Kamu adalah Senjaku yang Kusuka

1K 19 1
                                    


Senja pergi, mendatangkan malam yang begitu dingin

Senja pergi, namun tak lupa meninggalkan bintang-bintang kecil untuk menemani

Kali ini senja tak lagi pergi, sebab kau masih disini menemani


~~~~*****~~~~


Senja? Kebanyakan orang mendefinisikan senja merupakan sebuah keindahan. Penampakkan yang mencuri pandangan banyak orang dengan keindahan yang membius hingga ke raga. Warna yang begitu sendu membuat langit tersenyum pilu, menampakkan betapa indahnya di sore itu. Kamu suka senja? Mungkin kamu mengatakan iya. Mengapa? Banyak jawaban yang bisa muncul ke permukaan pada hati yang tersentuh. Menyentuh jika senja mengingatkan akan kenangan indah tempo dulu. Apa senja selalu identik dengan keindahan? Tidak demikian, senja pun tidak hanya bermain-main di rana kebahagian. Dia pun jua sebuah pengharapan. Harapan akan orang yang telah pergi secepat senja menghilang di tepi laut itu kembali lagi dalam pelukan. Jika harapan tak terkabulkan, selamat datang kekecewaan. Kecewa bahwa senja kemarin bukanlah senja yang sama, bukan senja yang kita lihat bersama, hingga ku sendiri yang menjatuhkan air mata. Senja yang ku tahu mengandung berjuta rasa, tersebar dalam luasnya lautan. Tak bisa dibedakan, lautan luka begitu dalam ataukah lautan yang hangat dengan kebahagian. Yang perlu kau butuhkan adalah ruang dengan penuh rasa syukur bisa merasakan jutaan rasa yang diberikan senja kepadamu melalui perantaraan, melalui orang yang kau sayang.

Bagaimana denganku? Aku adalah seorang laki-laki yang dulunya tak tertarik sama sekali dengan hal yang mengandung unsur keindahan seperti senja. Hanya sekedar mengagumi, namun hanya sekejap. Hanya sekilas merasa takjub, namun esoknya itu adalah hal yang biasa-biasa saja. Untuk apa terlena dengan sesuatu yang sekejap menghilang. Untuk apa terobsesi dengan sesuatu yang bisa kau rasakan setiap harinya. Aku tak membenci, hanya saja aku memang tidak tertarik.

Nah, itu dulu. Saat ini ku merasa bahwa senja bukan hanya sekedar keindahan yang cuma melintas. Bukan hanya waktu sebentar yang tak berguna. Namun saat ini, ku merasa bahwa senja adalah gerbang menuju jalan yang terang-benderang di masa depanku kelak. Setelah senja, memang malam yang begitu dingin yang akan menghampiri. Tapi, cobalah kau tengok ke langit setelah senja itu pergi. Senja pergi, namun tidak lupa meninggalkan bintang-bintang kecil untuk menemani sunyinya malammu. Senja pergi, namun tidak lupa memberi bekas senyuman indah pada bulan hingga kau malu jika tak membalas senyuman itu. Kini, aku adalah orang yang berbeda. Senja membawamu kepadaku, untukku. Kalian berdua adalah kehangatan yang menyentuh hatiku.

Kapan aku merasakan perasaan itu? Mengapa tiba-tiba kau muncul tanpa memberitahuku? Tunggu, ku ingin mengingatnya dulu. Ku ingin ingat tempat kita pertama kali bertemu. Meskipun saat itu, sebenarnya kita tak bertemu karena di sudut ruang itu yang kulihat hanya tangan yang kau acungkan sebab terhalangi seseorang yang lebih besar daripada dirimu. Oh, iya. Kita bertemu pertama kali dalam diskusi awal kita di bawah pohon itu. Bukan hanya kita, namun dengan mereka. Dimana aku berdiri dan kau duduk dihadapanku. Saat itu, masih tersembunyi kehangatanmu sebab kau tak terlalu menampakkan aura itu. Ku baru ingat, bahwa cerita kita baru dimulai ditempat yang jauh dari pohon itu. Terlalu banyak cerita yang akan terjadi. Hingga ku tahu saat ini, ku terlalu mengagumi senja sebab dirimu. Karena kutahu, kamu adalah senjaku yang kusuka.

~Tama.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Senja pun ingin berbisik, "Sebuah Perjalanan"Where stories live. Discover now