Bahagia

69 10 1
                                    

"Selamat kepada para pemenang olimpiade matematika se - Indonesia tahun 2017!" sorak sorai dan tepuk tangan riuh memenuhi ruangan menyambut para pemenang.

"Hey, Tika! Selamat!" kata ayah Tika kepada anaknya yang sedang berjalan menuruni panggung dengan muka ditundukkan. Ayah Tika tersenyum lebar sambil merentangkan kedua tangannya dengan lebar, bersiap untuk memeluk putri tunggal nya itu.

Tetapi, Tika hanya mengangkat kepalanya sebentar lalu membuang mukanya dan berjalan menjauh, mengabaikan rentangan tangan dan ekspersi gembira ayahnya. Ayahnya langsung tergesa - gesa menyusulnya.

"Hey, ada apa? Kenapa kamu tidak terlihat senang? Kamu kan sudah berusaha keras untuk lomba ini. Dan kamu menang, kan? Kenapa sedih?" tanya Ayahnya sambil merangkul Tika. Tika terdiam sebentar lalu berkata dengan amarah mendalam,

"Tapi ini itu juara 3, yah! Ini tidak cukup untuk menjamin aku masuk ke SMAN terfavorit lewat jalur prestasi! Seharusnya aku juara 1!" geram Tika sambil membuang medali yang sudah didapatkannya ke tanah dan mengentakkan kakinya menjauh. Tika berlari masuk ke mobil dan menunggu ayahnya menyusulnya.

Selama menunggu, ia merenung dan memandangi sekitar gedung tempat ia mengikuti lomba matematika tersebut. Tak jauh dari sana, ia mendapati dua sosok di dekat tempat sampah di luar gedung. Karena penasaran, ia keluar dari mobilnya dan berjalan mendekati mereka.

Disana, ia melihat sosok ibu pemulung dan anaknya. Ibunya sedang mengorek - korek sampah. Sedangkan anaknya, berusaha melemparkan botol plastik, yang telah ia temukan, ke dalam kantong plastik yang digeletakkan ibunya tidak jauh darinya. Dari balik tembok, Tika mengawasi setiap pergerakan mereka.

Anaknya akhirnya melemparkan botol plastik setelah beberapa saat meluruskan posisinya dengan kantong plastik ibunya. Botol pun melayang untuk beberapa saat. Dan mengejutkannya, botol itu masuk tanpa hambatan ke dalam kantong tersebut. Anak itu mulai melompat - lompat kegirangan dan berteriak-teriak kesenangan.

"Ma! Ma! Mama lihat nggak tadi lemparanku? Bagus sekali, kan? Ya kan? Ya kan? Masuk, lho ma!" cerocosnya tak terkendali. Tanpa sadar, Tika tertawa kecil melihat sorakan anak tersebut. Ibunya pun hanya tertawa dan mengacungkan kedua jempolnya pada anaknya yang masih melompat - lompat di hadapannya. Ibunya memeluknya dengan erat dan mengacak-acak rambut anak itu dengan gemas.

"Tik? Kamu ngapain? Tik?!" Tika langsung tersadar dari lamunannya dan menoleh terkejut.

"Hah? Apa? Ada apa?" tanyanya gelagapan.

"Kamu ngapain?" ayahnya melirik kepada kedua pemulung di balik tembok.

"Eh.. Nggak apa - apa kok, yah," kata Tika dengan cepat.

"Baiklah. Ayo pulang!" Ayahnya menarik tangan Tika menuju mobilnya.

Di perjalanan pulang, Tika menceletuk, "Aku iri, yah, sama kedua pemulung itu," ayahnya menoleh sebentar dan berkata,

"Kok bisa?"

"Itu dia, yah. Harusnya aku yang habis juara di olimpiade se- Indonesia, bisa bahagia dengan segala yang sudah aku dapat, kan? Tetapi entah kenapa, saat aku melihat suasana anak dan ibu itu, aku heran sekali,"

"Maksudmu?" tanya ayahnya lagi sambil melirik Tika yang masih memandangi langit lewat jendela.

"Yah, entah kenapa, mereka itu seperti bisa lebih bahagia dari aku. Padahal mereka sendiri nggak punya apa-apa kan Yah?" kata Tika sambil menoleh dengan pandangan bertanya-tanya kepada ayahnya yang sedang fokus menyetir.

"Hahaha... Tikaa, Tika. Bahagia itu bukan milik orang yang punya segalanya, maupun yang hebat dalam segalanya. Tetapi milik orang yang mampu menemukan hal-hal sederhana dalam hidupnya dan dia tetap bersyukur," Ayahnya menoleh sebentar pada Tika yang mulai memandangi medalinya dengan sedih.

"Bahagia itu sederhana sekali loh, Tik. Sesederhana kamu tersenyum dan bersyukur dengan apa yang sudah kamu punya. Bersyukurlah bahwa kamu itu berkecukupan, sehat, dan, yah, hidup. Karena hidup terlalu berharga jika hanya diisi dengan keluhan, rengekan, dan perasaan yang larut dalam penderitaan. Nikmati hal - hal sederhana dalam hidupmu, Tika. Maka kamu akan bahagia."

******

"Bahagia itu sederhana. Sesederhana kamu tersenyum dan bersyukur dengan apa yang sudah kamu punya. Temukan dan nikmati hal - hal sederhana dalam hidupmu. Maka kamu akan bahagia."

******

Bahagia - Selesai.

Chronicles Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang