"cowok ini nggka ngerti-ngerti apa?!" Sarang mengerutu dalam hati. Sudah cukup ia dibentak, disirikin, dicuekin sama anak-anak satu sekolah dengan alasan yang tidak jelas.
Kalau ditambah dengan jalan bertiga dengan cowok-cowok ini, bisa-bisa Sarang mati pulang nanti! Karena serangan fans mereka berdua! Cukup, Sarang sudah tidak mau lagi jadi sasaran amukan orang-orang!
Dengan tiba-tiba, Sarang menepis tangan renjun dengan sentakan keras.
" aku gak mau, jangan coba-coba kalian memaksaku, Brengsek!" ah akhirnya Sarang yang kasar dan bringas itu kembali!
Wajah Sarang memancarkan ekspresi yang manakutkan. Ia benar-benar preman pasar. Bahasanya yang tidak sopan dan tidak pantas itu benar-benar membuat Mark dan Renjun pun kaget bukan main.
Kedua laki-laki itu sampai berdiri kaku saking shoknya........ apalagi Sarang ngomongnya dengan sangat fasih, kelihatan banget kalau dia sering mengucapkan kata-kata semacam itu.
Sebenarnya dia itu perempuan atau bukan sih, pikir mereka.
Dan, tepat sebelum kedua laki-laki itu sadar dari keterkejutanya, Sarang cepat-cepat mengambil kesempatan untuk kabur dari sana sesegara mungkin. Meninggalakan dua laki-laki tersebut.
" GILA, yang tadi itu bener-bener Sarang? Aku shok sekalu dia bisa berbicara seperti itu...." Renjun masih linglung. Baru pertama kali ini ia mendengar ucapan kasar dari mulu seorang gadis.
"Dari mana dia belajar berkata kasar dan nggak sopan seperti itu? Benar-benar...." Mark yang bisanya cuek saja samapi nggak bisa berkata-kata.
💮💮💮💮
Sekarang, Sarang berada dalam auditorium. Yah...., seperti biasa, begitu ia menampakan diri, otomatis ejekan maupun celaan langsung terlontar dari mulut anak-anak perempuan kelas 2-A dan 1-A.
Sarang seperti tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya. Ia memilih duduk dan tentuya sebisa mungkin ia menjaga jarak dengan anak-anak lainya. Tapi, cukup susah juga sih kalau mau jaga jarak, karena disini semua siswa duduk dilantai dan membentuk satu lingkaran. Dan alhasil, begitu Sarang duduk kanan kirinya langsung bergeser manjauh. Pokoknya berwajah jijik begitu melihatnya.
"anak-anak, kita akan mempelajari sebuah naskah drama hari ini. Oke, silakan kalian mengambil naskah ini satu per satu." Pak Sungjae yang merupakan guru seni bidang acting lantas membagikan sebuah teks.
Setelah yakin semua telah mendapat teks naskah, guru itu lalu berdiri di tengah-tengah lingkaran. "baiklah, anak-anak, sepertinya semua siswa kelas 1-A maupun kelas 2-A telah memiliki skill yang cukup, dan saya tidak akan ragu lagi dengan kemampuan kalian. Tentu kalian telah menguasai dasar-dasar acting sejak kecil, kan?"
"iya!" semua yang berada di dalam ruangan itu menjawab dengan penuh percaya diri.
"Baiklah, bapak akan beri kalian waktu lima belas menit untuk mempelajari naskah itu, dan kita akan langsung praktikkan hati ini juga."
Karena kelas 1-A dan 2-A adalah kelas ungulan, mau tidak mau pelajaran di kelas A berjalan cepat disbanding kelas lainya, semacam kelas percepatan. Tidak heran semua anak kelas A selalu memiliki kepercayaan diri lebih dibandingkan kelas regular lainya karna mereka semua dianggap lebih unggul dan nomor satu.
Tapi, kepercayaan diri itu tidak muncul di wajah Sarang. Ia satu-satu nya yang tidak menjawab "iya!" begitu di Tanya kemampuan aktinya. Ini terlalu mendadak fisik maupun metalnya belum siap.
" skill apaan? Pak Guru kok seenaknya saja sih mutusin! Aku kan belum pernah belajar acting, bahkan di dalam mimpi sekalipun! Memang menderita kalau menjadi anak kelas A!" jerit Sarang yang tentunya di dalam hati.
Sarang tiba-tiba lemas. Ia lalu keluar dari ruangan auditorium. " Aku butuh udara segar untuk menenangkan diri..."
Tak ada yang sadar Sarang sudah keluar dari ruangan itu. Lebih tepatnya...., tak ada yang peduli dengan apa yang di lakukan. Sarang stress berat. Akhirnya ia Cuma bisa termenung didepan pintu bagian luar auditorium dan terduduk di lantai sambil memeluk kedua lutu. Dengan lesu, ia membenamkan kelapanya di antara kedua kakinya.
" apa yang harus kulakukan kalau di suruh berakting di depan semua orang? Akukan benar-benar nggak tahu sama sekali masalah ak.....HWAAA....." ucapanya terputus. Tiba-tiba, Sarang menjerit.
Bagaimna tidak? Begitu ia mengangkat kepalanya, sudah ada wajah seorang laki-laki yang tepat berada di depan wajahnya, dekat sekali....kontan saja Sarang menjerit dan reflex mundur. Tapi karena ada sebuah pintu, otomatis kepalanya dan badanya malah membentur pintu dengan suara keras.
" YAK, kamu pikir aku ini setan ya?" Renjun langsung ketawa ngakak. Ia sama sekali tak mengubah posisi, tetap berjongkok di depan wajah Sarang yang sudah kahet setangah mati.
" Wah, kamu cepet banget tadi larinya" renjun kemudian memelankan suaranya, lanats tersenyum manis.
"lho, kenapa sekarang kamu diam saja? Apa kamu nggak ingin mengucapkan sesuatu padaku dan Mark? Ucapanmu tadi ngena banget, aku sampe shok...."
" kamu nggak ingin menulang kata-katamu tadi?sepetinya, kamu sudah biasa mengatakannya ya" tiba-tiba, Mark sudah berjongkok di samping Renjun, juga memasang wajah ramah penuh senyuman.
**********
kalian maaf ya lama aupdatenya hehe.
vote yah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYAMAR; HuangRenjun
Short StoryPerempuan desa yang ceria, kuat, dan rendah hati itu bernama Seo Sarang. Ia dibesarkan seorang diri oleh neneknya. Hingga suatu hari, tepat ia genap berusia 15 tahun, sang nenek menghilang dari rumah. Ia hanya meninggalkan sepucuk surat yang menera...