Masih terekam jelas dalam ingatannya, di malam musim gugur dengan hamparan laut yang terlihat berkilau. Saat acara perpisahan sekolah mereka diadakan. Semua siswa terlihat bahagia, tertawa tanpa beban dan begitu menikmati waktu kebersamaan mereka. Setidaknya sebelum mereka memulai jalan masing-masing.
Saat itu Jungkook yang tidak begitu menyukai pesta, memutuskan untuk mengasingkan diri ke bibir pantai sembari menikmati hembusan angin malam. Langit terlihat begitu indah dengan bintang yang bertaburan.
Jungkook memejamkan matanya, menikmati setiap hembusan angin yang terasa begitu lembut menyentuh kulitnya. Jungkook menyukai kedamaian yang membuat pikirannya tenang seperti ini.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
Jungkook mendengus begitu suara familiar menyapa gendangnya. Kelopak matanya membuka malas, menolehkan kepalanya ke kiri untuk mendapati figur pemuda yang entah sejak kapan sudah berdiri disebelahnya.
"Bukan urusanmu." sinisnya
Pemuda itu terkekeh sembari memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Memandang lurus kearah hamparan laut yang begitu indah dalam kegelapan.
"Apa cita-citamu?"
Jungkook mengernyit heran. Ini pertama kalinya mereka bicara setenang ini, biasanya setiap mereka bicara pasti akan berakhir menjadi argumen atau pertengkaran sengit. Bisa dikatakan mereka tidak pernah cocok.
"Kenapa tiba-tiba?" Jungkook menjawab dengan nada yang begitu tidak bersahabat. Toh, Jungkook memang selalu seperti ini.
Pemuda itu melirik Jungkook sekilas, "Ayolah, Jung. Sampai kapan kita akan ribut terus setiap bertemu?"
Jungkook memutar bola matanya malas, "Sampai mati." jawabnya acuh.
Setelahnya Jungkook mendengar pemuda itu tertawa kecil, seolah Jungkook sedang mengatakan lelucon. Padahal Jungkook benar-benar serius dengan ucapannya.
"Saat kita bertemu lagi, aku harap kau tidak akan pernah berubah."
Jungkook mengernyit. Kepalanya menoleh untuk memandang wajah teman sekelasnya. "Kau akan pergi?"
Begitu pemuda itu menoleh hingga pandangan mereka bertemu. Jungkook dapat melihat kehampaan di dalam netra tajam lelaki disebelahnya.
Kehampaan yang tidak pernah dimengertinya, namun begitu menyesakkan saat Jungkook melihatnya.
Kehampaan yang mulai Jungkook lihat sejak beberapa tahun yang lalu. Saat orang tua pemuda dihadapannya memutuskan untuk bercerai.
"Taehyung-ah.."
Jungkook tidak tau mengapa bibirnya melafalkan nama pemuda itu, padahal selama ini mereka tidak pernah memanggil satu sama lain dengan nama yang sebenarnya.
Taehyung tersenyum tipis, "Aku akan melanjutkan sekolah ke Jepang."
Setelahnya tidak ada yang bisa Jungkook katakan lagi, bahkan ia tidak bisa mengucapkan salam perpisahannya. Dan di malam hari kepergian Taehyung ke Jepang, Jungkook menghabiskan waktunya untuk menangis.
Jungkook tidak menangis karena kepergian sementara teman kecilnya itu. Namun ia menangis karena Taehyung pergi dengan tatapan kehampaan yang membuatnya menjadi khawatir tanpa alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Daddy
FanfictionBahasa ㅡ Romance ㅡ BOYS LOVE ㅡ TaeKook 17+ Jeon Jungkook memiliki teman kecil yang begitu nakal dan menyebalkan, namanya Kim Taehyung. Namun Jungkook tidak pernah menyangka dibalik sikap serampangan Taehyung, ia melihat setitik kehampaan dalam sorot...