Aku Terlalu Baik, katanya

1.1K 14 0
                                    

"Kamu itu terlalu baik, tidak pantas denganku", katanya

Alasan yang mereka sebutkan agar ku tak merasakan sakit yang begitu dalam

Aku yang bersalah, karena telah mencintai orang yang salah

Ku tahu aku salah, memberikan perasaanku kepada orang yang tak memiliki rasa yang sama

Sakit iya, bersedih pun pasti

Tapi pantas ku rasa demikian

Agar ku terlatih sakit untuk menjadi kuat

Kuat menerima hasil akhir dan menjadi lebih pantas

Untuk dia yang memang pantas menerima kebaikanku dengan hatinya


~~~~*****~~~~


"Kamu itu terlalu baik, tidak pantas denganku", katanya. Satu alasan dan mungkin kebanyakan perempuan menggunakan kalimat tersebut untuk menolak seorang laki-laki yang baik dengan tidak menyakiti hatinya. Menolak mungkin dengan alasan si perempuan ini tidak suka jika diperlakukan berlebihan ataukah memang dari awal tidak suka dengan si laki-laki apapun itu, baik dari perlakuannya, bercandanya, ataukah memang jika baru lihat muka si laki-laki sang perempuan langsung bad mood. Entah alasannya apa, dan alasannya berapa, perempuan jika tidak suka yah titik, pasti tidak suka dan akan mencari cara agar bisa menghindari si laki-laki. Cara lembut atau kasar pun dikerahkan. Contoh lembut seperti kalimat tadi, "kamu terlalu baik, aku tidak pantas denganmu", ditambah lagi kalimat, "kamu akan menemukan yang lebih baik daripada aku". Dan masalahnya adalah apa yang akan terjadi setelah kalimat itu terucap? Bagaimana dengan kisahku?

Menjadi baik? Apa yang salah dengan hal itu? Begitulah niat diri ini untuk menjadi pribadi yang baik, apalagi untuk orang yang dianggap penting dalam hidup. Untuk orangtua, keluarga, teman, sahabat, orang disekitarku, dan untuk beberapa orang yang sekedar singgah pun aku baik, apalagi untuk orang yang menjadi pendamping hidupku nanti. Bila kalian menanyakan siapa saja orang yang sekedar singgah dan kebaikan apa yang kuberikan pada mereka? Maka dengarkan curhatan hati yang kutuliskan, lebih mengarah pada bagaimana hati menerima kalimat semanis "kamu terlalu baik, tidak pantas denganku".

Kalian sudah tahu bahwa diriku mudah jatuh cinta dengan perempuan yang sesuai dengan kriteria. Dan mencinta tentu saja kita mengerahkan segala yang kita punya untuk dia. Waktu, pikiran, tenaga, atau apapun yang bisa kita berikan agar membuat hatinya senang. Waktu yang kita ingin habiskan bersamanya. Pikiran yang cuma ada dia. Dan itu semua butuh tenaga dan mungkin harus mengeluarkan beberapa lembaran uang untuk membeli sesuatu untuknya. Melakukan sesuatu yang seromantis mungkin untuk mendapatkan perhatiannya dan tentu saja yang diharapkan dapat memilikinya. Karena mencintai seseorang tanpa memiliki itu seperti menggemgam air. Kita seakan-akan menggenggamnya, namun sebenarnya dia tidak berada digenggaman. Begitulah diriku, mencintai orang yang salah dan memberikan perasaanku pada orang yang tak memiliki rasa denganku. Sakit bukan? Sakit sih iya, namun diawal saja, apabila kamu dapat menyikapinya dengan baik. Anggap saja sebuah latihan untuk melatih hatimu terluka, karena tidak semua apa yang kita inginkan bisa kita dapatkan.

Aku pernah memiliki rasa dengan seseorang yang lebih dewasa. Awalnya biasa-biasa namun ada sesuatu yang kurasa bahwa berbeda. Mulai dekat ketika aku menemukan dompet lamanya yang berisi kartu identitas, surat kendaraan, dan yang lebih menyita perhatianku adalah foto SMA-nya yang kurasa manis juga. Kukembalikan dompet kakak, begitulah panggilanku padanya setelah kuberitahu dia di-chat. Dan setelah itu, rupanya aku menyimpan rasa penasaran lebih ingin tahu tentangnya. Semakin aku ingin tahu, semakin dalam pula rasaku. Kucoba dekati, namun masih belum berarti. Rupanya dia sudah memiliki hati yang dia nanti. Pantas saja yang kulakukan, dia hanya menganggap seperti perlakuan seorang adik ke kakaknya, tak lebih. Itulah mungkin karena takut aku tersakiti, akhirnya mengakhiri dengan mengucapkan kalimat sakti, "adik, kamu baik, tapi aku merasa kita tidak cocok, sudahi yah."

Bersedih? Tentu saja. Siapa yang tidak sedih. Meskipun mungkin alasannya baik, tapi tetap sakit. Namun yang pasti, jangan sampai berlarut dalam kesedihan, kita juga harus sakit untuk menjadi kuat. Kuat menerima hasil akhir dan jangan sesali perbuatan baik yang sudah dilakukan. Jangan pernah membenci, karena itu tak baik. Anggap saja sebagai latihan untuk menjadi lebih baik dan menjadi pantas untuk orang yang memang pantas menerima kebaikan kita dengan setulus hati. InsyaAllah aku dan kamu akan menemukannya suatu hari nanti.

~Tama. 

Senja pun ingin berbisik, "Sebuah Perjalanan"Where stories live. Discover now