Pondok Pesantren Nurul Qur'an
11 Desember 2017
Pagi ini wajah para santri putra maupun putri terlihat begitu cerah, ketika wirid shubuh di masjid Al-Ikhlas selesai dibaca. Menyambut silaunya mentari pagi yang mengkilap cerah.Hari ini adalah hari terakhir di pondok, sebelum libur panjang akhir tahun. Agenda biasanya sebelum pulang, yaitu acara mushafahah. Acara ini wajib diikuti oleh seluruh ustadz serta santi putra maupun santri putri di aula pertemuan. Pada acara ini, para santri akan mendapatkan nasihat-nasihat sebelum pulang. Setelah itu ditutup dengan do'a, serta bersalam-salaman.
Aisyah beserta ketiga temannya; Diana, Putri, dan Ina, membereskan peralatan yang akan di bawa pulang. Para orang tua resmi boleh menjemput anaknya ba'da ashar nanti. Mereka benar-benar tidak sabar.
"Eh, aku sudah tidak sabar," ucap Aisyah diantara heningnya anak asrama yang sibuk beres-beres.
"Bukan kamu saja, aku juga," timpal Ina sambil duduk di sebelah Aisyah.
"Yang ada kalau liburan itu pasti seluruh santri juga nggak sabar," kata Putri sambil bercermin, membetulkan jilbabnya.
"Kalian emang dijemput sore ini?" tanya Putri pada ketiga temannya.
Sebelum si Putri bertanya lebih banyak, mereka mengangguk mantap.
"Kalian enak, aku dijemputnya besok pagi. Soalnya Bapakku enggak bisa jemput sore ini," kata Putri sedih.
"Putri jangan sedih dong," hibur Aisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Pesantren
Novela JuvenilKisah empat sahabat: Aisyah, Diana, Putri, dan Ina di Pondok Pesantren Nurul Qur'an. Ala-ala santriwati zaman now.