Keputusan

2.9K 299 47
                                    

Miya merasa sepi. Biasanya di saat saat senggang ini ia akan chattingan dengan Layla, Odette, dan Natalia.

Tapi akibat acara ulang tahun si Lance. Miya mengalami masa masa kesepiannya.

Dia butuh seseorang. Seseorang yang menjadi pelampiasannya, keluh kesanya, dan menemaninya.

Miya pun jatuh tertidur saking lelahnya memikirkan masalah itu.

.

Miya mengayuh sepedanya pelan dan tak semangat. Setibanya di parkiran tak sengaja Miya dan Layla bertemu pandang.

Layla hanya menatap Miya dingin dan tak bersahabat. Melihat itu Miya hanya menatap kepergian Layla sendu.

"Maafkan aku, Layla." Gumannya.

Miya melangkahkan kakinya lambat lambat. Sayup sayup ia mendengar para penggosip mulai mengunjing.

Biasanya Miya tidak ambil pusing, namun ketika namanya disebut reflek Miya mendekati sumber suara.

"Miya menjijikkan ya ? Katanya, dia nikung sahabatnya sendiri."

"Biasa cewek matre emang begitu. Ngincar cowok berdompet tebel nggak perduli tuh cowok kecengan sohib sendiri."

Perlahan air mata Miya turun.

"Bu-bukan...," Ujar ingin membantah.

"Kau tau ? aku melihat Miya dekat dekat dengan Alucard beberapa hari ini."

"Dan, Alucard adalah doinya Layla."

"Sadis amat tuh Miyauw garong!" Ejek mereka lalu tertawa atas nama ejekkan Miya.

Miya pergi dari sana. Ia tak mau mendengar lebih lanjut gosip mengenai dirinya.

"Pagi, Miya!" Sapa Lesley ke Miya. Miya hanya mengangguk.

"Kau terlihat pucat Miya ? Ada apa ?" Tanya Freya sang ketua kelas. Miya tersenyum lalu menggelengkan kepala tanda ia tak apa apa.

Miya mendudukan tubuhnya lelah.

Alucard menoleh menatap Miya lalu membuang muka ke arah lain.

"Miya kudengar kau di tembak sama Lance? Iya ya Miya ?" Tanya Ruby sambil ngelirik lirik ke arah Alucard yang ateng di mejanya.

"Ya." Jawab Miya lemah.

"Benarkah ? Apakah rumahnya memiliki kolam renang yang luas ?" Tanya Freya bersemangat.

Miya tersenyum melihat Freya yang terobsesi dengan kolam renang.

"Beb, kau tak berencana pergi kesana untuk berenang kan ?" Tanya Zilong cemburu.

"Rencana sih Iya, kalau perlu aku akan menginap di rumahnya." Ujar Freya bersemangat.

"Kita tidur bersama, Nggak Miya ? Terima aja sih Lance itu biar kita bisa berenang bersama!" Seru Freya membuat Zilong tambah bad mood.

"Nggak cukup kolam cintanya babang zilong wahai dek Freya ?" Tanya Clint.

"Nggak! Gak butuh! Pergi aja sana ama cewek tukang pln itu." Ujar Freya ngambek.

Melihat tingkah ketua Kelas dan gombalan alay clint entah mengapa membuat mood Miya bagus lagi.

Miya bahkan tersenyum geli mendengar kata kata alay Clint.

Setelah melewati seharian penuh dengan teman sekelas, Miya tetap merasa ada yang hilang.

Kehilangan sahabat lebih menyakitkan dari pada di cueki teman sekelas. Miya ingin minta maaf, tapi ia harus memberi space untuk mendinginkan kepalanya.

Hidden Feeling [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang