Menjadi Teman?

29 7 2
                                    

"ku bilang, jatuhkan pisau yang ada di tanganmu !!!!!" teriak jimin

'prank

taya segera menjatuhkan pisau yang berlumuran dengan darah segar dan langsung terduduk memohon pada jimin.

"jimin-ah, bukan aku, bukan, bukan, bukan aku" ucap taya sambil mencoba meraih tangan jimin tetapi jimin menepisnya dan menendang tubuh taya hingga terjungkal ke belakang. kepala taya membentur ujung ranjang milik kakaknya.

"APA YANG TELAH KAU LAKUKAN?!?!?! kau gila, hah? dia kakak mu bangsat!!!!" jimin mendorong dorong tubuh taya dengan kakinya. taya mencekal kaki jimin dan memelas memohon.

"A aku bersumpah jimin-ah. Bukan aku, bukan aku yang membuat kak uwu seperti ini" taya terus meneteskan air mata. Kepalanya mendongak melihat jimin. Matanya berbinar memohon.

"Pergi" ucap jimin, dingin. Taya diam. Tidak paham akan ucapan jimin yang menyuruhnya untuk pergi.

"Ku bilang, pergi taya. Semuanya akan jadi urusanku. Pergi!!!!" bentak jimin

Taya bangkit dan segera berlari keluar rumahnya sambil terus menangis.














"Shit. Ku kira akan ketahuan"



















Taya terus berlari menyusuri kota seoul tanpa alas kaki. Hingga kakinya tersandung batu dan tubuhnya tersungkur.

Taya meringis, kakinya berdarah. Belum lagi, hidungnya yang terbentur tanah ikut mengeluarkan darah segar.




"Kau?" suara berat itu sudah tidak asing di telinga taya. Taya mendongakkan kepalanya dan mendapati sunbae nya tengah tengah menatapnya bingung sambil memegang secangkir kopi americano.

Taya memeluk kaki taehyung erat lalu kembali meluapkan tangisnya.

"Tolong aku, kumohon"

"Tolong"

"Bukan aku jimin-ah"

"Aku tidak tau apa apa"

"Percayalah padaku"

Taya terus meracau tidak jelas. Orang-orang disekitar mereka mengalihkan pandangan ke arah taehyung dan taya. Menatapnya jengah.

Taehyung berjongkok, menyimpan kopinya sembarang dan meraih kedua tangan taya yang kemudian dia genggam erat. Taehyung meneliti wajah taya, lalu fokus pada hidung taya yang mengeluarkan darah. Taehyung mengusapnya pelan, dan kembali menatap wajah taya.

"Apa yang terjadi sekarang?" tanya taehyung.

Taya menggeleng kuat lalu tangisnya semakin menjadi.

"Aku bersumpah jimin-ah. Bukan aku" ucap taya yang membuat taehyung semakin bingung. Oh, ayolah. Kenapa Dia harus berurusan lagi dengan gadis ini. Dan siapa jimin?

Taehyung mengalihkan pandangannya pada kaki taya. Taya tidak menggunakan alas kaki di cuaca sedingin ini dan juga kakinya mengeluarkan darah. Tidak mungkin taehyung meninggalkan seorang gadis kecil yang masih menggunakan pakaian tidur, tanpa alas kaki, dan juga terluka di cuaca sedingin ini sendirian di pinggir jalan, dia masih punya sedikit hati nurani untuk sekedar menolong orang lain.

Taehyung menghela nafas kasar. Lalu mengangkat tubuh taya dan menggendongnya bridal style.

"apakah di korea sedang musimnya patah hati ?" ucap taehyung datar

"Kemarin kau terus berteriak nama jeongsan. Sekarang jimin. Kau sungguh menyedihkan. Dipermainkan oleh banyak pria" taehyung berjalan dengan taya yang ada digendongannya.

Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang