Tangan kekar itu menggenggam erat tangan dingin seorang wanita yang tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit itu. Tatapan kosongnya mengarah ke arah wanita yang semenjak 2 bulan yang lalu berada di ranjang rumah sakit ini.
"cepatlah bangun Jieun...jika kau membenciku setidaknya bangunlah untuk putri kecil kita" pria itu tersenyum miris, sadar jika kemungkinan wanita ini menolah bangun adalah keberadaan dirinya, tapi ia tidak bisa pergi dari sisi wanita ini, wanita yang sangat ia cintai, wanita yang telah sangat ia sakiti, istrinya Lee Jieun kau tau? Jihyun menangis semalaman, mungkin ia merasakan kalau ibunya sedang tak baik.. maka dari itu, segeralah bangun. Kami merindukanmu" Pemilik tangan kekar tersebut mencium tangan dingin yang sedari tadi ia genggam. Baekhyun. Ia adalah Byun Baekhyun. Ia terus menceritakan tentang putri kecil mereka, tentang perkembangan putri mereka selama Jieun tak sdarkan diri yang bernama Byun Jihyun bayi yang baru berusia 8 bulan.
Ini adalah kesalahannya.. ya Baekhyun sadar ini adalah kesalahannya yang membuat Jieun terbaring lemah seperti ini.
"maafkan aku.." ucapnya untuk yang kesekian kalinya.
FLASHBACK.
"tidak usah kau melakukan hal bodoh untuk perusahaan. Aku tak memintamu." Ucap pria paruh baya dengan ekspresi dinginnya. Dia adalah ayah Baekhyun
"tapi ini adalah perusahaan yang kau bangun dari nol ayah"
"karena itu aku katakan itu seharusnya kau menurut saja. Kau tega menyakiti istri dan anakmu?! Demi perusahaan?! Aku memang mengajarimun untuk menyayangi perusahaan, tapi aku tak pernah mengajarkan padamu untuk menyakiti orang disekitarmu demi perusahaan!!" ucap Mr. Byun membentak
"Maafkan aku yah.. tapi aku sudah setuju dengan perjodohan dengan putri tuan choi, kami akan segera bertunangan"
PLAK
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Baekhyun.
"kau mengatakan ini pada Jieun?!"
"ya~"
PLAK
Untuk kedua kalinya sang ayah menampar Baekhyun kali ini ia menampar di pipi kiri Baekhyun.
"keluar kau!" bentaknya. Ayahnya murka dengan prilaku Baekhyun. Ia tau Baekhyun melakukannya demi perusahaan yang sangat ia sayangi. Namun keputusan Baekhyun bukan yang ia harapkan. Ia terduduk lemas di meja kerjanya.
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*
Baekhyun meninggalkan kediaman orang tuanya dan pulang ke rumah, menatap miris pintu tertutup di depannya, ia akan segera kehilangan semua kehangat dari dalam sana. Kini ia harus siap menerima apapun yang Jieun putuskan.
