Ada Apa Lagi?

123 5 1
                                    

"Andai jodoh ini milik kita
Pasti disuatu hari nanti
Kita kan bertemu kembali "
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"GABRIELLLLLLL!" teriakan itu menggema kesetiap penjuru ruangan.

Sedangkan yang di tuju sedang asik bermain Play Station dikamarnya dengan santai.

Teriakan itu sudah biasa ia terima setiap kali jika berada dirumahnya. Maka dari itu ia membeli sebuah apartemen yang letaknya jauh dari rumahnya namun dekat dari kampusnya sebagai tempat tinggalnya yang kedua.

Bukan, apartemennya adalah rumah utamanya sedangkan rumah ini hanya rumah singgah yang ia tinggali jika ia mau saja.

Apartemen adalah tempat antisipasi pengungsian dirinya kalau telinganya sudah berdengung mendengar teriakan Mamahnya.

"Aduh Mah, Sakit!" Teriak Gab saat merasakan telinganya sakit. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan Liva -Mamahnya-.

Joystick yang ia pegang pun terlepas, kini kedua tangannya berganti memegang telinga kirinya yang sedang di jewer oleh Mamahnya.

Mamahnya yang begitu kejam pada dirinya namun seperti bidadari jika bersikap pada kakaknya.

Cih! Menyebalkan.

"Sakit katamu?! Sudah seminggu kamu bolos dari kuliah ternyata!" Geram Liva pada anak bungsunya ini.

Jewerannya kini bertambah keras, gemas sekali menghadapi Gab dan segudang masalahnya.

Ada saja tingkah Gab yang membuat dirinya darah tinggi setiap harinya.

Dan apa lagi ini? Dia mendapat kabar dari Valencia kalau Gab itu tidak ada di Kampus selama satu minggu.

Valencia itu adalah anak dari Gestu dan Bebby sahabat Liva sewaktu sekolah dulu.
Usia Valencia dua tahun lebih tua dari pada Gab dan Gamma.

Dan mereka berdua -Gestu dan Bebby- sekarang menjadi tetangganya.

Satu minggu! Benar-benar anak ini!.

"Mah.. Dengar penjelasan Gab dulu dong. Aduh.. Aduh sakit ini Mah beneran!" Gaduh Gab sambil meringis menahan sakit. Sudah dipastikan kalau telinganya sudah memerah saat ini.

Jika Mamahnya tidak juga melepaskan jewerannya maka sebentar lagi telinganya akan terlepas.

Astaga! Tidaakkk!.

Dengan cepat Gab menghindar dari amukan Liva, gerakan Gab yang cepat membuat Liva geram karena jewerannya kini sudah terlepas.

"Kamu!..."

"Mah, Please dengarkan Gab dulu. Gab itu bukan bolos Mah. Tapi.."

"Tapi apa?!"

"Oh God! Jangan di potong dulu Mah, Gab belum menjelaskan"

"Kamu juga memotong ucapan Mamah!" Balas Liva sengit pada Gab.

Gab menghela nafas melihat Liva.

Mamahnya ini jika bertemu dengan dirinya selalu berubah menjadi Ibu tiri yang kejam dan sadis.

"Oke oke. Sekarang Gab jelasin. Gab itu di Skorsing dari kampus selama seminggu, Bukan bolos" Jelas Gab sambil mengusap telinganya yang terasa sakit.

LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang