R

25 7 0
                                    

Mengapa semesta
bersikeras untuk mempertemukan
aku dan kamu
Apakah semesta lupa
jika ada takdir bersanding
disampingnya?

Semesta terlalu egois,
terlalu memaksakan kehendak
untuk bisa melihatku
berada disisinya.

Apakah dengan keegoisannya
dapat membuatku bahagia
bersamanya slamanya?
Dapatkah membuatku menjadi
separuh Bagian  hidupnya?
Dapatkah membuat ia mati
jika aku pergi meninggalkannya?

Ternyata ekspetasiku
tentang semesta terlalu tinggi.
Takdir telah mengkhianatiku
dan semesta.
Ia memisahkan aku dan dia.

Mengapa semesta?
Mengapa takdir begitu kejam
dan jahat padaku?

Apakah aku sangat menjijikan
dan penuh dosa hingga takdir tidak mengizinkan aku tuk bahagia?

Semesta aku mencintanya
dengan diamku
Menunggunya dalam tatapanku
Menantinya dalam tidurku.

Apakah janjimu
sudah terlaksana? Semesta?
Ternyata kau juga ditipu oleh takdir!
Tapi aku merasa bahwa
yang bodoh disini.

Apakah, hanya aku yang tertipu?
Apakah slama ini kalian
bekerja sama untuk
melawan keinginanku?

Rasa sakit ini masih belum
kering akibat kepergiannya,
dan sekarang Kau menyuruhku
mengerti akan takdir
yang jahat seperti itu?

Luka ini masih ada walau
tak terlihat tapi rasa nyerinya
masih aku alami sampai saat ini.

Goresan yang tak kasat mata
ini semakin lama
semakin perih adanya,
Seperti ada  jarum yang terus
bernari-nari  Diantara
luka basah ini.

Hujan malam ini
meyadarkanku akan lamunan gila tentangnya.
Menyadarkanku akan
belati yang tertancap diujung ulu hatiku
yang paling dalam.

Bulirnya kembali mengingatkanku
akan bualan manis yang
terasa sangat nyata.

Kota hujan

31 desember

ATTENTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang