Prolog

171 4 0
                                    

Angin dingin berhembus, membuat daun-daun bergemerisik di penghujung musim gugur yang sepi di Brisbane. Dua anak kecil sedang duduk di ayunan di sebuah taman, menertawakan sesuatu.

"Isaac? Promise me you won't leave me." ucap sang gadis kecil kepada anak laki-laki di ayunan sebelahnya.

Isaac, anak laki-laki itu tersenyum mendengar perkataan sahabatnya.

"Why would I want to leave you? I promise I won't." ucapnya mengulurkan tangan mungilnya kepada sahabatnya, yang langsung disambut dengan balasan senyuman. Mereka berayun pelan sambil bergandengan tangan, mengabaikan udara yang semakin dingin seraya matahari meredupkan sinarnya.

"Isaac?" panggil seorang wanita dari teras rumah tepat di sebelah taman. Ibunya Isaac, Melissa. Ia menghampiri kedua bocah dan tersenyum sedih begitu melihat keduanya bergandengan tangan.

"Isaac, let's go home, it's getting cold out here." ajaknya sambil merangkul Isaac yang sudah beranjak dari ayunannya.

"Yes, Mom"

"You better go home too, Allison." ucap Melissa kepada si gadis kecil, Allison, dengan ramah.

"Yes, Mrs. Hemmings. See you later, Isaac." ucapnya tersenyum kepada Isaac.

Isaac mengangguk dan melambaikan tangan, "Bye, Al!"

Setelah balas melambai, Allison berlari kecil menuju rumahnya, berlawanan arah dengan rumah Isaac, seiring dengan matahari yang terbenam.

-

"Hey!" sapa Allison, mengagetkan Isaac yang sedang melamun di kursi taman keesokan harinya.

"Al, you're late!" protesnya begitu Allison duduk di sampingnya.

"I know, I'm sorry. My mom made me do my homework before i can see you." ucapnya sambil cemberut.

"It's okay. But.. I have to tell you something." ucap Isaac, menoleh ke arah Allison. Raut mukanya tidak bisa dibilang senang. Maka pasti bukan berita bagus yang akan disampaikannya.

"What is it, Isaac?" tanya Allison mengerutkan kening.

"I.. Do you remember my brother, Luke?" tanya Isaac. Segera Allison mengangguk. Adiknya Isaac, Luke namanya, ia bersama ayah Isaac. Ia sering sekali bercerita tentang adiknya ke Allison. Bagaimana bisa ia lupa?

"Of course I remember. Why?" ucap Allison.

Isaac menghela napas panjang. Bibirnya begetar ketika akan bicara.

"Luke had an accident yesterday. Apparently he's in coma right now. I have to go see him." ucap Isaac. Raut mukanya gelisah, tangannya berkeringat walau udara hari itu cukup dingin.

Selama beberapa saat Allison tidak merespon. Isaac menengok ke arahnya karena itu.

"Al you okay?" tanya Isaac.

"Yeah, yeah. I'm okay. His condition must be pretty bad." ucap Allison.

Isaac mengangguk. "That's why I'm gonna leave for him this evening." ucapnya kemudian. Segera Allison menatap Isaac.

"This afternoon? You said you won't leave me?" tanya Allison. Ada nada memohon dalam suaranya.

"But I have to, Al. I'll come back soon. I'll come back I promise" janjinya.

Allison masih menatapnya berberapa saat lagi sebelum merespon,

"But promise me you'll come back"

Isaac mengangguk dan tersenyum menenangkan.

"I promise, Al. I'll be back for you" ucapnya nyengir.

Senyum mengembang di wajah Isaac, diikuti senyuman di wajah Allison.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Try HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang