Sticky Note

373 33 21
                                    

Seperti biasa, pagi sekali Jihoon sudah berada di sekolah. Dia akan menuju sebuah loker lalu membukanya dan menaruh sebotol susu pisang beserta post it biru muda yang berisi kata semangat tertempel di botolnya.

Jihoon tersenyum setelah menaruh susu pisangnya diatas tumpukan buku di loker tersebut, lalu menutup pintu lokernya pelan. Loker itu tidak pernah dikunci, entah kenapa. Tapi Jihoon senang, setidaknya itu memudahkan dia untuk memberikan sesuatu kepada si pemilik loker, Lai Guanlin.

Entah sejak kapan, tapi memasukkan sebotol susu pisang atau cookies ke dalam loker Guanlin menjadi sebuah rutinitas untuk Jihoon. Aneh rasanya kalau satu hari saja Jihoon absen untuk memberi Guanlin sesuatu, anggap saja Jihoon aneh karena dia memang aneh.

Setelah mengambil beberapa barang dari lokernya, Jihoon berjalan pelan menuju kelasnya sambil menikmati koridor yang masih sepi.

Kelasnya masih terlihat kosong, Jihoon menjadi yang pertama masuk. Dia berjalan menuju kursinya seperti biasa. Tetapi ada yang menarik, sekotak susu strawberry sudah terletak diatas mejanya dan sebuah sticky note berwana pink dengan gambar pinguin disudut atas.

Have a nice day, Park Jihoon!
You look so cute today. Oh no, you look so cute everyday :)


Jihoon mengernyit membaca tulisan di sticky note tersebut lalu tersenyum, akhir-akhir ini setiap hari ada yang memberikan susu strawberry atau permen susu kesukaannya. Lucunya, sepagi apa pun Jihoon datang dia tidak pernah bertemu dengan seseorang yang selalu memberi sesuatu kepadanya ini.

"Apa tuh? Oh penggemarmu lagi ya," Hyungseob tiba-tiba bersuara disamping Jihoon membuat Jihoon refleks meninju lengan Hyungseob.

"Aduh sakit bego," ujar Hyungseob sambil menggosok lengannya. Jihoon yang kesal menatap Hyungseob dengan tatapan sinis, "Ya makanya jangan ngagetin dong."

"Sorry ah, jangan ngambek dong secret admirer kesayangan ku yang punya secret admirer juga utututu, " jawab Hyungseob lalu duduk di kursi samping Jihoon kemudian mencubit kedua pipi Jihoon gemas.

Jihoon menarik kedua tangan Hyungseob dari pipinya, "Apaan sih ih, lepas." Hyungseob tertawa melihat pipi Jihoon memerah.

"Hoon, penasaran gak sih sama orang yang tiap hari ngasih ini?" tanya Hyungseob sambil menunjuk susu strawberry yang masih ada diatas meja Jihoon.

"Penasaran sih, tapi biarin aja deh. Pasti dia punya alasan kan kenapa ngasih kaya gini ga langsung didepan aku."

"Ngomongin diri sendiri nih?" tanya Hyungseob dengan nada mengejek.

Jihoon mengerucutkan bibirnya kesal. Teman-teman mereka mulai berdatangan membuat kelas sedikit ramai. "Masih suka ke loker Guanlin?" tanya Hyungseob. Jihoon mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Ini balesannya kali," Hyungseob tertawa lagi.

—————

Jihoon sedang membawa setumpuk buku ke perpustaan. Seharusnya ia sekarang menyantap bekalnya sambil mendengarkan lagu dari earphonenya tetapi Choi ssaem dengan teganya menyuruh Jihoon untuk mengantar buku yang tadi mereka gunakan sebagai alat bantu ajar sendirian. Tidak ada yang mau membantunya, bahkan Hyungseob sekalipun. "Kamu kan kuat, pergi saja sendiri sana aku mau ke kantin beli makanan dulu, laper. Kasian Woojin udah nungguin dari tadi," katanya. Akhirnya Jihoon dengan berat hati sendirian membawa buku-buku yang cukup tebal itu.

Setelah keluar dari perpustakaan, Jihoon melihat ke arah lapangan. Disana Guanlin dengan Daniel dan teman kelasnya yang Jihoon tidak kenal sedang bermain basket. Seperti biasa Jihoon akan memandang Guanlin tanpa rasa bosan. Sikap Guanlin yang ramah dan baik hati membuat dia memiliki banyak teman, berbeda dengan Jihoon yang sedikit susah bersosialisasi. Meskipun Jihoon cukup terkenal karena prestasinya dan merupakan kebanggaan sekolah, tetap membuat Jihoon tidak memiliki banyak teman. Terkadang Jihoon iri dengan orang yang bisa akrab dan tertawa bersama Guanlin, sedangkan Jihoon hanya bisa menjadi seorang penggemar dengan sticky note-nya Lai Guanlin.

—————

Sudah 2 minggu Jihoon fokus mempersiapkan lombanya dan rutinitas paginya di loker Guanlin. Sekotak susu strawberry dan sticky note pink pinguin yang berisi kata penyemangat sederhana juga tidak pernah absen di mejanya membuat Jihoon merasa senang, apa mungkin dia jatuh cinta dengan pengirimnya? Ah tidak, hanya senang biasa karena Jihoon kan cintanya sama Guanlin.

Hyungseob yang baru datang langsung menghempaskan tas nya di kursi samping Jihoon, "Hoon, liat pr matematika dong."

"Ambil aja di tas," jawab Jihoon sambil meminum susu strawberrynya.

"Hoon serius deh, gak penasaran apa sama itu yang ngasih susu tiap hari? Kalo ternyata dia mau nyantet gimana?" tanya Hyungseob sambil terus menyalin jawaban Jihoon.

Jihoon tersedak susunya mendengar perkataan Hyungseob,"Ya enggak lah, yakali dia mau nyantet."

"Ya kalo nggak, mungkin buat jadi tumbal makanya kamu dikasi susu terus biar makin gendut kan enak kalo jadi tumbal," jawab Hyungseob sambil tetap fokus menyalin jawaban Jihoon.

"Seob jangan ngada-ngada deh ah, sini bukunya gausah nyalin lagi jawab sendiri sana," Hyungseob dengan secepat kilat menarik buku Jihoon menjauh sebelum diambil sama yang punya.

"Eits jangan marah dong beb, becanda doang ehehehe jangan manyun gitu ah jelek nanti Guanlin gak suka."

"Biarin," Jihoon mendengus kesal lalu meminum susu strawberry nya sambil bermain game di ponsel Hyungseob.

"Beb, beb, itu Guanlin lewat sambil minum susu pisang," Jihoon yang sedang fokus bermain game itu langsung mendongakkan kepalanya dan melihat Guanlin berjalan sambil meminum susu pisang yang Jihoon taruh di dalam loker. Tanpa sadar Jihoon tersenyum melihat Guanlin melewati kelasnya.

"Aduh ada yang lagi senang nih."

"Ih apa sih Seob."

Lalu Hyungseob mendapatkan pukulan gratis di lengannya dari Jihoon.

—————

Sore ini Jihoon berniat untuk mengujungi loker Guanlin karena dia besok tidak akan datang ke sekolah. Jihoon memandang sebotol susu pisang dan cookies yang dia buat tadi malam dengan kakaknya beserta sticky note biru yang telah ditempel di bungkus cookiesnya sebelum membuka loker Guanlin.

"Eh? Loh, kok?" Jihoon terkejut ketika membuka loker Guanlin, sticky note berwarna pink dan gambar pinguin disudut atas yang tidak asing untuk Jihoon terletak di dasar loker tersebut. Apa mungkin kebetulan?


"Jihoon? Park Jihoon?"

Jihoon tersentak medengar suara yang sangat ia kenal.

Mampus. Jihoon sudah tertangkap basah didepan loker Guanlin. Mana bisa ia mengelak lagi. Jihoon memutar tubuhnya pelan, jantungnya berdetak cepat dan telapak tangannya bergetar. Jihoon gugup dan takut.

"G-guanlin?"

Matanya membulat ketika melihat Guanlin berdiri dihadapannya dengan sekotak susu strawberry ditangan kanan dan sticky note pink dengan gambar pinguin tertempel di kotak susu tersebut.

Guanlin terlihat shock lalu sedetik kemudian tersenyum lebar, "Ah, jadi apa ini disebut takdir?"

————————————————


Yay apa ini tidak jelas sekali wkwkwkwkwkwk ampun
Ingin dibuat lucu lucu gemes tapi jadinya gini yaudah la gapapa ya :(

PétillantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang