* 13 *

936 140 8
                                    

Sowon sudah beberapa menit berdiri di depan sebuah pintu kayu yang tertutup rapat, dengan wadah makanan di tangannya.

"aku tidak bisa menemuinya sendiri" Sowon membalikkan badan, hingga seseorang menepuk bahunya dan membuat senyum tipisnya timbul otomatis.

Jinlah yang menahannya agar tetap di ruangan besar itu, ini kali pertama ia menginjakkan kaki di kamad Jin. Hanya berdua?

Sowon berusaha tetap tenang, biasanya ia hanya bisa melihat Jin dari kejauhan. Begitulah selama beberapa tahun belakangan.

"apa kau tau Sinb itu siapa?" tanya Jin, "bukankah dia adalah anak Kris"

"Kris? Pemimpin prajurit itu?" Sowon mengangguk singkat melihat reaksi Jin yang terkejut, "sebaiknya kau istirahat untuk latihan besok" ujar Jin meninggalkan Sowon di ruangan itu dan berjalan santai menuju taman.

Dan siapa sangka bahwa ada Jhope disana, Jin hanya berdiri di sisi dinding menunggu adiknya itu berlalu. "mungkin dia merasakan sesuatu dan pasti dia tau rahasia terbesar istana" gumamnya memperhatikan.

Jin memang tidak tau-menau soal kejadian beberapa tahun lalu yang berkaitan dengan hutan terlarang. Yang jelas ia merasa ada yang mengganjal dengan bunga mawar di taman.

Sekilas tak ada perbedaan yang jelas antara bunga mawar itu dengan yang lain, tapi setiap bulan purnama, salah satu mawar berwarna cerah seakan hanya itu bunga yang terkena cahaya bulan.

Jhope pergi saat itulah Jin mendekat, menatap langit dan memperhatikan bulan yang belum sempurna. "apa saat bulan purnama nanti ada sesuatu yang terjadi? Tapi kenapa baru sekarang?" Jin masih bertanya-tanya dan tak ada yang bisa menjawabnya.

Sowon kembali ke kamarnya, melihat Sinb yang belum ada di tempat. Memang hanya Sinb yang akan terjaga di antara mereka bertiga.

Prajurti dengan rambut merah itu berniat menunggu Sinb, perkataan Jin padanga tadi terbilang aneh. Bukan karena cemburu, tapi prajurit wanita pertama itu merasakan ada yang di sebunyikan istana.

Mungkin niat Sowon sia-sia karena Sinb telah terlelap lebih dulu di perpustakaan dengan arsip istana yang menjadi bantalannya, setelah beratroli dengan Jhope yang pergi begitu saja, Sinb melanjutkan tugasnya.

Suga yang melihat sahabatnya itu hanya menghela nafas panjang, menyingkirkan berkas-berkas penting di dekat Sinb. "kalau sudah lelah kenapa masih di lanjutkan? Dasar ceroboh, kau bisa saja merusak arsip ini" gerutu Suga menutup bagian belakang tubuh Sinb dengan selimut.

...

V duduk di dekat Sinb, memperhatikan wajah gadis yang sudah dirindukkannya sejak menginjakkan kaki di istana.

Beberapa hari telah berlalu dan mereka malah semakin berjarak, entah karena Sinb yang sibuk dengan latihannya atau karena V yang harus mendampingin Yerin seharian.

Bola mata birunya tidak melepaskan pandangan dari Sinb yang terlihat kelelahan itu, tangan besarnya mengelus rambut Sinb hingga gadis itu menggeliat. V menunjukkan senyum simpul.

Mendaratkan kepala di atas meja hingga bisa melihat Sinb lebih jelas, kini tangannga beralih menyentuh permukaan wajah salah satu prajurit wanita itu.

Matanya, hidung bahkan bibir mungilnya. Membuat V teringat ketika pertemuan pertama mereka, Sinb yang mengenalkannya pada dunia meskipun ia tidak tau siapa dirinya sendiri.

Yang biasanya memberikan pelukkan hangat ketika perasaan sakit menyerangnya kini tergantikan, Jungkook yang selalu menenangkannya.

"seandainya aku bisa memilih, aku ingin hidup seperti dulu. Menjaga toko bunga bersamamu" ucap V.

"V!" Sinb terbangun tiba-tiba dan sadar bahwa dirinya tertidur di perpustakaan, "V? Apa kau bermimpi?" tanya Suga yang membuat kedua alis Sinb bertaut

"bukankah tadi... Ah benar, mungkin hanya mimpi"

"sebaiknya kau membersihkan diri untuk latihan dan kembali kemari saat gelap" pinta Suga merapikan meja, "baiklah".

Baru keluar dari ruangan dengan sejuta buku, Sinb sudah melihat V yang sedang menemani Yerin di taman istana. Mereka tertawa.

"aku merindukkan tawamu" gumam Sinb berjalan berlawanan arah.

Yerin mendekati kumpulan bunga tulip, sementara V menoleh ke belakang sadar bahwa ada yang memperhatikannya.

"maaf Sinb, aku hanya bisa datang sebagai bunga tidurmu" V menunduk mengingat apa yang ia lakukan di perpus semalam, itu bukanlah sekedar mimpi. V benar-benar ada disana, duduk menghabiskan malam hanya untuk melihat Sinb lebih dekat.

...

Jungkook menggenggam sebuket bunga mawar lagi, dan ini telah menjadi kebiasaannya sejak ada Sinb dan V dalam istana.

Jimin yang melihat itu diam-diam mengikuti Jungkook dan melihatnya sedang berbincang dengan Sinb, mereka terlihat dekat. "apa gadis yang disukai Jungkook adalah penjual bunga itu?" pikirnya.

Yuju sedang berkeliling desa, tugasnya adalah patroli di bagian barat. Berjalan menyusuri jalanan yang mulai ramai.

Melewati pasar dan menyapa beberapa warga desa yang berlalu lalang. "sedang bertugas?" Yuju menoleh cepat dan bersikap tenang ketika Jhope tiba-tiba muncul.

"ya pangeran"

"kau bisa memanggilku Jhope jika sedang di luar istana" Yuju hanya mengangguk dan bungkam, setelah resmi menjadi prajurit istana baru kali ini ia berjalan dengan Jhope.

"kau suka bunga?" tanya Jhope, "ya.. Tapi tidak semua jenis"

"kalau begitu ini untukmu" Yuju tertegun melihat satu tangkai bunga matahari di tangan Jhope dan menerimanya, "terimakasih"

"apa kau cukup dekat dengan Sinb?"

"Sinb?"

"ya.. Aku ingin kau mencari sesuatu tentangnya" pinta Jhope yang lagi-lagi membuat Yuju tertegun, "apa ada masalah?"

"tidak, ah kalau begitu lupakan saja... Aku akan menemanimu berkeliling" Yuju memalingkan wajah untuk mencerna perkataan Jhope.

Dari nada bicaranya sudah jelas bahwa ada yang tidak beres, lagipula banyak hal yang aneh di istana yang tidak di ketahui warga desa namun menjadi topik pembicaraan terbaik.

Raja juga prajurit yang telah lama mengabdi pada istana tidak pernah membahas soal hutan terlarang, mereka hanya memberi larangan tanpa alasan.

Jhope menyadari respon Yuju yang terlihat serius setelah ia membahas soal Sinb. "jika kau pintar kau akan mencari tau apa maksud perkataanku" batim Jhope kembali menatap ke depan dan menyebar senyuman pada warga.

...

Sinb menatap tangkai bunga mawar yang masih segar pemberian Jungkook, mengingatkannya lagi pada V.

Biasanya ia akan memberikan buah apel pada si pirang itu untuk sarapan, tawa kecilnya terdengar ketika kenangan lucu saat V berbicara dengan Kambing hanya karena sayuran.

Begitu banyak yang telah mereka lakukan bersama, dan Sinb berharap bisa melakukan semua kebiasaan itu tanpa merelakan mimpinya sebagai prajurit istana.

Ditambah tugas dari Suga, ah lebih tepatnya dari Umji yang memintanya untuk memeriksa arsip istana. Jawaban dari segala pertanyaannya.

Sementara Jungkook meletakkan buket bunga ke sekian di atas meja. Melihat V dari arah yang berbeda dan menyapanya hangat.

Namun V masih membalas dengan sikap yang dingin meski mereka telah lama bersama, lelaki pirang itu hanya menatap buket bunga yang lagi-lagi ada di kamarnya.

"berhentilah membeli bunga ini, lihat buket sebelumnya sudah layu begitu"

"aku akan menceritakkan siapa kau sebenarnya" V menatap Jungkook dan mendekati pimpinan prajurit tersebut, "kalau begitu katakan"

"aku akan memberi taumu satu hari sebelum bulan purnama".
























.
.
TBC
Udh hampir jelas nih 😂 ya hampir... Maapkan kalau ada typo 😄

Vote + comment 💞💞

Guardian (Black Angel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang