Chap 4

7.5K 577 57
                                    

Sebelum baca, kasih  VOTE lebih dulu ya.
Happy Reading!!!

(●`・(エ)・´●)

****


Viola sudah berulang kali mengatakan jika dia akan pergi berjalan-jalan bersama sahabatnya, Airin. Menghabiskan waktu minggunya untuk berbelanja di sebuah mall atau menonton bioskop seharian penuh. Namun kendala yang selalu menghalangi rencananya tersebut luar biasa keras kepala. Tak memberi cela Viola untuk merasakan nikmatnya berjalan-jalan dengan kaumnya. Rasanya, Viola seperti di jadikan subjek barang termahal di kedua iris hazel mata lelaki tersebut.

Ya, tentu saja. Siapa yang akan berani melarang Viola untuk berbelanja dengan sahabatnya jika pria tersebut adalah kekasihnya sendiri. Yang selalu berkata jika Viola tidak boleh berpergian tanpa ada dirinya.

Dan alasan yang di berikan oleh Darren pun selalu sama. 'Tidak ingin lelaki mana pun meliriknya.'

Bukan kah itu sangat tidak manusiawi  dan teramat sangat kekanak-kanakan?

Bahkan hubungan mereka saja masih sebatas pasangan kekasih. Apa jadinya jika Viola sudah resmi menyandang sebagai seorang istri?

Kemungkinan terburuk, Viola akan terkurung selamanya di dalam rumah!

Tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri dan kebebasannya pun di renggut secara paksa!

"Huft." Dengan helaan napas panjang, Viola kembali menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan obrolannya dengan kekasihnya. "Airin juga seorang wanita," seru Viola. Kembali mematahkan argumen yang akan Darren ucapkan.

"Lalu kenapa? Dia bukan kekasihku. Sahabatmu itu tidak berpengaruh apapun padaku, Sayang." Tegas Darren. Tak mau kalah sama sekali. "Harusnya kau tahu siapa yang kucintai. Dan jika kubilang tidak, maka jawabannya akan tetap seperti itu!!"

"Dan aku tidak peduli!!" potong Viola cepat.

Peristiwa seperti ini bukan pertama kalinya untuk Viola. Sebelumnya, Darren juga pernah bersikap berlebihan seperti ini. Dan akhirnya dari perdebatan itu tentu saja karena Viola mengalah dan tak ingin berargumen terlalu lama. Tapi kali ini, jangan harap Viola akan melakukan hal yang sama seperti dulu.

"Jika kubilang...."

Viola langsung memutuskan kalimat Darren dengan cepat dan berujar, "memangnya kau siapa hingga kau melarang ku pergi kemanapun yang kuinginkan."

Setelah itu Viola menutup panggilan teleponnya begitu saja. Mengabaikan peringatan Darren yang sudah melarangnya untuk pergi ke mall bersama sahabatnya.

"Bagaimana?" suara Airin menggema di kamar Viola. Wanita yang memiliki rambut pendek dan sebuah poni yang menutupi keningnya itu menatap Viola dengan alis bertaut menjadi barisan panjang. "Kita batal berbelanja?" tanyanya lagi.

Viola menghembuskan napas  panjang dan menggeleng pelan, "entahlah.

Jujur saja, Viola sudah tidak merasa bersemangat untuk pergi keluar. Wanita itu sudah terlanjur kesal dengan larangan tak masuk akal dari kekasihnya tersebut.

" Menyebalkan!" Cerutu Viola. " Sekalinya punya pacar kenapa bisa posesif dan protektif seperti ini sih." serunya.

"Jadi?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang