Apa itu mimpi?

30 4 1
                                    

Tercium wangi ayam goreng dengan sayur bayam yang khas di suatu ruangan. Tentu saja wangi itu masuk kedalam penciuman gadis yang sedang duduk di meja makan, meminum susu stoberi kesukaannya. Disampingnya pria paruh baya yang sedang melihat ponsel pintarnya dengan serius, sepertinya ia sedang melihat video olahraga kesukaannya. Entah apa yang membuatnya sangat suka olahraga tersebut hanya dirinya dan Tuhan yang tahu.
Di depan seberang tempat duduk gadis itu terdapat gadis cantik berambut sebahu yang sedang memakai earphone mendengarkan musik kesukaannya di ponsel.

Haah! Sang gadis yang sangat menyukai stoberi menghela napas.

"Ibu... masih belum selesai masaknya? Aku sudah lapar." Gerutunya sambil memegang perutnya.

Sang ibu hanya berkata "sebentar lagi" dengan nada lembut.

Hari minggu ini seperti hari-hari minggu yang lalu. Di pagi hari mereka sekeluarga sarapan pagi di meja makan.

Sebenarnya ia sudah sangat lapar dan perutnya dari tadi mengeluarkan suara suara yang menandakan bahwa kini perutnya telah kosong. Tetapi, tak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu ibunya selesai memasak.

Disaat makanan tersedia di meja makan, dengan cepat gadis itu mengambil piring, menyendok nasi dan lauk pauk yang menggoda selera.

"Fio, jangan lupa berdoa dulu" ingat ibu gadis itu.

Gadis yang dipanggil Fio itu segera berdoa lalu dengan cepat menyantap makanannya.

"Ayah jangan hanya melihat ponsel dan Sarah jangan mendengarkan musik saja, berdoa lalu cepat sarapan dulu" Kata Ibu sambil menyendok nasi untuk suaminya.

Ayah dan gadis berambut sebahu yang diketahui bernama Sarah segera menuruti perintah sang Ibu. Mereka memasukan ponsel ke dalam saku masing-masing. Lalu berdoa dan menyantap makanan.

"Seperti biasa, masakan Ibu memang sangat enak!" puji Sarah.

"Iya, iya, terima kasih atas pujiannya." Ibu tersenyum membalas pujian Sarah.

Di tengah-tengah saat mereka makan. Sarah bertanya
"Hei Kak, sekarang kan Kakak sudah kelas 3 SMA, Kakak berencana kuliah dimana dan jurusan apa?"

Mendengar pertanyaan itu, Fio yang tadinya mengangkat sendok berisi nasi dan segera ingin memasukan kedalam mulutnya berhenti. Menurunkan kembali sendok keatas piring. Ada jeda yang lumayan lama, bukannya menjawab pertanyaan adiknya, Fio hanya berdiam, memandang makanan didepannya. Entah kenapa ia jadi tidak selera makan.

Sarah yang melihat keanehan tersebut kembali bertanya "Kak?"

Tersadar akan suara Adiknya ia segera menatap Sarah "Hm... Belum Tahu. Hehe" Tertawa kecil.

"Ohh.." balas Sarah.

Fio berdiri dari kursinya. Ayah yang berada disampingnya bertanya "kenapa? Kau sudah selesai makannya? Padahal masih tersisa nasi di piring"

"Iya" Tersenyum.

"Aku sudah kenyang" jawabnya.

Fio berjalan ke arah pintu rumahnya, memakai sendal merahnya dan berpamitan kepada keluarganya.
"Ayah, Ibu, aku keluar sebentar ya. Ingin ke taman".

"Hati-hati ya" teriak Ibunya.

"Iya" Teriaknya.

▶▶▷◁◀◀

Udara pagi di hari minggu memang menyegarkan. Apalagi jika habis hujan, wangi air hujan bercampur dengan tanah dan dedaunan sangat menyegarkan. Fio sangat menyukainya. Yah, walaupun sekarang tidak hujan.

Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang