Prolog

4 0 0
                                    

"Selamat pagi Om, Tante" sapa Aurel dengan riang pada orangtua Evan, tetangga depan rumahnya.

"Pagi Aurel"

"Evan mana Om?" Ayah Evan yang sedang membaca koran mendongak menatap wajah Aurel yang tampak ceria.

"Masih dikamar. Bangunin gih Rel dia susah banget bangunnya" suruh Ayah Evan lalu kembali fokus kekoran paginya.

Aurel mengangguk semangat lalu menaiki tangga untuk menuju kamar Evan meninggalkan orangtua Evan yang terkekeh melihat betapa semangatnya Aurel dalam merecoki anak laki-lakinya itu.

"EVAN BANGUN. ADA BIDADARI CANTIK YANG BARU SAJA TURUN DARI KHAYANGAN. EVAN!!!" teriak Aurel saat sudah didalam kamar Evan yang tidak terkunci pintunya.

Aurel berdecak malas saat melihat laki-laki yang masih bergelut didalam selimutnya tanpa merasa terganggu sedikitpun dengan teriakan Aurel yang sudah seperti toa masjid.

"Evan ayo bangun" Aurel menarik-narik lengan Evan agar laki-laki itu terbangun. Tapi nampaknya itu percuma karena Evan masih pulas dalam tidurnya meskipun badannya sedikit bergeser akibat tarikan yang cukup kuat oleh Aurel barusan.

Aurel menghembuskan nafasnya perlahan, mengumpulkan tenaganya untuk kembali menarik lengan Evan sampai laki-laki itu terjatuh dari ranjangnya dan berakhir diatas lantai.

"BANGSAT" Teriak Evan kesal.

Aurel mengerjapkan matanya beberapa kali saat Evan berteriak kasar. "Evan, Evan nggak boleh bicara kasar. Nanti Tante Tia marah loh"

"Bodo amat Rel, bodo amat. Kesel gue"

Evan menaiki ranjangnya berniat untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu oleh makhluk astral yang entah bagaimana caranya bisa ada didalam kamarnya ini.

"Evan jangan tidur lagi" lagi-lagi Aurel menarik lengannya membuat laki-laki itu sedikit terhuyung kebelakang.

Dengan geram, Evan mendorong bahu Aurel sehingga punggung perempuan itu menabrak lemari pakaian dan meringis.

"Evan kok ka...." Aurel menghentikan ucapannya saat dilihatnya Evan yang sudah berada tepat dihadapannya dan tengah mengurung dirinya dengan kedua telapak tangan laki-laki itu menyentuh lemari yang ada dibelakang Aurel.

Aurel meneguk ludahnya kasar saat menatap mata Evan yang menatapnya tajam. "Evan mau ngapain?" Tanyanya gugup.

"Siapa lo sampe berani ganggu gue tidur?" Tanya Evan tajam, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Aurel.

"Aurel...tetangganya Evan"

"Cuma tetangga kan?" Evan semakin mendekat membuat Aurel menjadi panik seketika.

"Evan jangan macem-macem ya" ancam Aurel.

"Kenapa kalau gue macem-macem? Ini kamar gue. Gue bebas mau ngapain aja dikamar gue" ucap Evan tenang. Dalam hati Evan sudah ngakak melihat wajah panik Aurel yang sangat menggemaskan.

Aurel kembali meneguk ludahnya dengan susah payah. Sementara Evan semakin bersemangat menjahili perempuan dihadapannya ini.

"MAMAAA"

***


Gimana prolognya?
Semoga suka ya...

#Niisaa

RiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang