Seorang gadis cantik beriris mata biru terang dan bersurai hitam legam, terbangun dari tidurnya karna cahaya matahari yang sedikit menembus tirai kamarnya. Gadis itu bernama Anabelle Jackson. Dia kembali teringat tentang pesta semalam. Pesta pernikahan ibunya.
Dia bergegas pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi. Setelahnya, dia turun kebawah dan mendapati semua anggota keluarga. Lengkap dengan ayah tirinya dan ke 6 kakak tirinya. Satu fakta yang dia harus hadapi, dia akan ditinggal oleh ibunya karna beliau akan ikut ke Jepang bersama ayah barunya itu.
"Sayang, kau sudah bangun nak? Ayo kita sarapan bersama." Kata sang ibu lembut bak sutra. Ana hanya mengangguk dan mengambil tempat duduk di bangku sebelah ibunya.
"Oh ya sayang, perkenalkan. Ini kakak kakakmu. Anak pertama, Bryan Robson." Kata sang ayah menunjuk anak laki laki berrambut pirang yang mempunyai tinggi badan sekitar 186cm dan iris mata biru gelap. "Ini anak kedua, Gabriel Robson." Lanjutnya sambil menunjuk anak laki-laki yang memiliki rambut hitam dan tinggi badan 183cm dan iris mata hazel.
"Aku Aron Robson. Anak ke tiga." Kata anak laki-laki bersurai coklat dengan tinggi badan 178cm dan memiliki mata hijau terang, sambil mengulurkan tangannya dan dibalas dengan uluran tangan dan senyum manis dari Ana.
"Dia anak ke empat, Jacob Robson." Lanjut Aron menunjuk pria bersurai coklat terang dengan tinggi dan warna mata yang sama dengan Aron.
"Aku Kenzu anak kelima. Dia anak terakhir, Imanuel." Kata laki laki bertinggi badan sekitar 173cm berwarna rambut hitam legam dan beriris abu menunjuk anak terakhir, berambut jambul pirang dan bertinggi badan, 182cm. Iris matanya berbeda warna. Yang kiri bewarna hijau kebiruan, yang kanan biru laut.
"Salam kenal, Anabelle." Kata semua anak laki-laki itu serempak dan mendapati anggukan dari Ana yang tengah asik makan.
"Oh ya anak anak, Papa dan Mama akan pergi sekarang. Kalian jaga Ana adik kalian. Mulai besok kalian akan sekolah di Robson high school. Papa dan Mama pamit." Kata kepala keluarga itu sambil beranjak dari bangkunya.
"Mam pergi dulu ya sayang. Kalian jaga Ana ya. Sampai jumpa." Kata sang istri mengikuti suami yang telah berada di mobil.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan dihari libur ini?" Tanya Aron membuka percakapan.
"Entahlah. Aku dan Bryan akan keperpustakaan. Kau tau kami harus bersiap menghandle perusahaan Papa kan?" Kata Gabriel acuh.
"Aku dan El akan bermain basket. Ken juga akan ikut." Kata Jacob yang mempunyai kegiatan baru, memperhatikan setiap ekspresi Ana.
"Baiklah. Aku dan Ana akan bersenang-senang. Kau mau kan Ana?" Tanya Aron.
"Eh? Ya baiklah." Kata Ana akhirnya. Aron langsung menyeret Ana pelan untuk mengantarkan Ana kekamarnya untuk berganti pakaian.
"Bersiaplah. Aku tunggu di kamarku kesana saja nanti." Kata Aron yang pergi setelah mengecup kilat pipi Ana. "Apa apaan itu tadi?" Kata Ana cengo sambil memegangi pipinya bekas ciuman singkat dari Aron. Jujur, jantungnya berdetak tak karuan. Diapun masuk kamar dan berkemas.
Selesai mandi, dia memilih baju mana yang bagus dan nyaman dikenakannya. Pilihannya jatuh pada dress tanpa lengan dengan panjang sedikit di atas lutut yang berwarna biru dongker. Kemudian sepatu Kets warna putih hitam dan juga tas ransel kecil berwarna navy blue.
Setelah siap, dia pergi ke kamar Aron.
'tok.. tok.. tok..'
Gadis itu mengetuk pintu dan terdengar, "Siapa?". Diapun segera menjawab. "Ini aku, Ana." Katanya dan dia langsung disuruh masuk dari sang pemilik kamar.Dilihatnya, Aron sangat tampan. Celana Levi's sebatas paha dengan atasan kaos tipis warna navy blue dan jeket warna merah marun. Rambut jambul tampak sempurna dimata Ana.
"Aku tau kok, aku sangat tampan." Kata Aron saat melihat Ana memandanginya tanpa berkedip. 'Kau juga cantik An. Lihat tubuh sexy mu yang menggoda itu. Bibir mungil tipis yang aku yakin rasanya sangat manis.' ucap Aron dalam hati.
"Baiklah, ayo kita pergi, babe." Ajak Aron kemudian merangkul Ana menuju mobil. Tapi diruang keluarga, Jacob menghentikan langkah mereka.
"Wah wah, adik manis, kau sangat cantik dan.... Sexy." Kata Jacob yang lebih seperti desahan saat mengucap kata sexy.
"Terima kasih Jac." Kata An sambil tersenyum. Yang mampu membuat Jac dan Aron tak berkedip melihatnya.
"Sudahlah. An ayo pergi. Jac, kami akan pulang malam, maybe. Jangan khawatirkan kami." Kata Aron.
"Aku harap harimu tidak berakhir dengan terkulai lemas di atas ranjang salah satu kamar lotel." Goda Jac yang langsung dapat tatapan tajam dari Aron.
"Baik lah, baik lah. Hanya bercanda. Semoga harimu menyenangkan." Kata Jac.
-***-
Aron dan An telah sampai di salah satu mall ternama di kotanya. Aron turun dan disusul oleh An.
"Apa yang ingin kau beli? Pakaian sexy? Pakaian dalam? Atau apalah." Tanya Aron pada An yang langsung mendapat tatapan horor dari An.
"Apa katamu lah Ar. Kau ini mesum sekali." Kata An yang dibalas dengan kekeham dari Aron. Mendengarnya, An memanyunkan bibirnya.
"Kau lucu sekali An. Jangan begitu bibirmu. Aku tergoda untuk mencicipinya." Kata Aron sambil terkekeh.
"Hey! Ap--" belum sempat An menyelesaikan kalimatnya, Aron telah membekap bibir ranum tipis miliknya dengan bibir sexy milik Aron. Karna terkejut, An hanya diam tak melawan dan tak membalas. Seakan dapat lampu hijau dari An, Aron mulai melumat lembut bibir atas dan bawah milik An. Aron baru melepaskannya setelah 5 menit bercumbu. Dia menempelkan keningnya dan kening An.
"Hosh... Hosh... Kau gila Ar. Itu frist kiss ku. Hosh... Kau mengambilnya." Nafas An masih memburu. Dia menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan nya perlahan.
"Aku menyayangimu An." Kata Aron lalu mengecup singkat bibir ranum An dan menarik tangannya dan menuntunnya masuk kedalam mall
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hypersex Brother's
RomanceIbuku menikah lagi dengan seorang duda yang memilikki 6 anak laki-laki. Ke6 kakak tiri ku itu mengidap hypersex. Akulah bahan pemuas nafsu mereka. 21++