Esok hari menjelang petang, Yudha telah menunggu Mel di teras rumahnya. Yudha sempat terkesima ketika melihat Mel tanpa make up di sore hari. Mel memintanya untuk menunggu di ruang tamu sementara ia mandi.
Saat ini keadaan rumah Mel tengah sepi, kedua orangtuanya sedang berada di Bandung menghadiri reuni akbar SMA, sementara Rangga tak nampak dari pagi sejak Mel mulai sarapan.
Yudha telah disuguhi secangkir kopi oleh Bik Narti, ART keluarga Sudjatmiko. Menunggu seorang wanita berdandan adalah hal yang paling menjemukan yang pernah ada di muka bumi ini, namun tidak hal-nya bagi Yudha yang tengah menunggu Mel make up, seberapa lama pun ia menunggu akan terbayar jika yang ditunggu menampilkan penampilan yang memukau.
Seperti saat ini, ketika ia melihat Mel turun dari lantai dua dengan blouse warna biru pastel, rok batik berwarna senada sepanjang lutut, sandal bertali yang melingkar di pergelangan kaki jenjang-nya dan rambut yang disanggul tinggi, membuat Yudha ternganga di tempat.
Dengan gugup Mel menghampiri Yudha yang masih terkesima menatapnya. Ia meremas jalinan jemarinya yang tengah menggenggam clutch berwarna hitam. Wanita itu cemas, namun nampak malu ketika diperhatikan oleh Yudha.
Terdengar dehaman Yudha menjernihkan tenggorokannya dengan rikuh. Pria itu bangkit menatap Mel yang pipi-nya merona indah.
Is that you, Mel? Why you make me speechless day by day? Batin Yudha masih terkagum-kagum.
"Mau berangkat sekarang atau mau nambah minum, Yud?" tanya Mel memecah kesunyian diantara mereka.
"Berangkat sekarang deh, supaya nggak kejebak macet." Yudha masih menatapnya intens, nampak ragu membawa Mel kerumah orangtuanya alih-alih mengajak Mel kencan ke café.
Yudha memperhatikan Mel ketika wanita itu berpamitan dengan ART-nya. Memeluk wanita paruh baya itu dan mencium punggung tangannya. Tak semua orang melakukan hal itu, terlebih pada ART. Hanya beberapa anak yang melakukan bentuk kasih sayang dan hormat itu pada orangtuanya.
Pria itu memberikan nilai lebih pada Mel dalam hati.
Sepanjang perjalanan, Yudha berupaya untuk tidak melirik Mel yang nampak anggun disampingnya sementara ia membuka percakapan random yang terjadi di kantor akhir-akhir ini.
Mel gugup memikirkan akan menghadapi orangtua-nya Yudha. Ia seperti akan berhadapan dengan calon mertua-nya yang sesungguhnya. Dan itu sangat miris. Mengingat peran yang akan ia mainkan beberapa saat lagi.
Yudha memutar kemudi memasuki car port rumah orangtuanya, lalu mematikan mesin SUV-nya. Pria itu menatap Mel yang juga menatapnya.
"Are you ready for it?" tanya Yudha sambil menirukan lagu Taylor Swift, Mel hanya memutar kedua bola matanya sebagai balasan.
Yudha menyeringai seraya keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Mel.
Hari sudah berubah gelap ketika mereka sampai dirumah orangtua Yudha, pria itu tanpa canggung menggandeng tangan Mel sambil membunyikan bel.
Seorang ART yang biasa dipanggil Mak Djah oleh Ibu Yudha, tersenyum sumringah ketika menatap Yudha membawa seorang wanita. Karena memang selama ini Yudha belum pernah membawa teman wanita kerumah.
Yudha masih menggenggam tangan Mel dengan erat ketika ia membawa wanita itu melangkah menuju dapur. Bergerak perlahan menghampiri Ibu-nya yang tengah sibuk menata masakan ke dalam wadah.
"Assalammualaikum, Bu," salam Yudha sambil tersenyum.
Ibu-nya menoleh dan dengan takjub menatap Mel yang berada di sisi putra sulung-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Mistake
Romance#1 Unpredictable Love Series For Adult Only Please, be wise..