Part 1

50 6 3
                                    

➖Silahkan Tinggalkan Jejak Jika Kalian Menikmati➖

.
.
.

-▪-▪-▪-▪-▪-▪-

-Tokyo,23.20

Seperti biasa, saat ini ia membutuhkan coklat panas untuk memperbaiki moodnya. Dibully oleh teman sekelas adalah hal buruk. Apalagi mereka melakukannya hanya karna hal sepele.

'hanya karna aku lebih perfect dari mereka, cih. kekanakan sekali' batinnya

ya dia Jovan kazuki anak pengusaha kaya raya yang berasal dari Osaka. Dia tampan , berbakat, dan kehidupan nya mapan siapa yang tak iri ?.

Ia pergi ke Tokyo untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Dan belajar mandiri mungkin(?).

Kau tau, dia anak tunggal dan akan menjadi pewaris perusahaan ayahnya, tapi kenapa dia harus jadi budak untuk teman- temannya ?. Apa dia bodoh ? kenapa tidak gunakan kedudukan orang tuanya saja untuk menyingkirkan mereka ?.

Asal kalian tau, dia benci orang-orang yang gila akan pangkat!. Apa lagi menggunakan orang tua untuk menyelesaikan masalah mereka. Bukankah itu sudah cukup untuk menjadi alasan kenapa dia tidak melakukannya ?.

Ditambah ia benci darah dan hal-hal yang berbau amis. Ia akan mual, tapi it's okay jika itu hanya darah luka , tapi tidak untuk darah korban kecelakaan dan pembunuhan.

.
.
.

beep beep

"yes mom?" kata pertamanya, setelah menggeser tombol hijau pada layar handphone nya.

"..."

"ah~aku akan kembali ke osaka pada liburan sekolah nanti."

"..."

"baiklah ,sampai kan salamku pada ayah"

- tut -

kurang lebih itulah percakapan mereka.

Tujuannya hampir sampai, mungkin beberapa gang lagi. by the way salju malam ini tak sederas kemarin malam, apa mungkin besok suhu udara juga tak sedingin kemarin ? ah ntahlah.

.
.
.

###

Tokyo,23.30
-gang kecil

"Akkkhhh hentikan..akh..aku akan berikan apa yang kau mau" suara ini...

"asal kau tau, kau cukup untukku. Tetap lah merintih dan memohon ampun padaku"

satu sayatan mendarat dipipi korban, ah mungkin itu kurang. Ia tambah kan lagi, dari ujung bibir ia robek sampai pipi belakang.

'wahh ini karya sastra yang indah' batinnya.

"ck kenapa dia menelfonku"

-▪-

"ya bos ?"-pembunuh bayaran.

"berhenti lah bermain-main dan cepat lah pergi ke markas. sekarang!".- unknown

"ya baiklah"

-tut-

"yups ini yang terakhir"-satu tancapan benda tajam itu berhasil mendarat di mata korban.
Kau bisa membayangkan, ketika kau kesakitan ingin berbicara tapi mulutmu sobek. Dan menahan perih dipipi. Akhirnya kau melihat benda tajam itu menuju mata kirimu dan akhirnya gelap. Dia memang keji!.

"wow tontonan yang bagus"

mendengar itupun, si pembunuh langsung berdiri dan siap dengan pisau dengan diarahkan ke sumber suara.

"kau melihat nya bocah ?" suara dingin sang pembunuh.
sedikit terdapat nada mengancam.

"ya tentu"jawab jovan

"apa kau tak takut ? " dia mulai mendekat.

"tidak! untuk apa ?"jawabnya berani.

'bocah ini cukup menarik'
batin pembunuh.

"hmm~ bisa kau lakukan hal itu juga untuk temanku ? akan ku bayar sesuai permintaanmu" -jovan

-end-





-▪-▪-▪-▪-▪-▪-▪-▪-▪-

Maaf jika part satu ini masih pendek. saya ingin lihat reaksi kalian. cerita ini akan lanjut atau tidak.
Thanks Sudah Mampir>.<

Golden Rabbit [ 18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang