kau adalah rumahku

32 2 2
                                    

Hari ini hujan turun dengan derasnya..
Kau bertanya pada ku Apakah aku menyukai hujan?

Sesaat aku terdiam memandang hujan turun, dengan lirih aku mengatakan
"Aku tidak tau, kadangkala aku membenci hujan karena hujan membuat ku tidak bisa keluar rumah dan pakianku tidak ada yang kering. Dan aku menyukai hujan karena aroma tanah saat hujan turun dan hujan membuatku tenang saat aku merasa marah" .

Setelah mengutarakan jawabanku. Kau hanya tersenyum, dengan pandangan menerawang sambil menatap hujan, Kau mengatakan bahwa kau sangat menyukai hujan. Aku menoleh melihatmu yang masih memandangi hujan turun.

"Kenapa kau menyukai hujan?" Aku sungguh penasaran kenapa dia menyukai hujan.
Dengan senyuman kau mengatakan
"Karena hujan itu menyenangkan, hujan penghapus rasa sedih mu, saat kau menangis air mata mu tidak akan terlihat, saat kamu marah hujan akan mendinginkan dan menyejukan perasaan mu. Hujan turun dengan tulus tanpa kau minta" .

"Bagaimana caranya aku merasakan ketulusan hujan?"

Kau terkekeh dengan senyuman tulus yang menghiasi bibirmu. Kemudian kau terdiam beberapa detik, dan tiba-tiba kau berdiri dan menyuruhku mengikuti apa yang akan kau lakukan.

"Jika kau ingin merasakan hujan dan ketulusannya, tutuplah matamu dan rasakan air hujan yg jatuh membelai wajahmu, hujan, aroma hujan dan tanah yang basah membuat perasaan tenang". Aku mengikuti apa yang dia lakukan. Merasakan hadirnya hujan itu.

Masih dibawah hujan kau melanjutkan perkataanmu tentang hujan.
"Bukan hanya itu saja hujan juga memiliki hadiah yang indah setelah ia reda. Iya pelangi adalah hadiah yang indah itu.

Hujan memang akan selalu gelap namun diakhirnya akan ada pelangi yang indah.
Kadang mereka yang mengatakan menyukai hujan berlindung dibalik payung, dibawah atap, bahkan beberapa dari mereka memaki karena hujan membuat baju mereka basah.

Mereka tidak sungguh-sungguh menyukainya, hanya mulut saja, mereka hanya mencari sensasi atau sedang menjual romantisme saat mereka mengatakan menyukai hujan.

Nyatanya mereka menyesali saat hujan tak kunjung reda, mendinginkan udara sekitar dan membuat jemuran tak kunjung kering, Aku rasa kita tidak akan mengerti hujan kecuali jika kita menjadi hujan itu sendiri.

Bagaimana bila sesekali kita mendengar kata orang bahwa mereka menyukai kita padahal di belakang kita semua mereka tidak demikian.

Manusia banyak yang seprti itu, manusia terlatih untuk berpura pura di hadapan orang lain, memanipulasi sikapnya dan menyaring kata-katanya menjadi manis meski didalam hatinya tidak demikian, tapi tidak dengan Hujan, Hujan akan tetap turun untuk ia yg membutuhkannya, untuk orng-orang yg membutuhkannya, tidak perlu menghabiskan pikiran dan hati kita untuk orang-orang yang tidak menyukainya.

Begitulah hujan datang untuk orang-orang yang membutuhkannya.

Dan kita akan belajar menjadi hujan bahwa ia akan turun dengan tulus dan ia tidak peduli dengan orang-orang yg menyesali kehadirannya.

Lebih baik kita mencurahkan hati dan pikiran kita untuk orang-orang yang menghargai keberadaan kita, untuk orang-orang yang mencintai kita dan menunggu kita.

Meski jumlahnya mungkin tidak banyak tapi itu akan membuat hidup mu jauh lebih bahagia Dan kamu tidak perlu bersusah payah untuk membuat hidupmu bahagia.

Karena sungguh akan selalu ada orang yg tidak menyukai mu dan kamu tidak perlu memikirkan demikian. Hujan akan tetap turun meski ia dibenci karena ia datang bukan untuk mereka, ia datang untuk orang-orang yang mencintai dan merindukannya"

aku hanya diam mendengarkan dia bicara tentang hujan dan mengapa dia menyukai hujan.
Setelah dia mengatakan itu aku ingin menjadi hujannya.
"Bisakah aku menjadi hujan mu?"

Kau menatapku dengan mata teduhmu.
"Jangan menjadi hujanku"

Aku bingung "kenapa aku tidak boleh menjadi hujan mu?"

"Karena hujan datang dan pergi sesuka hatinya, aku tidak ingin kau sperti hujan datang dan pergi begitu saja, walau hujan menenangkan tapi saat hujan turun akan terasa dingin, aku ingin kau menjadi rumahku tempat ku berteduh, tempatku merasakan kehangatan saat hujan turun, tempatku pulang, tempatku merasakan kenyaman, tempatku berkeluh kesah, aku ingin kau jadi rumahku.
Kau adalah rumahku".

Aku terharu akan perkataanya, "Aku akan menjadi rumahmu" jawabku sembari tersenyum.

Kemudian kau mendakat padaku dan memeluk ku dibawah hujan. Dan berbisik padaku "Aku mencintaimu".

"Aku juga mencintaimu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang