Ergan
Laki-laki ter usil sepanjang masa yang pernah ku kenal. Ya tapi itu sebelum aku cinta padanya. Sekarang dialah yang terbaik bagi ku.
13/10/2014 pukul 13.10 wib
Tepat di hari itu, jam itu, menit itu, aku merasakan lelah yang tak pernah ku rasa kan. Entah mengapa saat itu juga aku jatuh pingsan di kelas. Satu kelas heboh karena aku tiba-tiba pingsan. Apa yang terjadi pun aku sampai lupa. Aku sudah di UKS ternyata, dan yang membawa ku ke UKS adalah manusia usil yang membuat beban hidupku bertambah.
Ya Ergan memang manusia yang sulit di tebak, dia bisa saja melakukan hal apapun semaunya, termasuk mengusili ku setiap hari. Sampai aku risih.
"Woi bangun, pake tidur di lantai lagi tadi. Untung gua angkat, badan lu berat banyak dosa ya?" ucap Ergan dengan wajah cool dan tajamnya itu.
Dengan mata masih berkunang-kunang aku hanya memberi respon muka datar saja padanya. Memang anak itu sungguh menyebalkan lagi usil. Dengan perawakan tinggi, wajah oriental mix eropa, rambut sedikit berponi, dengan raut wajah yang membuat setiap perempuan di sekolah ku terpesona apalagi di tambah dengan gaya berpakaiannya di sekolah yang brutal. Semakin menambah kegantengan nya saja.
Astaga sekarang aku sedang memujinya. Tuhan, sungguh ini perbuatan dosa. Sejenak aku merenung bahwa memang benar adanya Ergan lelaki seperti diatas.
14/10/2014 pukul 07.00 wib
Bel sekolah telah menunjukkan waktu masuk jam pertama. Aku seorang gadis jutek, yang hanya memperdulikan kebutuhan ku saja di kelas. Jika tidak ada keperluan aku sangat irit ngomong. Aku tidak pintar, tetapi rajin (pencitraan). Aku sangat patuh pada aturan dimana pun. Kedengarannya aku cupu ya. Haha sebenarnya aku anak gaul yang taat aturan. Justru aku sekolah dengan perawakan anak gaul, yang memakai blush di pipi, mascara, dan rambut badai yang dicatok setiap hari. Tetapi baju dan rok ku tidak seperti mereka.
Aku sampai lupa perkenal kan diri. Aku Vella Zattira AM, teman sekelas Ergan yang selalu di usili Ergan.
Pagi ini kami belajar di luar untuk membahas Hidroponik yang telah kami kerjakan dan di letakkan di teras kelas.
"Ini koq tanaman gua kecil banget ya lama tumbuhnya" ujar ku kepada diri ku sendiri.
Dengan wajah bingung aku mengecek hidroponik ku, sepertinya karena kurang sinar matahari saja.
"Vell lu ngapain? Muka lu ga cerah banget. Kayak gua dong bahagia selalu" ujar delfina dengan bahagia.
Ya dia teman sebangku serta tetangga ku di kompleks. Dia cerewet, dan selalu berusaha menyemangati ku. Kedengaran berbanding terbalik dengan ku ya.
"Sibuk banget sih lu, sok kerajinan lu sini biar gua aja yang kerjain kan gua pintar" ujar Ergan sambil mengambil cup isi tanaman Hidroponik ku.
"Gan balikin, jail banget sih. Bisa ga sehari aja ga usah ganggu gua. Gua risih tau ga, capek ngadapin sikap lu yang jailnya ga abis-abis" ujar ku ketus
"Lu ga suka? Gua lu seneng gua jailin terus. Mulai besok gua ga bakal jail ke lu lagi koq vell tenang aja" ujar Ergan murung.
Setelah mendengar perkataan Ergan aku cuek saja.
Pukul 14.00 Wib
Hari ini hari yang melelahkan. Aku langsung menuju ke kamarku untuk ganti baju lalu istirahat. Aku masih teringat kalimat Ergan tadi di teras kelas, seperti ada yang aneh saat aku mendengarnya. Ah tapi sudahlah, hanya gretak sambal saja paling. Mana bisa Ergan tidak mengusiliku satu menit saja.
