Part 13 : You Will Regret

185 10 14
                                    

Pagi menyinsing tapi Buyoung masih bergelut dengan selimutnya. Tidak memperdulikan alarm yang mengganggunya.

Lee ajhumma sedang mencoba membangunkan nona muda ini. "Nona... nona.." tepukan dibahu pun hanya ditolak dengan geraman.

"Nona, apa anda tidak pergi ke sekolah? Ini sudah 7.30 KST"

"Hah... baru 7.30 ajhumma..." sambil menarik selimutnya.

Namun matanya langsung terbuka "Hah apa.. 7.30. Astaga aku terlambat sekolah... arrrrgggh"

Dengan panik, Buyoung masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi. Menyambar seragam dan tas sekolah. Berlarian di tangga, menyambar roti di meja danengejar bus dihalte.

Apalah daya Buyoung yang tidak cukup memiliki waktu. Sekeras apapun dia berlari, ternyata bus sudah melaju kencang dikejauhan.

Mau tidak mau, Buyoung berlari menuju sekolahnya. Namun Jinwoon saem sudah berdiri didepan gerbang dengan tongkat ajaibnya.

"Saem ku yang tampan, tolong bukakan pintu gerbangnya yah"

"Ck.ck.ck, kau memuji saem-mu ini disaat-saat kritis. Tidak kau tidak ku izinkan masuk kelas. Kau tidak tau ini jam berapa? Ini 8.20 KST. Aku hanya memaklumi 15 menit keterlambatan masuk kelas."

Dengan menyatukan kedua tangan didepan dadanya "Saem aku mohon. Aku tidak ingin absen hari ini. Yah.. yah..." Tetap menggosok tangannya.

Sambil berpikir "Baiklah.. tapi kau harus memompa bola basket di ruang olahraga."

Dengan senyuman gulanya Buyoung mengangguk dan segera masuk ke sekolah setelah pintu gerbang dibuka.

"Terima kasih saem."

Berjalan cepat menuju ruang olahraga. Dengan segera Buyoung mengambil pompa udara dan memeriksa bola-bola basket yang membutuhkan tambahan udara.

Saat bola yang butuh dipompa tersisa 2 bola, Buyoung merasa kehausan. Sambil menimbang-nimbang keadaan, dia memutuskan membeli air mineral dikantin terlebih dahulu untuk mengatasi dahaganya dan kemudian melanjutkan kembali hukumannya.

Namun terjadi hal yang tak terduga. Nayoung yang baru saja dari toilet melihat Buyoung keluar dari ruang olahraga. Dia segera masuk keruang tersebut dan melihat bola-bola basket yang berantakan. With her evil brain, dia menebak Buyoung sedang dihukum untuk memompa bola basket itu. Nayoung dengan jahatnya, membuka penutup udara pada setiap bola basket. Dia mengempaskan semua bola basket yang sudah dipompa Buyoung. Dan langsung pergi seperti tidak pernah melakukan apa-apa.

Saat Buyoung kembali, dia melihat bola basketnya berceceran dilantai.

"Apa apa-an ini. Kenapa semua bolanya begini. Ya tuhan.. siapa yang tega melakukan ini padaku." Buyoung tidak bisa melakukan apa-apa selain memompa bola-bola itu kembali.

Setelah hukumannya terpenuhi, dia menuju ke kelas. Saat itu pula, jam istirahat berbunyi. Dengan lunglai Buyoung masuk ke kelasnya.

"Oo... Buyoung kau baru masuk kelas? Aku kira kau absen hari ini". Belum juga Buyoung duduk, Kara sudah menyapa dengan pertanyaan.

Dengan tertawa kecil Buyoung menjawab, "Aku bangun kesiangan dan telat menuju sekolah. Akhirnya Jinwoon saem menghukumku. Baru aku bisa masuk kelas".

Amberpun menimpali, "Yasudah. Kau sudah disekolah. Sebaiknya kita pergi ke kantin, aku sudah kelaparan" sambil memegang perutnya.

Tangan Kara menoyor pelan kepala Amber "Ish.. kau ini. kenapa yang kau pikirkan hanya makanan saja".

"Sudah-sudah kita pergi kekantin saja". Buyoung mencoba menengahi pertengkaran sahabatnya ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Still Have a HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang