Chapter 4

11.4K 489 27
                                    

Media : Raisa - Jatuh Hati

"Jangan takut bermimpi. Karena satu diantara jutaan mimpimu suatu saat akan terwujud."

----


Sudah beberapa hari Thalia bekerja di perusahaan Rayhan, dan sudah banyak yang ia ketahui, meski terkadang ada kesulitan. Ia pun mengiyakan tawaran kuliah yang di ajukan perusahaan untuk menunjang karirnya.

"Lia, saya keluar dulu. Mau bertemu teman lama dan akan kembali setelah makan siang. Jadwal saya kosong kan?" kata Rayhan dari balik ruangannya.

"Iya, pak. Hanya ada meeting dengan para investor jam dua siang nanti." Jawab Thalia.

"Ah sayang ya kamu sibuk. Padahal saya bisa ajak kamu," gumam Rayhan.

"Kenapa, Pak?" tanya Thalia yang samar-samar mendengar ucapan Rayhan.

"Ah, enggak! Saya pergi dulu ya. Dan kamu jangan lupa makan siang,"

Ada desiran aneh di hati Thalia saat bosnya berkata demikian.

"Aish, Lia. Jangan aneh-aneh!" Thalia menepis pemikiran tersebut.

****

Waktu menunjukkan pukul duabelas lebih tigapuluh menit. Setelah berkutat dengan bermacam-macam dokumen, Thalia meregangkan tubuhnya dan mengeluarkan kotak makan dari dalam tasnya. Tak ada larangan makan di ruangannya, kecuali saat jam bekerja. Dan Thalia lebih suka membawa bekal daripada pergi ke kantin perusahaan atau sekedar pergi ke restoran. Menghemat pengeluaran, terlebih ia belum genap sebulan bekerja.

Cah kangkung dan ayam goreng menjadi menu makan siangnya kali ini. Ia tersenyum menatap makanan di hadapannya. Namun baru saja ia mengangkat sendoknya, terdengar teriakan dari ruangan Rayhan.

"Hey monster! Where are you?" teriak seorang gadis kecil.

Thalia buru-buru menghampiri gadis kecil itu.

"Hai," sapa Thalia.

"Hallo kakak cantik. Apa kakak lihat monster?" tanya gadis itu dengan nada yang menggemaskan.

"Monster? Ini kantor, sayang. Gak ada monster. Kamu cari siapa?" tanya Thalia lembut.

Gadis kecil di hadapan Thalia memang sangat menggemaskan. Usianya sekitar lima tahunan, namun anaknya terlihat sangat cerdas. Dan Thalia tak bisa menyembunyikan rasa gemasnya, ia mencubit pelan pipi gadis kecil itu.

"Kakak magang disini ya?" tanya gadis kecil Itu seolah paham tentang pekerjaan.

"Enggak. Kakak kerja disini," jawab Thalia.

"Ah kakak masih kecil gini masa udah kerja?" gadis kecil itu semakin kepo.

"Kakak udah gede kok, sayang," Thalia mengacak rambut gadis kecil itu gemas.

Thalia boleh berbangga, karena di usianya yang sudah hampir menginjak kepala dua masih terlihat seperti anak SMA.

"Tapi kakak imut," puji gadis kecil itu lagi.

"Tapi imutan kamu kok." Kekeh Thalia.

Setengah jam sudah Thalia meladeni gadis kecil menggemaskan yang mencari monster ke ruangan bosnya. Ia hampir kehabisan waktu makan siangnya.

"Oh iya, kamu kok bisa ada disini anak manis?" tanya Thalia lembut.

"Hampir lupa," gadis kecil itu menepuk jidatnya.

Big Boss and Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang