hari dimana aku sangat tertekan

61 4 0
                                    

Jumat, 16 Juni 2016

Sya, aku rasa hubungan kita harus berakhir sampai disini. Makasih atas semuanya

Shasya terkejut saat membaca pesan singkat dari Akbar. Shaya tidak percaya kalau Akbar memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang mereka bina selama 9 bulan. Shasya pun langsung menelpon Akbar tetapi telponnya tidak diangkat, Shasya mencobanya berulang - ulang dan tidak diangkat pula, akhirnya Shasya memutuskan untuk membalas pesan tersebut.

Ga, Bar aku ga mau kita putus seperti ini. Semuanya masih bisa kita bicarakan baik - baik. Aku tunggu kamu di tempat biasa sekarang, aku tidak akan pulang sebelum kamu datang

Setelah mengirim pesan singkat tersebut shasya segera bergegas untuk menemui Akbar.

Shasya mengambil tas, lalu pergi keluar kamar. Menuruni anak tangga satu persatu dengan terburu - buru.

Bunda, yang bingung melihat anak semata wayangnya itu terburu - buru langsung menarik tangan Shasya.

"kamu mau kemana, nak?" tanya bunda kebingungan.

"aku ada urusan sebentar bun gosh " jawab shasya dengan napas teringak - ingak.

"sama Akbar?" tebak bunda

"hmm iya iya bun" jawab shasya tanpa pikir panjang, karena yang ada dipikiran shasya hanya pergi ke kafe

"tapi ini magrib, nak" bunda memberi tahu shasya sembari melihat ke jendela

"aku buru - buru bunda, dadah bunda" shasya segera pergi meninggalkan bunda sembari melambaikan tangan

"hati - hati!" ucap bunda, karena bunda menghawatirkan shasya.

Setelah shasya izin ke bunda shasya segera pergi ke kafe dimana ia dan akbar menghabiskan waktu berdua. Shasya menaiki taksi.

_bonjour cafe_

Sesampainya di kafe shasya langsung memesan minum.

"selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" ucap barista kafe itu

"ice red velvet satu" jawab shasya

"silahkan, terimakasih"

Shasya mengambil pesanan minumannya dan segera mencari meja kosong. Kebetulan ada di samping kaca besar dipojokan. Shasya segera duduk dan menunggu Akbar datang.

2 jam berlalu

Shasya mulai gelisah

Shasya mengecek jam, dan ternyata jam menunjukkan pukul 21.00. Akbar tak juga datang.

Shasya menelpon akbar tapi tidak diangkat, pesan yang shasya kirim pun tidak dibalas.

"kemana akbar, kenapa sampai sekarang akbar belum datang?" guman shasya.

Tak lama sosok pria berbaju hitam lengkap dibalut oleh jaket, menggunakan celana jeans dan menggunakan topi datang menghampiri Shasya.

Shasya menoleh ke arah pria itu dan ternyata itu Akbar.

"akbar" ucap shasya dengan penuh harap

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

180¤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang