01

93 8 9
                                    

Gak terasa liburan semester sudah berakhir. Hari ini adalah hari pertama masuk bagi Elea di kelas 11 ini. Elea berjalan menyusuri koridor dengan wajah yang sangat ceria. Bagaimana tidak? Hari ini merupakan hari pertamanya sekolah di semester pertama, jadi Elea akan mengawalinya dengan ceria. Hingga senyumnya pagi ini pudar saat Elea ngeliat mantan temen rasa pacarnya, Raka.

Caraka Sultan Atmaja

Biasa dipanggil Raka. Umur 17 tahun. Ganteng pakek banget (Menurut Elea sih). Mancung. Tinggi. Berkulit sedikit cokelat tapi gak item loh ya. Anak motor. Sedikit pendiem jadi gak terlalu famous. Yang jelas Raka ini orangnya cuek tapi bikin penasaran.

Elea mengehentikan langkahnya saat tepat berada 4 meter di depan Raka yang sedang berjalan dengan sohibnya, Rendi. Deg deg deg deg. Tuh kan. Bahkan ini sudah setahun. Tapi jantung Elea masih aja deg degan tiap liat Raka.

"Eh coy, ada Elea tuh." Kata Rendi sambil menunjuk Elea dengan dagunya.

Benar saja, seketika Raka langsung menatap Elea yang tengah mematung. Hampir saja Elea menunjukkan senyumnya, tapi Raka sudah berlalu bergitu saja lewat jalan yang lain. Mungkin enggan bersimpangan dengan Elea.

"Woy, Ka! Lo mau lewat mana? Tungguin kali!" teriak Rendi. "Lea, gue duluan ya. udah gak usah dimasukkin hati. Raka emang suka gitu." Lanjut Rendi sebelum berlalu pergi.

Melihat hal itu Elea mengepalkan tangannya kuat kuat dan langsung menuju kelasnya dengan wajah yang ditekuk. "Sok banget sih tu cowok! Emang dia pikir gue ngarep banget gitu simpangan sama dia? Ih... tapi emang bener sih. Tau ah!" batin Elea kesal.

Sesampainya di kelas Elea langsung membanting tasnya keras keras di meja tanpa menghiraukan teman sekelasnya yang mulai menatapnya aneh. "Apa lo liat liat!" sinis Elea pada beberapa teman yang berada di kelas.

"Ya ampun, Lea.. lo pagi pagi udah galak banget sih. Dikasih sarapan petasan apa sama Tante Rani?" tanya Salsa teman sebangku Elea yang juga sahabat sematinya.

"Bodo. Gue sebel sebel sebel sebellllll!!!!!" teriak Elea sambil memukul mukul meja menggunakan kedua tangannya bergantian.

"Jangan bilang gara gara, Raka."

"Lah kok lo tau sih, Sa?"

"Ya jelaslah. Cuma Raka yang bisa buat lo uring uringan pagi pagi kayak gini. Emang ada yang lain?"

"Tau deh. Tu anak ngeselin banget!"

"Tapi lo tetep suka kan?"

"Sa....." rengek Elea. "Gue juga mau kali move on. Tapi kenapa susah banget sih. Gue itu selalu aja mikirin dia. Gue bodoh banget sih, Sa. Udah disakitin masih aja sayang."

"Ya gimana lo mau move on kalo semua cowok yang ngejar ngejar lo, lo tolak semua. Emang bagusnya si Raka itu apa sih? Perasaan dia juga B aja deh."

"Enggak, Sa. Dia itu beda. Pokoknya dia itu limited edition. Cuma dia yang bisa bikin gue mati gaya kalo ketemu."

"Oke. Lo udah bilang kaya gitu lebih dari 10 kali."

"Sa.. menurut lo Raka mungkin gak sih masih sayang sama gue?"

"Mungkin iya dan mungkin enggak."

"Lah kok gitu sih? Jawaban lo itu gak meyakinkan banget tau gak."

"Ya gue bilang mungkin iya karena tiap kalian ketemu gue selalu nangkep basah dia selalu liatin lo. Dan gue bilang enggak karena dia kadang menghindar saat deket sama lo."

"Iya juga sih.... ya terus gue harus gimana dong?"

Percakapan Elea dan Salsa pun berakhir saat Bu Santi memasuki kelas. Dengan segera seluruh siswa pun duduk di bangkunya masing masing dan mengeluarkan buku matematika untuk memulai pembelajaran.

Lost ContactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang