjuang dan berusaha lebih keras di banding dengan yang lain. Dan aku mendukung itu, selama mas jojo bahagia.





Bang daniel yang lebih sering di sapa niel, dia selalu di pandang sebagai korban broken home yang berlari ke arah negatif.

Ngertikan maksudnya?

Karna kelakuannya yang bisa di bilang luar biasa nakal, orang-orang mencap dirinya seperti itu.

Kata-kata yang selalu keluar ketika ngeliat bang niel
"maklumlah namanya juga korban perceraian"

"Malah ke arah negatif ya, padahal kaka ade nya biasa aja tuh"

"Kasian ih kaya ga di didik"

Selalu aja mereka membandingkan bang niel dengan kami -mas jojo koh jeje dan aku.

Mereka ga tau apapun tentang bang niel tapi malah berkata-kata tanpa memastikan terlebih dulu.

Kaya nya kata-kata 'dont judge book by the cover' itu ga berarti apa-apa. Hanya kata-kata yang di anggap keren tanpa bisa menerapkannya dalam kehidupan.

Jujur aku ga suka mereka berkata seperti itu, itu nyakitin bang niel, -awalnya- tapi sekarang bang niel seperti hujan yang di benci segelintir orang ketika datang, namun hujan itu tetap melaju tanpa memperdulikan kebencian itu, dia melaju dengan kecepatan yang sama bahkan ketika orang-orang bergunjing tentang kehadiran dia.





Koh jeje, si bungsu laki-laki yang sejujurnya sama nakalnya dengan abang niel tapi karna satu hal yang ga aku ketahui dia berubah menjadi lebih baik.

Dia mengalami titik balik hidupnya ketika perceraian itu terjadi.

Aku bersyukur koh jeje ga jatuh ke arah negatif gara-gara masalah ini, dia bahkan ada di jalan yang benar sekarang. Dia yang paling rohanianwan diantara kita.

Dia yang pagi-pagi selalu ngetuk pintu kamar kita masing-masing hanya untuk ngebangunin kita untuk bersaat teduh.

Dia yang setiap malam selalu ngechat kita untuk ngingetin kita jangan lupa doa.

Dia yang berubah jadi kalem, bukan lagi menjadi jeje yang penuh ambek dan emosi.

Dia berubah menjadi dewasa.






Dan aku, nana.
Bisa kuat karna aku memiliki mereka. Mas, abang, dan kokoh.

Aku ga butuh yang lain karna di saat aku berada di titik terlemah di situ ada mas jojo yang ngebantu aku untuk berdiri, ada abang niel yang membantu aku tertawa dan ada koh jeje yang selalu bilang 'Tuhan pasti bantu kamu' untuk membuat aku kuat.

Aku tau mereka sama sakitnya kaya aku tapi tetep mengutamakan diri aku di banding perasaan mereka sendiri. Dan itu ngebuat aku berfikiran bahwa, 'gapapa mama papa pergi, selama ada mas, abang, dan kokoh aku ga butuh siapapun'. Terdengar jahat memang, tetapi memamg itu yang aku rasakan.

Dan aku... Bahagia memiliki mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LestynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang