Yudha menutup aplikasi Excel dan meng-klik monitor untuk shut down. Dengan gerakan cepat, ia merapihkan meja kerja-nya, memasukkan laptop kedalam backpacker-nya dan menghubungi extension Mel lewat telepon kantor.
"Hai," sapa Mel seraya berdeham pelan.
"Hai, Mel, kita pulang bareng ya," ajaknya sambil melirik keadaan sekitar, hanya tinggal beberapa rekan kerja-nya yang masih sibuk.
"Bukannya malam ini lo ada makan malam sama keluarga? Ntar telat kalau lo nganter gue dulu," kata Mel berupaya menjaga jarak pada Yudha.
"Nggak apa-apa kok, tapi gue nggak bisa mampir ya."
"Oke, nggak apa-apa, gue tunggu di lobby ya."
"Oke."
Setelah menutup sambungan telfon, Yudha bergegas menuju lift turun ke basement. Melangkah dengan cepat menuju SUV-nya dan memutar kemudinya keluar area parkir.
Saat telah berada di area penjemputan, nampak Mel tengah melamun. Yudha menekan klakson beberapa kali untuk mengalihkan perhatian wanita itu.
Mel terkesiap sesaat lalu menghampiri Yudha yang tengah melambai. Ia terduduk dengan canggung.
"Kok ngelamun sih Mel?" tanya Yudha sambil mempercepat laju kendaraannya.
"Sorry, Yud. Lagi kepikiran kerjaan yang belum selesai," kilahnya seraya menyeringai.
Yudha tersenyum maklum. Selama perjalanan menuju rumah Mel, keduanya hanya diam. Sesekali mengomentari alunan musik di radio, selebihnya kembali terdiam.
Setelah tiba di kediaman orangtua Mel, Yudha mematikan mesin mobilnya. Ia berbalik badan ke arah Mel dengan tatapan yang sulit di terka.
"Kalau ada masalah, cerita aja Mel. Jangan di pendam."
Mel terdiam sejenak kemudian ia hanya menghela nafas pelan. Yudha menatapnya intens, mencoba menebak apa yang difikirkan oleh Mel.
"Apa gue boleh tahu, sampai kapan gue harus memakai cincin ini," tanya Mel dengan suara tercekat.
Senyum aneh tersungging dari sudut bibir Yudha, ia sungguh tak percaya bahwa Mel akan menanyakan hal itu secepat ini.
"Saat kedua orangtua gue berusaha menjodohkan gue dengan Shinta, gue akan berupaya menolaknya. Dengan lo yang menjadi tunangan gue, mereka nggak berhak memaksa gue untuk menikahi perempuan yang nggak gue cinta, Mel," jelas Yudha lugas. Berusaha meyakinkan Mel agar tetap berada disisinya.
"Gue harap ini nggak memakan waktu lama hingga Shinta dan keluarganya kembali ke Solo," lanjutnya.
Mel mencoba untuk mengerti, ia menganggukkan kepalanya seraya berusaha menatap Yudha.
Tak lama kemudian, Mel pamit dan memasuki rumah setelah SUV Yudha tak nampak di belokan perumahan tempat tinggal orangtua-nya.
Selama dalam perjalanan Yudha kembali ke rumah, pria itu mulai memikirkan berbagai amunisi untuk menangkal serangan-serangan Ayah-nya yang mempunyai fikiran kolot dan kaku.
Empat puluh menit kemudian, Yudha telah tiba di kediaman orangtua-nya. Tinggal di perumahan yang cukup strategis dan nyaman, membuat kedua orangtua Yudha sepakat untuk membuatkan dua rumah untuk kedua anaknya, Yudha dan Yuliana.
Telah terparkir sebuah Nissan keluaran tahun 2015 di car port, dengan perlahan Yudha memarkirkan SUV-nya memasuki garasi. Setelah berdiam diri selama beberapa menit, akhirnya Yudha memutuskan memasuki rumah yang telah ramai oleh perbincangan.
Setelah mengucap salam yang dijawab serempak oleh orangtua dan tamu-nya, Yudha menghampiri kedua orangtua-nya dan keluarga Widjoyo.
Selama beberapa saat kedua keluarga saling bercengkrama, kemudian berlanjut pada makan malam yang sudah disiapkan oleh Ibu Yudha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Mistake
Romance#1 Unpredictable Love Series For Adult Only Please, be wise..