satu

90 4 1
                                    

Indonesia, 15 Februari 2023

"Kyaaaa oppa... Huaaa oppa" sebuah suara melengking menembus pagi

Orang-orang yang berada disekitarnya hanya menghela napas, seolah terbiasa dengan teriakan yang memekakan telinga dari seorang gadis yang tengah berjalan disamping koridor dengan tatapan yang masih tertuju pada benda mati berbentuk persegi panjang ditambah earphone menyumbat telinganya.

Kalea Kenanga, gadis yang tampak cuek tersebut terus melangkah tak menghiraukan tatapan orang-orang yang berada disekitarnya.

Anak dari pasangan Ari Kusuma dan Kinan Putri itu seolah memiliki dunianya sendiri. Sampai tepukan keras dibahu membuatnya mengalihkan pandangan

"Aya naon sih?"

"Huhh... Huh.. Dasar lo ya Lea! Gue panggil daritadi ngga nengok-nengok"

Ternyata Kiara Rahma, sahabat yang sudah mengenal ku sejak orok. Serius! Bundaku lama bersahabat dengan ibunya, jadi kami tumbuh bersama

"Kenapa lo ninggalin gue?! Tadi gue kerumah, bunda bilang lo udah berangkat" Ya, selain sudah mengenal ku sejak orok, dia juga tinggal disebelah rumah dan jendela kami berhadapan

"Lo lama! Gue susul lo nya masih molor. Ibu nyuruh bangunin, cuma lo nya ngga hudang. Ya akhirnya gua ting---"

"Ok, stop! Kalau ko terusin bisa berbusa telinga gue dengerinnya" yang ku balas Dengan pelototan mata. Dia hanya mengangkat jari telunjuk dan jari tengah lengkap dengan cengirannya yang menyebalkan

"Udah ngga usah cemberut, nanti cantiknya ilang.... Tapi bo'ong sih, Hahaha Haha Hahaha." Kurang asem! Dia berlari saat melihatku melepas sepatu berniat membalasnya.

"Nanti ketemu di kantin ya"

Aku masih mendengar teriakannya yang sayup-sayup karena dia sudah menghilang diujung koridor

Aku dan Ara memang beda kelas dan juga jurusan, aku memilih jurusan IPS karena menyukai sosiologi. Bukan berarti aku pintar atau memahami pelajaran itu, aku hanya menyukainya titik! Sedangkan Ara lebih memilih IPA karena sangat tertarik dengan biologi, menurutku dia bukan tertarik, tapi memang pintar. Beda dengan ku yang menahan mual hanya dengan melihat bukunya saat kami belajar bersama dirumahnya.

Ku lirik jam dipergelangan tangan, yang menunjukkan pukul 07.10 wib, masih ada waktu lima menit sebelum guru masuk ke kelas.

XII IPS-2, ruangan yang aku tempati untuk menimba ilmu selama bersekolah disini. Pintu kelas tertutup, tumben sekali. Apa aku terlambat? Sepertinya tidak.

Ku dorong pintu pelan, terlihat teman sekelas ku melingkar dan fokus pada satu titik. Saat mendengar suara pintu, mereka serentak menegang lalu beralih menatapku

"Assalamualaikum, annyeong yarobun!" Aku menyapa sambil menahan tawa, aku pasti akan mati.

"Shit Lea. Sumpah ya, kalau bukan temen udah gua sate lo dari dulu!" Icha menjawab sesaat setelah menyadari keadaan

"Tau nih hobi banget bikin kaget" Jaja menambahkan sambil mengelus dadanya

"Ahhh lo lo pada mah lebay, kitu bae geh kaget" ku tutup pintu kembali dan berjalan menghampiri mereka " ini keur ngapain sih? Ngomongin strategi biar bisa bolos?" Ku duduk dikursi lalu meletakkan tas dimeja

KALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang