☂☔💦

807 111 51
                                    

Warning : BL/BoysLove/Yaoi. AU. Typo Tak terhindarkan.

.

Warning OTP : Taehyung x Hoseok [VHope]

.

Seperti ejaan lama "Don't like don't read"


.

.

.


Hujan deras mengguyur kota London. Bunyi dentungan Big Ben terdengar mendengung diantara guyuran air. Suhu udara semakin dingin menyusup diantara celah-celah kosong bangunan kota. Orang-orang bergegas pulang untuk segera bergelung di bawah hangatnya selimut. Tapi Hoseok sudah terlanjur panas terlebih dahulu hingga tak dia rasakan dingin. Jari lentiknya dengan mudah mematahkan bolpoint ditangan, melempar benda itu kehadapan dua orang manusia yang kulit wajahnya telah memerah.

"Aku berhenti." Geram Hoseok. Membuat dua orang dihadapannya terkejut seakan baru melihat dullahan.

"Seriously? Hoseok." Seorang yang paling tua diantara mereka meraih tangan Hoseok yang tengah merapikan berkas diatas meja.

Hoseok menyentak tangan orang tersebut tanpa berkata apapun. Ia sobek berkas ditangannya dan memasukan sampah tersebut kedalam sup yang sudah dingin tak terjamah.

"Jung Hoseok, how dare you!!!" Seorang beperawakan matang disebelah orangtua itu berteriak kesal pada Hoseok yang telah membanting pintu cafe.

Di luar Hoseok menghembuskan nafas dengan kasar berkali-kali. Rambut merahnya berkibar tak menentu karena angin kencang. Dengan penuh emosi dia buka payung ditangan kemudian berjalan perlahan meninggalkan cafe. Kepalanya menunduk empat puluh derajat. Tak perduli jika nanti dia menabrak orang. Toh ini sudah sangat malam dan hujan deras, jam kerja telah selesai sejak dua jam tadi, kecuali utuk mereka yang lembur dan membicarakan proyek kerja, Hoseok salah satunya.

Tangan kurus pria berdarah korea itu mengusap wajahnya sesekali. Karena payung yang digunakan tak terlalu mampu melindungi wajahnya dari hembusan rintik hujan, wajahnya ikut basah hingga matanya memerah. Sebenarnya dia tengah menangis, bibirnya terus dia gigit bergantian atas bawah, sesekali bibirnya terpout seperti bibir kucing saat ia menyedot lendir di hidungnya.

"Jasik."

Sesekali juga dia berhenti untuk mengumpat dan menghentak kakinya keatas tanah, hingga air yang dia injak terbang mengenai celana dan sneakernya. Jalanan begitu sepi, karenanya tak ada yang memperhatikan tingkah pria dewasa itu.

"Pabbo Hoseok, hiks." Ia berjongkok dan menelungkupkan kepalanya diantara lutut. Sedikit menyesali ucapannya untuk resign tadi. Padahal dia sudah nyaman dipekerjaannya sebagai pekerja andalan dibidang pemasaran. Upah yang lebih baik daripada saat di Korea, apartemen gratis, karena dibayarkan oleh perusahaan, dan tanggungan makan tiga kali sehari dikantor. Kurang apa pekerjannya. Tapi dua orang diteam kerjanya kali ini sangat menganggu bagi Hoseok. Sudah sering coba melecehkan Hoseok dari kata-kata hanya karena turunan asianya, dan terkadang suka menyentuhnya padahal sudah beristri dan cucu, dan bagian yang paling Hoseok tidak suka adalah saat mereka mendebatnya hanya karena senioritas.

"Eomma aku tak mau disini lagi." Rengek Hoseok. "Aku benci mereka."

"Demi apa Eomma kenapa aku harus bersama orang-orang itu kali ini. Hiks."

Ia mengangkat sedikit kepalanya dan melihat sekitar. "U...untung sepi. Huks."

Akhirnya setelah puas menangis, Hoseok melepas sepatunya dan  berjalan menuju halte yang lampunya terlihat kecil, tapi paling terang diantara gedung-gedung yang telah gelap dan lampu jalan yang remang.

Kiss The Rain [Vhope]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang