Untuk ketigakalinya Namjoo mondar-mandir di depan kamar nomor 606. Di lengan kanannya tergantung jaket hitam yang semalam ia pakai.
"Hmm, apa dia belum bangun ya?" Gumamnya pelan.
Tepat saat tangannya akan mengetuk pintu, daun pintu bergerak. Seorang perempuan berseragam staff hotel sudah berdiri di balik pintu.
"Permisi. Apa penghuninya ada di dalam?"
"Oh, penghuni kamar ini sudah check out tadi malam, ahgassi."
Heol. Cepat sekali dia pulang.
"Baiklah, terimakasih."
Namjoo berpamitan pada staff hotel itu dan berbalik menuju elevator. Gadis itu memutuskan untuk mengenakan kembali jaket hitam Sungjae, merekatkannya pada tubuhnya.
Bahkan mengucapkan terimakasih pun terasa sulit sekarang.
Ia berjalan lesu menuju kamarnya di lantai empat. Langkahnya terhenti saat ia melihat seorang lelaki yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Changjo," panggil Namjoo, membuat lelaki yang sedang memainkan ponsel itu menoleh, dan tersenyum.
"Woah, kukira kau masih tidur di dalam sana seperti Tuan Putri." Changjo berjalan ke arah Namjoo. "Ayo, habis sarapan kita jalan-jalan. Kita punya waktu seharian sampai malam di sini. Besok pagi kan kita pulang."
Namjoo tidak segera menjawab. Ia menatap Changjo yang sedang menatapnya dalam-dalam.
Jauhi lelaki itu.
Dia bukan orang baik-baik.
"Bersama.. yang lain kan?"
"Tidak. Hanya kita berdua."
Namjoo menelan ludah, lalu mencoba tersenyum. "Ke- kenapa? Bukankah.. bermain bersama lebih menyenangkan? Akan membosankan jika hanya berdua-"
"Kau tidak akan bosan bersamaku. Percayalah. Ayo, siap-siap untuk sarapan. Jangan lupa bawa kameramu."
Changjo berdiri di belakang Namjoo lalu memegang bahu sang gadis dan mendorongnya pelan menuju kamar. Namjoo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
—말해—
Pulanglah ke rumah hari Minggu malam ini, Sungjae. Ada pembicaraan penting.
Sungjae menghela napas panjang saat akhirnya ia sudah kembali menginjakkan kaki di Bandara Incheon hari Sabtu siang itu. Matanya masih terkantuk-kantuk dan lelah karena ia tidak tidur begitu nyenyak semalaman. Telpon mendadak dari Ibunya membuat Sungjae semakin tidak bisa tidur.
Daegyum dan para staff bodyguard membawa barang-barang Sungjae dan berjalan menuju mobil jemputan. Sungjae ingin segera terlelap saat ia sudah terduduk di kursi mobilnya, namun ponselnya bergetar. Sebuah panggilan video call.
Sungjae menggeser layar ponselnya dan mendapati Kwon Eunbin tengah melambaikan tangannya di layar ponsel.
"Oppa! Kau sudah pulang?"
"Ya. Aku baru jalan dari bandara. Kenapa?"
"Besok aku ujian. Tepati janjimu, ya?"
Sungjae mengerutkan keningnya. "Janji apa?"
Bibir Eunbin mengerucut manja. "Jajjangmyeon. Aih. Kau kan sudah janji. Setelah ujian. Ya kan?"
Sungjae menggaruk kepalanya. "Aih, iya. Aku lupa. Sebentar, aku tanya Daegyum hyung dulu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
말해; TELL ME
ФанфикTentang sepasang manusia yang bersikap seperti dua kutub magnet - memiliki kesamaan rasa, namun justru membuat mereka saling menjauhi. Tapi, benarkah mereka benar-benar saling menjauh? Andai saja dinding keangkuhan dalam hati mereka diruntuhkan, ten...