Langit merona kebiruan, mentari naik keperadapannya dengan terik sinarnya yang menyilaukan mata. Terlihatlah Hamba-hamba yang taat kepada Tuhannya tengah mendirikan sholat sunah dhuha dalam sebuah masjid. Seorang pria terlihat tengah membersihkan masjid dengan wajah yang selalu tersenyum. Selesai membersihkan masjid ia pergi dengan sepeda motornya ke salah satu panti asuhan, mengujungi anak-anak didiknya, sesampai di panti, anak – anak didiknya menghampirinya, ada menyalami tangannya, ada juga yang memeluknya.
"Ayah ....! Aisya sudah bisa menghafal 3 jus Al-Qur'an" ujar Aisya dengan gembira
"Benarkah....? Wah anak ayah udah tambah rajin ya " ujarnya sambil tersenyum
"Yahya udah bisa menghafal 4 jus Al-Qur'an Ayah ....! ujar Yahya dengan tegas
"Harun udah bisa menghafal 5 jus Al-Qur'an Ayah ....! ujar Harun dengan semangat
"Putri sudah bisa menghafal 6 jus Al-Qur'an Ayah ....! ujar Putri dengan gembira
"Habibi sudah bisa sudah menghafal 7 jus Al-Qur'an ....! ujar habibi dengan berteriak
Satu – persatu dari mereka mengatakan hal itu, Satria begitu senang mendengarnya dan berkata "Allhamdulillah anak-anak ayah sudah semakin rajin dan tambah sholeh dan sholeha, kalian lanjutkan bermainnya dulu ya ....! Ayah mau menemui Ibu Zahra sebentar" ujarnya.
"Baik ayah" ujar mereka bersama-sama
Ibu Zahra adalah orang yang menjaga dan mendidik anak-anak di panti asuhan tersebut. Ia seorang janda yang berumur sekitar 40 tahun lebih, ia sangat menyukai anak-anak. Suaminya telah meninggal, ia memiliki dua anak perempuan, kedua anaknya telah menikah dan ikut dengan suaminya, setelah kepergian suaminya ibu Zahra hidup sebatang kara, anak-anaknya dan saudara-saudaranya tidak ada yang perduli padanya. Satria bertemu dengannya secara kebetulan saat Satria membeli gorengan buatannya. Ketika itu ada seorang anak yang sedang kelaparan mendatanginya dan meminta satu gorengannya, dengan ikhlas ibu Zahra memberikan dua buah gorengannya kepada anak tersebut, anak itu memanggil teman-temannya yang lain berjumlah 10 orang dan saling berbagi dua buah gorengan tersebut kepada teman-temannya, melihat hal itu ibu Zahra memberikan semua gorengannya kepada anak-anak tersebut. Mereka memakannya dengan begitu lahap, setelah itu anak-anak itu pergi dengan mengucapkan terima kasih kepada ibu Zahra. Melihat hal itu hati Satria tersentuh "bagaimana bisa manusia yang serba berkekurangan seperti itu membantu orang lain yang sedang kelaparan dengan begitu iklas" kemudian Satria menghampirinya, dengan sopan Satria meminta ibu Zahra menjadi pengasuh di panti asuhan yang baru ia dirikan, ibu Zahra begitu bahagia mendengarnya dan menyetujui permintaan Satria. Dari situlah ibu Zahra menjadi pengasuh di panti asuhan Al-Hikmah, tentu ibu zahra tidak mengasuh anak anak itu sendiri, Ibu Zahra ditemani oleh Ibu Khadijah dan Ibu Maryam. Jumlah anak-anak yang ada di panti asuhan Al-Hikmah tersebut berjumlah 31 orang, 14 anak laki-laki, 17 anak perempuan. Dan usia mereka mulai dari 4 tahun sampai 12 tahun, mereka semua adalah anak yatim piatu. Di panti asuhan itu mereka belajar agama, ilmu pengetahuan, bermain dan bergembira bersama.
Setelah sesesai menemui ibu Zahra, ibu Khadijah dan ibu Maryam perihal membicarakan masalah panti asuhan. Satria pamit kepada meraka dan anak – anak untuk pulang. Sebab waktu zuhur akan segera tiba, dengan mengendarai sepeda motornya yang sederhana Satria kembali ke masjid, sampai dimasjid ia segera mengambil air wudhu kemudian mengumandangkan adzan dengan begitu merdu dan fasih. Shalat sunnah, iqamah dan shalat zuhur secara berjamaah dengan di imami oleh Ustad jamal. Setelah shalat zuhur Satria keluar dari masjid dengan heran mengapa akhir-akhir ini ia sering melihat mobil mewah di halaman masjid pada waktu sholat zuhur. Sebelum menaiki keretanya tiba-tiba ia mendengar suara wanita yang begitu merdu yang sedang berbincang , ingin rasanya menoleh dan melihat siapa pemilik suara tersebut, dengan cepat Satria tersadar dan menepis pikiran tersebut, dengan cepat ia menaiki sepeda motornya dan menghiraukan siapa wanita yang memiliki suara merdu tersebut, dan bergegas pulang kerumah.
YOU ARE READING
SAMAWA SURGA DUNIA
SpiritualAku bertanya tentang surga Dunia Rabb ku menjawab dalam qalam-Nya Surga Dunia itu pada rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah, dan dipenuhi keberkahan dari-Nya