02

17 4 0
                                    

085677*******

Sorry, Lea. Ini gue Ica :) :)

Deg

Deg

Deg

     “Ica? Loh kok Ica sih...” gumam Elea. “Atau jangan jangan.....” Elea kembali mengecek profil foto nomor Ica. Namun nihil. Kini malah nomor Ica tidak menampilkan foto profil, dengan artian foto profilnya telah dihapus.

     “Oke.. mungkin aja gue tadi salah liat. Tenang Lea.. tenang. Jangan berpikiran negatif dulu oke...” gumam Elea menenangkan dirinya sendiri.

     "Tapi kalo yang gue liat tadi bener gimana dong?" Elea menggeleng gelengkan kepalanya. Sesekali ia mengambil nafas panjang untuk menenangkan pikirannya.

     Daripada pusing memikirkan Raka dan Ica,  Elea pun memutuskan untuk terbang ke alam mimpi. Dengan segera ia meletakkan ponselnya dinakas, menidurkan badannya dan mengucapkan doa sebelum akhirnya terlelap. Berharap untuk sejenak Raka hilang dari peredaran otaknya.


**********


     Pagi ini  tak seperti biasanya, pukul 06.15 Raka sudah rapi mengenakan seragam sekolahnya. Setelah selesai menyisir rambutnya yang hari ini tampil dengan jambang, Raka menggendong tas ranselnya menuju ruang makan.

    “Loh Raka, tumben jam segini usah rapi. Anak ibu nggak lagi kesambet kan?” Tanya Aisyah yang heran melihat anaknya itu sambil menata sarapan di meja makan.

     Sultan yang sebelumnya fokus pada koran yang dibacanya pun beralih menatap istri dan anak sematawayangnya. “Ibu ini. Anaknya berubah jadi baik kok malah diejekin.” Katanya sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

    Raka yang sedari tadi sibuk memakai sepatu di kursi meja makan pun tersenyum simpul. “Tuh, Bu. Ayah aja tau kalo Raka mau berubah.” Balas Raka sambil nyengir.

    “Berubah jadi apa, Ka?”

    “Power Ranger! Hahaha. Yaudah ya, Bu.. Yah.. Raka berangkat dulu. Assalamualaikum.” Pamit Raka seraya mencium kedua tangan orangtuanya lantas bergegas menuju keluar rumah.

    Saat membuka pintu rumahnya Raka sedikit terkejut melihat seorang gadis sudah berdiri menggendong tas ranselnya dan tersenyum manis ke arahnya. “Ica?”

    “Pagi, sayang!” sapa Ica manja.

    “Kamu ngapain disini?” tanya Raka sambil menaikkan sebelah alisnya.

    “Mau berangkat bareng kamu!” jawab Ica antusias.

    “Tadi kesini naik apa?”

    “Dianter sama Kak Vera.”

    Raka menghembuskan napasnya kasar. “Ribet. Harusnya dianter sekalian sampai sekolah aja.” Jawab Raka lantas melangkah menjauhi Ica menuju montor trail miliknya.

    Ica mencebikkan mulutnya. Ia pun mengikuti Raka dari belakang. “Kamu gak romantis banget sih! Aku udah jauh jauh dateng kesini cuma mau berangkat bareng kamu. Tau respon kamu gini aku gak bakal kesini!” kesal Ica.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost ContactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang