Prolog

18 3 0
                                    

"Hey guyss ngerti gak ???"

"Gak, ngga ngerti kok wkowkowk😆"

"Yeh emang gatau lah -,- busyet dah aku sendiri belom cerita, yah mana tau lah kamu :v "

"Berati kalo aku ngomong gatau, bener kan??"

"Iya iyah dasar kutu, diem dulu coba"
.
.
.
.
.
Hei kawan sebelum aku cerita, ada pepatah mengatakan
"kalau tak kenal maka tak sayang"

"Bener gak??"

"Bener banget tapi jangan sampe pas sayang sayang nya ditinggalin 😂"

Oke guys kenalin nih aku Tria Adinata, temen-temen sih banyak yang manggil Tria.


Hidup gitu ga bisa ditebak, karena 5 detik mendatang pun kita ga tau apa yang kita lakukan . Jangan kan 5 detik, 1 detik pun  kita gak tau ntah nafas atau engga wkwkwk.
Hidup juga bagaikan roda kadang diatas kadang juga berada dibawah.


Aku ga bisa nebak kehidupan ku, seringkali berubah-ubah bagaikan "power ranger's" tiap harinya. Aku ga nyangka sekarang aku sudah pindah dikota lain tepatnya di kota Arga. Meskipun udah beberapa hari aku pindah tepatnya sih baru 2 hari. Tapi tetap aku ga nyangka berada disini. Serasa 10  menit tadi aku masih berada di kota Abagail.

"Kota Abagail??"

Kota Abagail itu kotaku dimana aku dilahirkan dan dibesarkan dikota itu. Kota itu adalah kota penuh banyak kenangan.

"Ngomong - ngomong aku pindah kesini kenapa ya??"

Oi ya aku pindah dan menetap disini sebab dedy aku dipindah untuk bertugas disini. Dedy seseorang polisi, di kota ini agak rawan kejahatan, iyah mungkin sih dedy aku dipindah sebab kejahatan disini makin marak setiap harinya.

Aku tinggal disini bersama orangtua ku tersayang. Mungkin sih  rumah ini terlalu besar untuk ditempati orang bertiga. Rumah ini terletak di jalan  Mangga nomor 13.

Konon katanya sih bekas pembunuhan keluarga sendiri. Entahlah, percaya aja kalo makhluk halus memang ada sih.
Tapi emang sih tiap malam saat aku bermain laptop, ada aja suara anak kecil nangis. Yah mungkin sih anak tetangga. Tapi aku ngerasa sih di ruang kamarku tepatnya di pojok kamar mandi.

Waktu itu, saat pertama kali aku pindah dirumah sini perasaan ku aja yang gaenak. Saat malam itu ketika ku melihat film Terbelah nya bulan dilangit Amerika, aku mendengar langkah anak kecil. Langkah demi langkah semakin dekat menuju ke arahku.
Semakin dekat !!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
semakin dekat !!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semakin dekat !!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semakin dekat!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mendekat !!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semakin mendekat!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Drtttt drttt drttt"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ahkkk momy hantu"

Busyet deh jantungan kalo gini terus ternyata hp aku bunyi.
Ternyata whatsApp dari sahabat aku. Dia menanyakan kabar aku. Lega rasanya, aku kira ada apa.

Hari itu semakin larut, tiba-tiba lampu mati. Aku kebingungan mencari senter. Suasana gelap dan dingin ditambah hujan deras. Hanya cahaya hp yang bercahaya satu satunya di kamarku.
Saat itu tiba tiba ada suara tangisan anak kecil, sepertinya sih diluar. Entahlah aku menyepelekan nya, yah mungkin juga sih karena aku  kecapekan akhirnya aku ketiduran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang