Aku menginjakkan kaki di sekolah baruku, ya aku sudah Sekolah Dasar.
Lagi lagi aku disekolahkan di SD yang terletak jauh dari rumah padahal ada SD yang lebih dekat dengan rumah.
SDku bernama SDN Banyu Bening.Di SD, pergaulan lebih luas lagi, teman - temannya pun juga lebih banyak daripada di TK, mereka pun sangat asyik dan pemberani serta sangat terbuka bergaul dengan siapapun, mereka supel. Menurutku.
Aku sudah hampir lupa dengan permasalahan misterius teman kecilku dulu. Aku mempunyai teman baru sangat banyak.
Suatu hari Ahfan, Fina, Lita, dan Feri mengajakku untuk bermain skeatboard. Dengan asyik mereka berselancar ria, namun aku baru hendak belajar kali ini.
Ahfan mengajariku dengan menggandeng tanganku, dengan perlahan dilepaskan dan..
Syuttt brakkk !!!
aku terjatuh. Ahfan menolongku dan tiba-tiba handphone Ahfan berdering ia lalu membalikkan badan dan berbicara dengan teleponnya.
Aku mencoba skeatboard lagi dan aku terjatuh karena licin. Lita menolongku persis sama dengan temanku yang menolong saat aku terjatuh terpeleset oleh batu yang licin. Lalu ia mengajariku cara bermian skeatboard, HEBAT! dengan beberapa seluncuran dan bimbingan dari Lita aku sudah bisa.Ahfan setelah menutup teleponnya berteriak "Wil, gimana loe udah bisa gitu? It's impossible.. Oh ya, mungkin karena yang ngajari Lita kali ya.. Hahaha.. "
Aku termenung, jaring - jaring saraf dalam otakku seakan meledak, memorabilia seakan terngiang dalam benakku, fatamorgana dan realita tak bisa kubedakan, BAGAIMANA MUNGKIN INI TERJADI, bagaimana mungkin kejadian ini sama persis ketika aku belajar berjalan dulu.
Aaarrrghhhhhh!!!!!!!!
Tiba-tiba terdengar seperti bisikan pelan suara anak laki-laki "mari bermain bersamaku, William"
Aku berteriak "kalau berani kamu sini, jangan cuma berani sesaat sesaat aja!!!!" Emosiku meledak.Ahfan, Fina, Lita, dan Feri menertawaiku dikira mereka aku sudah tidak waras mungkin. Tak kuhiraukan. Mereka bukan aku. Aku bukan mereka.
Urusan mereka bukan urusanku, berarti mereka juga tak boleh mencampuri urusanku. Mereka tak tau mengapa aku berteriak seperti itu, dan mereka juga tak tau bisikan apa yang barusan aku dengar.Aku lari kearah rumahku melewati jalan raya, dengan tergesa gesa aku lari. Tampak di belakang empat temanku menyusul dengan berlari dan tertawa terbahak - bahak.
Tdhiiinnnnnn!!!(suara klakson truck) Tiiiitttt!!! Tit, titt, tiittt!! (suara klakson motor)
Gubraakkkk!!! Srokkkkk...
Tiba tiba disamping kananku terlihat truck dengan kecepatan tinggi sedang menyalip mobil. Tepat bagian depan truck membentur tubuhku, aku tergeletak lemas di jalan raya, aku masih melihat jelas tubuhku bersimpah darah, dan terdengar teriakan histeris dari pejalan kaki disekitar jalan.
Lagi lagi ia datang, membisikiku "William kuat, aku bersamamu Wil" ku pandangi asal suara itu, mataku meremang-remang, bluuurr, semakin tidak jelass, absurd, abstrak, dan hitam pekat. Aku telah memejamkan mataku.Mengapa kau tak memperlihatkan seutuhnya kepadaku?
Apakah kau berfikir aku akan menyakitimu?
Mustahil
Seseorang yang telah membelajariku cara berjalan dan mengobati lukaku
Tak mungkin akan kusakiti
Namun aku benci
Kau selalu datang disaat saat tertentu
Aku ingin kau selalu ada untukku
Selalu bersamaku,
Tuhan dengarkan..
Tubuhku telah bersimbah darah
Jika Kau beri aku kesempatan untuk hidup
Aku ingin dia selalu bersamaku
Aku ingin bersamanya
Bercanda tawa dan berlarian seperti duluNamun bila Kau tak memberi kesempatan hidup kepadaku,
Tolong jagalah dia Ya Tuhan
Jangan sampai dia tersakiti oleh siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Mereka (tak) Melihatnya?
HorrorJangan heran ketika aku berbicara sendirian, karena mungkin pada saat itu aku sedang bercengkerama dengan sahabatku sejak kecil, Jansen. . Yaa, dia tak bisa dilihat oleh orang lain. Hanya beberapa orang pilihan yang dapat melihat dan berbicara den...