Sekolah

15 3 0
                                    

Awan mendung menutupi cahaya matahari membuat udara sedikit dingin.

"Hei,  menurutmu apa itu mimpi?"

Itulah yg kutanyakan kepada sosok di sebelahku.

'Aah,  bola mata yang indah' entah kenapa mataku tidak bisa berpaling dari matanya. Matanya yang tajam dan tenang, tetapi juga terlihat... menyedihkan.

"Mimpi?" Tanya Reno.

"Maksudmu, bunga tidur?" Lanjutnya dengan polos.

Memangnya aku anak kecil yang menanyakan tentang bunga tidur? Aku merasa sedikit kesal dengannya.

"Bukan!" sahutku sedikit marah.

"Ohh.. Mimpi yang itu kah?" Entah kenapa aku melihat ekspresi wajahnya menjadi dingin.

Apakahnya aku menanyakan sesuatu yang salah?

"Mimpi itu.. sesuatu yang kau inginkan menjadi kenyataan bukan?" Jawabnya.

"Pernahkan kau berpikir, aah aku ingin itu. Atau aku ingin menjadi itu. Ya kan?" Tanyanya. Reno tersenyum kepadaku. mungkin tadi hanya perasaanku saja yang merasa ekspresinya sedikit dingin.

"Apa kau juga mempunyai mimpi?" Tanyaku. Lagi.

Kenapa aku sangat penasaran dengannya ya? Aku juga tidak tahu. Padahal kan aku baru bertemu dengannya. Atau mungkin karena baru bertemu dengannya jadi ingin mengetahui tentangnya? Wajar bukan jika ingin tahu seseorang yang baru kita kenal?.

Samar-samar bisa melihat badan Reno yang tiba-tiba menjadi kaku. Juga ekspresinya yang terlihat terkejut.

Aku mengerutkan keningku. Mengapa dia sangat terkejut? Kupikir pertanyaanku wajar dan bukan pertanyaan yang membuat orang terkejut.

Ada jeda diam beberapa detik sebelum Reno membalas pertanyaanku.

"Hei, memangnya aku ini sedang diwawancarai? Dari tadi kau bertanya terus!" Gerutunya.

"Oh maaf, hehe" balasku.

Aku menongak, entah sejak kapan awan mendung sudah mengumpul di langit.

"Sepertinya mau hujan. Kalau gitu aku pulang dulu ya"
Aku berdiri dari kursi taman dan berpamit pulang

"Oh iya, apa rumahmu juga daerah sini? Tidak apa-apa kau pulang sendiri?" aku sedikit cemas dengannya. Yaa kau tahu kan? Reno memakai kursi roda.

"Jangan samakan aku dengan anak kecil! Aku bisa pulang sendiri" jawabnya dingin.

"Oh gitu, ya sudah" Kenapa ia sangat dingin denganku? Huh!  Membuatku kesal saja. Aku berjalan meninggalkan taman.

"Ternyata kau pendek ya" Teriak Reno dengan nada mengejek.

Apa katanya? Tadi aku tidak salah dengar kan? Pendek?

Dengan cepat aku membalikkan badanku dan berjalan cepat ke arah Reno.

"Tadi kau bilang apa?" Tanyaku dengan nada marah.

"Pen-dek" Jawabnya dengan penekanan yang di sengaja.

Jawabanya membuatku semakin marah.

"Hah? Memangnya tinggimu berapa? Paling juga tinggimu tidak sampai 170 centimeter kan?" Tanyaku membalas ejekannya.

"178"

Ugh. Aku merasa kalah. Aku sangat kesal melihat ekspresi wajahnya yang penuh kebanggaan.

"Kau sendiri? Tinggimu paling tidak sampai 160" balasnya mengejekku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang