The feeling convered

4K 348 131
                                    

Alucard menatap wajah Miya yang terlelap. Sekarang mereka di UKS, gara gara reaksi nggak elit dari Miya membuat mereka berakhir disini.

"Apakah aku harus menciummu dulu agar kau bangun, Tuan putri ?" Tanya sakartis.

Dia tau Miya sudah sadar. Tapi cewek abstrak itu enggan membuka kelopak matanya.

Miya langsung bangkit mendengar alarm bahaya.

"Apa lihat lihat ?" Ujar Miya ketus sambil menyilang area dadanya. "Dasar mesum!"

"Aku juga nggak tertarik dengan dada rata seperti kamu. Rata seperti tutup gelas," Balas Alucard cuek mengalihkan pandangannya.

"Walau begitu aku tetap kekasihmu kan ?" Ujar Miya jahil. Walau begitu ia masih sepenuhnya percaya mereka adalah sepasang kekasih.

"Ya. Karena, aku kasihan saja." Ujar Alucard bercanda. Tapi bagi Miya itu memiliki arti lain

"Kau menyesal menjadikanku sebagai kekasihmu, Alu ?" Tanyanya sedih.

Alucard menoleh lalu menatap mata Miya lebih intens.

"Nggak juga," Balasnya malu malu.

"Ceritakan Alu! Kenapa kau sampai mau menerimaku ? Apakah ada unsur pemaksaan di dalam sana ?" Desak Miya masih belum puas jawaban Alucard.

"Dengar! Aku mulai tertarik padamu pada hari pengumuman hasil test masuk sekolah. Awalnya ku kira kau menatapku seperti fansku lainnya, tapi aku salah." Jeda Alucard lalu mengenggam tangan Miya.

Miya langsung memerah.

"Kau menatapku seperti anak kecil yang iri ke temannya yang punya mobil main bagus. Kau selalu mendedikasikan diriku sebagai sainganmu," Ujar Alucard menerawang pertama kali mereka berdua ikut olimpiade Kimia.

"Kapan perasaan sukamu muncul Alu ?" Tanya Miya lagi.

"Ketika kau menanyakan 'kau punya pacar' itu. Entah mengapa itu memiliki damage yang besar terhadap diriku," Ujar sebari tersenyum.

'Kyaaa tampannya!' Batin Miya salah fokus.

"Jangan menatapku lapar seperti itu, Miya. Apa aku terlalu tampan ?" Tanya percaya diri sambil menaik turunkan alisnya plus senyuman menggoda.

Miya langsung memerah. "Lanjutkan, Alu."

"Lanjutkan apa ? Membuat anak ?" Tanya bingung.

Pletak

"Apa yang kau pikirkan hah ?" Ujar Miya galak. Wajah memerah.

"Bercanda Miya. Tapi aku nggak masalah kok." Ujar menyeringai licik.

Miya langsung cemberut. Ternyata cowok dingin dan pedas bagai bon cabe ini bisa mesum juga tenyata.

"Polos itu relatif, dan mesum itu mutlak bagi cowok." Jawab Alucard mantap.

"Dasar otak mesum!" Ujar Miya kesal sambil cemberut sedangkan Alucard tertawa melihat reaksi lucu Miya.

'Kalau reaksi kamu begitu terus Miya jangan salahkan aku terlihat seperti orang mesum. Entah mengapa melihat cemberut dan kesal membuat dirimu berkali kali lipat imutnya' Batin Alucard jujur.

"Ceritakan saja kelanjutan cerita mu, ya ?" Pinta Miya sambil mengedip ngedip ke arah Alucard.

"Nggak." Tolak Alucard pendek. Membuat Miya cemberut.

"Pelit." Cibir Miya.

"Biarin. Kan nggak rugi," Balas Alucard menyebalkan.

.
Alucard pov

Hidden Feeling [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang