Hari ini hari minggu,saatnya untuk menikmati hari libur dari rutinitas yang menyibukkan. Ada seorang anak laki-laki yang masih setia berjelajah dalam dunia mimpi,hingga ada suara yang mengusik mimpi indahnya. “Mas,bangun. Mas” panggil wanita separuh baya seraya mengetuk pintu anak majikannya.
Sang empunya kamar masih enggan untuk bangun,namun tidak dengan suara yang satu ini. “Hanbin” teriak seorang pria bertubuh tinggi,tampan dan mempesona.
“Apa,Pa?”
“Yuk,jogging”
“Etdah,Pa. Ngantuk banget ini”
“Uang jajan potong”
“Wait,oke” kata Hanbin
“Punya bapak satu aja suka banget ngancem potong jatah” kata Hanbin pelan,namun masih dapat di dengar oleh sang ayah.
“Ehm. Papa denger ya” kata sang ayah yang dibalas senyuman dengan jari membentuk huruf V.
Setelah menunggu cukup lama,akhirnya yang Jiyong tunggu turun juga. “Ngapain aja sih? Lama banget” omel sang ayah pada Hanbin.
“Yaudah sih. Yuk”Mereka berdua melajukan mobil menuju taman kota. Di perjalanan hanya terdengar suara musik. “Kamu pulang jam berapa semalem?” tanya sang Ayah.
“Jam 11,Pa. Kenapa?”
“Dianter mama kamu?”
“I..iya,Pa”
“Kemana aja?”
“Biasalah,emak-emak. Ngemall dan yaudah makan” jelas Hanbin jujur
“Tumben langsung anter pulang”
“Iya,itu...Mama mau ke luar kota,iya keluar kota siang ini”
“Pemotretan?”
“yups”
Akhirnya mereka sampai di taman kota. Mereka berdua lari mengelilingi taman kota seraya mengobrol ringan ala ayah dan anak. Setelah setengah jam mereka berlari,akhirnya mereka menepi di kursi taman. Jiyong pergi untuk mengambil minum di mobil. “Nanti kamu susul mama kamu,oke” kata Jiyong seraya memberikan botol minum kepada Hanbin yang sukses membuat Hanbin bingung.
“Wait,apa maksud papa?”
“Kamu bohong kalo semalem kamu pulang jam 11 dan dianter mama kamu” kata Jiyong santai seraya menatap Hanbin yang terkejut dengan ucapannya.
“Tau dari mana kalo semisal aku bohong?” tanya Hanbin dengan nada yang dibuat setenang mungkin.
“Kalo kamu nggak bisa berangkat sendiri,biar om Ricard yang anter kamu ke rumah mama kamu” kata Jiyong dengan nada yang tidak bisa dibantah.
“Aku nggak mau. Papa nggak bisa paksa Hanbin” kata Hanbin seraya berdiri dan meninggalkan sang ayah.
Akhirnya mereka pulang dengan perjalanan yang amat sangat hening,hingga ada kalimat. “ Hanbin pergi sendiri, tapi ada syaratnya” kata Hanbin pada sang Ayah.
“Dia mama kamu,Mbin” kata Jiyong
“Tau. Aku nggak akan hapus itu. Kita sportif aja deh. Cukup 2X Papa paksa aku buat ketemu Mama”
“Okelah,apa?” tanya Jiyong mengalah
“Izinin aku liburan ke Bali liburan semester ini”
“Nggak. Nggak ada ke Bali. Kamu udah janji mau liburan bareng Mama kamu,Mbin”
“Terserah Papa. Papa nggak ngerti gimana perasaan Hanbin” kata Hanbin dengan nada kecewa dan langsung turun dari mobil.
Jiyong tahu dan sadar jika putranysa saat ini sudah besar. Jiyong sadar bahwa bukan hanya dirinya yang terluka,namun juga Hanbin. Jiyong memukul setir mobilnya,dia marah dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN (DUDA KEREN)
FanfictionJiyong dan Hanbin, lebih sering terlihat seperti kakak-adik dari pada ayah-anak. Menata hidup untuk orang paling berharga,Anak. Belajar dari kesalahan masa lalu - Jiyong Hanbin tahu luka yang Papa rasa,Hanbin bakal bikin Papa bahagia - Hanbin