Chapter 02

133 11 2
                                    

"Lah? emang lo sapa? Anaknya bapak gue? Bukan kan.. Cucu Presiden? Anaknya preman ? SAMPAH MASYARAKAT AJA BERISIK!" ketus Adelyne

Naufal tersulut emosi "Kurang ajar lo! Gue anak ketua yayasan !"

Adelyne tau, pasti abang - abangnya tidak pernah menceritakan asal usul mereka.

"Oh" singkat, padat, dan jelas jawaban dari Adelyne

"Bangsat!" Naufal ingin menampar Adelyne

Sebelum tangan itu menyentuh pipinya, Adelyne sudah terlebih dahulu menahan tangan Naufal. 

Adelyne memberikan tatapan penuh amarah pada Naufal "Dengerin gue ya Tuan Naufal Terhormat, sekalipun lo itu Anaknya Presiden gue gak pernah Takut! CAMKAN Itu!" 

Adelyne pergi dari hadapan Naufal diikuti oleh Aaron dan Azka. Dalam hidup Naufal, PERLAWANAN adalh hal yang paling ia benci. Naufal akan ingat kejadian ini seumur hidupnya ! SEUMUR HIDUPNYA!

~

Disisi lain, terlihat seorang laki - laki sedang memainkan gitar. Baginya, Gitar adalah separuh jiwanya. Dari kecil ia sudah memimpikan untuk menjadi seorang Gitarist Profesional. Dan, impiannya itu mungkin hanya sebuah angan. Karena ayahnya hanya ingin dia menjadi seorang CEO sukses di perusahaan milik keluarganya. Ia adalah Aldric Ferdinand Aimo.  Dari sejak SMP hingga ia masuk dunia perkuliahan segala cara ia lakukan agar sang ayah mau mendukung cita citanya. Tapi, sang ayah tetap berpegang teguh pada keinginannya.

"Dek, gak jadi ke kampus?" tanya kakaknya, Sava.

"Ntaran deh kak, jugaan aku kelas siang " jawab Aldric

Sava mendekati adiknya "Kamu bilang ada janjian sama temen-temen kamu?" 

Aldric mengusap keringatnya "Males kak, mager aku hehehe.."

Sava menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sava duduk disebelah Aldric "Masa lalu ya masa lalu Al, jangan terlalu tenggelam dalam penyesalan kamu. Kamu harus bangkit Al"

Aldric menghela nafas "Tapi kak, sampai detik ini Al ngerasa bersalah banget"

Sava menggengam tangan adiknya "Kamu harus ubah penyesalan itu jadi sebuah pembelajaran, Al. Kakak yakin, jodoh gak bakal kemana dek"

"Tetep semangat Al, kakak ke bawah dulu" Sava berlalu dari samping Aldric.

"Maaf..Lyne"

~~~~~~~~~~~

Di kantin....

"Gue mau introgasi kalian berdua? Lo berdua  ga kasih tau ke Naufal ya soal siapa kita?" tanya Adelyne.

Aaron dan Azka menggeleng

"Ishh punya 2 abang ogeb banget sih!" kesal Adelyne

Azka menjawab "Jugaan nih dek, buat apa coba kita pamerin ke orang siapa kita?"

Adelyne menggeleng frustasi "Lo tau sendiri kan gue paling gak suka ada yang ngerendahin kita, apalagi menyangkut lo berdua bang! Gue paling ga terima soal itu"

Aaron memeluk Adelyne "Iyaa Delll...Makasih yaa udah jadi adek abang yang paling pengertian" 

Azka mendengus "Maksud lo gue gak pengertian gitu bang?

"Lo mah kerjaannya malak gue mulu!" Aaron terkekeh

Adelyne tertawa bahagia, baginya kedua abangnya adalah Hadiah terindah yang Tuhan beri untuknya. Tidak ada seorangpun yang mampu membuatnya tertawa tanpa memikirkan persoalan yang ada di keluarganya.

"Bang Azka, Bang Aaron janji sama gue ya?" ucap Adelyne serius

Azka dan Aaron menatap bingung.

"Janji apa dek?" Azka bertanya.

"Janji jangan tinggalin gue apapun yang terjadi, janji kita bakalan tetep kayak gini selamanya, janji sama gue tetep jadi abang yang perfect buat gue" ujar Adelyne dengan tatapan sendu.

Azka tersenyum "Gue Janji Del! Tanpa lo suruh pun gue tetep bakal ada disamping lo!"

Aaron mengangguk tanda ia juga berjanji.

"Lo harus tau dek, gue sayang banget sama lo! Selamanya lo akan tetep jadi gadis kecil yang selalu bikin gue bangga di deket lo. Gue sayang lo Adelyne!" batin Aaron

"Dek, gue sayang banget sama lo! Sekalipun nyawa taruhannya, gue tetep ada disamping lo!" batin Azka

"Bang, laper" ucap Adelyne disaat abang-abangnya dilanda ke-melow-an yang tinggi.

Azka menggeleng "Emang lo tuh ya Del!, lo yang bangkitin suasana malah lo juga yang ngerusak!"

Adelyne cemberut "Emang lo tega ngeliat gue kelaperan? Kan gue habis melow pasti laper"

Aaron langsung bangkit dan mencari makanan untuk Adelyne. Setelah Adelyne selesai makan, mereka kembali ke kelas masing-masing.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tepat pukul 1 siang semua mata pelajaran Adelyne usai, tapi ia harus menunggu Aaron dan Azka yang sekitar 30 menit lagi masih keluar. Sambil menunggu ia berjalan-jalan mengelilingi gedung President University. 

Ketika Adelyne berjalan-jalan..

Brakkk!!

"Aduhhh...sakittt nihh jidat gue" 

  Adelyne berteriak saat keningnya menabrak kening seseorang.

"Kalau jalan liat liat dong! Kena jidat saya ta-"

Adelyne berhenti berbicara saat melihat orang dihadapannya. Rasanya ia ingin berteriak dan berlari menjauh dari sosok dihadapannya tersebut.

"Lyne..kamu disini?" Ia adalah Aldric Ferdinand Aimo. Laki-laki yang pernah membuatnya senang sekaligus sedih dalam waktu bersamaan.

"Permisi, gue masih ada urusan" Adelyne berusaha menjauh dari Aldric. Namun sayang, tangan Adelyne berhasil digapai oleh Aldric.

"Maafin gue Lyne, gue khilaf waktu itu" sesal Aldric.

Adelyne melepaskan tangan Aldric kasar, dan berlari menjauh dari Aldric.

Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka berdua?

Apa kesalahan yang dilakukan oleh seorang Aldric?



HOLAAA!!! AKHIRNYA UPDATE SETELAH BERMINGGU-MINGGU HIATUS:)

YUKK DI LIKE+COMMENT+FOLLOW!!

semoga suka:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang