[11]

1.1K 131 29
                                    


"Oh, hai"

Jongin mengaggetkan Yuri saat wanita itu berbalik dengan botol limun ditangannya. Lelaki yang tampaknya lelah itu sudah mengganti baju latihannya dan menyeret Yuri menjauh dari keramaian. Yuri sih tidak apa apa.

"Jadi?"

"Kau lihat kan tadi?" Mereka berdua duduk dipojok cafeteria, mengabaikan tatapan beberapa staff.

Yuri mengangguk, "Menurutmu apa yang terjadi dengan mereka berdua?"

Jongin memutar mutar tutup botol limun Yuri, dia memikirkan kejadian beberapa jam lalu, saat Sehun seperti panic melihat Yoona mendapatinya berbicara dengan Jessica dan tatapan menghakimi wanita itu. Sebenarnya, Sehun sudah merecoki Jongin untuk menemaninya minta maaf pada Jessica. Hal yang membuat Jongin sebal karena dia harus meninggalkan tariannya untuk hal tidak berguna seperti itu.

"Tidak tahu"

"Jadi begini" Yuri menghela nafasnya dan memainkan jari jari tangannya, "Aku berpikir, apa mungkin Yoona sudah berbicara pada Sehun tentang perasaan Jessica?"

Jongin agak terkejut mendengar itu. Masalahnya pasti akan semakin rumit jika itu benar. Tapi Jongin memang sudah memikirkannya. Lagipula, jika Yoona belum memberitahunya, memangnya Sehun itu bodoh apa? Orang orang diruangan itu kemarin sadar dengan jelas kalau Jessica have a feeling toward Sehun.

Lagi lagi dengan Jessica. Jongin sebal sekali dengan wanita yang satu itu. Sebenarnya dia juga tidak mengerti kenapa dia bersikap seperti itu pada Jessica. Seingat Jongin, Jessica bahkan tidak pernah benar benar berbicara dengannya. Tapi melihat wanita itu membuat Jongin kesal. Apa mungkin karena perasaannya pada Sehun? Kan dia sudah bilang, perasaan wanita itu mengganggunya dengan cara yang tidak bisa dia mengerti.

Sebenarnya Jongin tidak mengerti apa pun. Mereka tahu jika Sehun dan Yoona adalah sepasang kekasih yang memilih backstreet. Mereka sudah menebak alasan untuk itu dan kemungkinan lainnya. Tapi Sehun ataupun Yoona benar benar saling mengunci rahasia itu rapat rapat. Mereka menutupnya, enggan membukanya. Apa yang terjadi diantara keduanya tidak pernah diketahui. Bagaimana hubungan keduanya, atau masalah masalah itu. Semuanya membuat kepalanya pusing.

Jongin kesal sekali. Dia rasanya ingin meneriaki Sehun di depan wajahnya atau mencengkram Yoona dengan tangannya. Apapun itu, agar salah satu dari mereka bicara. Agar Jongin tidak seperti orang gila yang mencari cari ditumpukan jerami. Agar perasaan tak tenang yang menggerayangi nya sirna. Jongin kesal karena banya kata tidak mengerti yang rasanya sanggup membuatnya memakan orang hidup hidup.

Yang lebih membuat kesal, dia tidak tahu kenapa dia repot repot mengurusi hal seperti ini.

"Yuri Noona" dia mendesah, "Menurutmu, kenapa kita memaksa melakukan ini?"

"...."

Wanita itu menunduk. Memainkan jemarinya. Tertohok dengan jawabannya, "Aku benci mengatakannya, Noona. Tapi mereka tidak mengizinkan kita masuk"

"..."

Dia masih diam. Kenyataan itu merenggut semangatnya dengan cepat. Yuri sendiri tidak mengerti dengan dunia ini. Dia tidak mengerti dengan Sehun dan Yoona. Dia dan Jongin bersikap seperti Sherlock Holmes tapi mereka berdua lebih lihai daripada yang dia pikirkan.

"Yang paling penting adalah, apa yang akan kita lakukan setelah ini?" daribalik helaian rambutnya, Jongin bisa melihat keraguan itu nyata di wajah wanita dihadapannya, "Apa kita akan diam saja? Apakah kita akan membiarkan mereka menjalani apa yang telah mereka pilih? Atau kita akan bertidak dan membocorkan semuanya? Atau kita akan bersikap seolah olah kita berdua tidak pernah terlibat dalam permainan ini?" karena Jongin hanyalah anak muda yang penuh dengan keraguan.

Hidden SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang