1 - Ignorned

14.4K 1.1K 50
                                    

Kau bunuh diri agar terkenal, bunuh diri agar tak akan pernah berhenti. Kau pecahkan cermin lain, kau berubah menjadi seseorang yang bukan dirimu --Radiohead

Ernest's POV

Seseorang menekan dada ku berkali-kali dan saat itu udara seakan memaksa masuk membuat air di dalam perut ku keluar lewat mulut, aku bangun terduduk di atas pasir pantai sambil terbatuk.

"Kau baik-baik saja?" Aku menatap cowok berambut coklat, begitu pula matanya, dengan celana renang hitam dan kulitnya yang tan menatap mata ku dan duduk di samping ku. Aku masih terbatuk, dan menatap sisi lain.

Orang asing ini mengusap punggung ku selama aku terbatuk, kenapa aku masih hidup? Apa tuhan membenci ku lalu tidak menerima arwah ku?

"Siapa kau?" Kata ku jutek. Tapi dia tertawa kecil, dan tersenyum mengejek.

"Dimana keluarga mu? Apa yang terjadi pada mu? Aku melihat mu terjun dari jurang," Katanya, dan aku tidak membalas. "Kamu perenang ya? Melompat dari jurang 8 meter tanpa baju renang,"

"tinggalkan aku sendiri," kata ku. "kau hanya akan membenci ku pada akhirnya."

"Aku Cameron," dia mengulurkan tangan nya, mengajak ku bersalaman. "Cameron Dallas"

"Dan aku tidak punya nama," balas ku cepat lalu berdiri mengabaikan tanganya. "Aku butuh untuk sendirian,"

Cameron's POV

"Tentu tidak," Aku ikut berdiri di belakang nya. "Kau membutuhkan seseorang untuk bicara, menerima mu, dan mempercayaimu."

Gadis ini terlihat sangat membutuhkan pertolongan, rambut merah nya seperti tidak pernah di potong di salon, tubuh nya kecil seperti tidak pernah di beri asupan gizi. Sangat tidak terawat. Hanya dengan melihat kondisi fisiknya saja aku tau dia punya masalah dan bertujuan untuk mati.

"Kau tidak tau aku, berhenti bicara. Aku saja tidak kenal kau." Kata nya tanpa berpaling ke arah ku.

"Ya, tentu kau tau nama ku. dan aku tau kau bukan seorang perenang karena kau tidak punya otot." kata ku tertawa kecil.

Lalu dia hanya berjalan lemah menjauh di pinggir pantai.

"Oke," kata ku berteriak setelah ia agak jauh. "Kalau kau membutuhkan ku, aku ada di bar jam 7 malam,"

Aku hanya berdiri meletakan kedua tangan ku di pinggang menatap nya pergi, aku agak khawatir dengan nya walaupun dia orang asing. Aku yakin dia korban pembullyan, dan dia tidak boleh bunuh diri.

Jadi aku rasa aku akan mengawasinya. Ini sedikit berbahaya.

Ernest's POV

Setelah berjalan sekira nya 17 meter, aku memandang jurang yang tadi. Jarak aku terjatuh itu lumayan jauh dari pinggir pantai, kenapa orang itu bisa menemukan ku? Dan untuk apa dia peduli. Padahal aku sudah tidak tahan hidup lagi, keparat. Andai dia tidak datang, aku sudah damai di alam baka sekarang.

↭↭↭

Opposites [c.d]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang