“Appa,,, Eomma,, Aku Rindu Kalian,,,, “ kata-kata itu muncul bertubi-tubi dari mulut jiemi, tapi…. Hebatnya, dia tidak menangis,, dia hanya menengadahkan kepalanya ke langit dengan tatapan kosong khasnya, tapi dari suaranya, tersirat jelas bahwa dia sedang sedih.
“Kau Bisa menangis jika kau mau” jiemi tersentak dari lamunannya, bukankah dia sendiri? Lalu dia mengearkan pandangannya keseluruh atap sekolah.. Dan tidak menemukan siapapun, tapi suara orang itu terasa dekat dengan Jiemi.
“Bisakah Kau Berdiri Sebentar?” Suara itu kembali datang. Dan lebih keras lagi, jiemi terus mencari sumber suara aneh itu, Yang Ternyata tepat berada di bawahnya,, Changkaman!! Maksudnya di Bawah Kursinya.
“Kyaaa~ apa yang kau lakukan di sini?” Ucap jiemi histeris.
“Harusnya aku yang bertanya padamu,, kenapa apa yang kau lakukan di sini,, ini adalah tempatku” ucap orang itu dan berhasil berdiri dari posisi tidurnya.
“Mianhae,, Aku kira tidak ada orang disini. Mian sudah mengganggu tidurmu Luhan-ssi” ucap jiemi yang sudah kembali pada sikap dinginnya pada orang itu yang ternyata adalah luhan. Dan hendak beranjak pergi dari tempat ini. Tapi sebelum berhasih pergi, sebuah tangan kekar menghalangi niat JieMi. Luhan Menarik Tangan Jiemi.
“Mian” hanya kata itu yang bisa di katakan luhan pada jiemi saat ini. Mian?
“Mian? Untuk apa?” tanya jiemi seraya duduk di samping luhan.
“Hal Tadi.” Ucap luhan.
“ohhh~ itu.. gwechana, aku tidak terlalu menanggapinya, seorang yeoja pasti cemburu jika namja chingunya berdekatan dengan yeoja lain, seperti tiff-tiiff,,, siapa namanya?”
“Tiffany,,, tapi….” Belum selesai luhan menyelesaikan ucapannya, malah di potong oleh ucapan JieMi.
“Sudahlah, jangan di fikirkan.., sudahya~ aku mau ke kelas dulu,, atau kau mau kembali kekelas bersamaku luhan-ssi?” tawar jiemi.
“Baiklah” balas luhan dengan nada pasrah.
Jam Istirahat pun selesai, Dan Jiemi Dan luhan pun Sudah sampai di kelasnya. Mengukir tanda tanya besar di otak D.O dan Lingra yang lebih dulu berada di kelas.
“Apa yang terjadi?” Tanya Lingra pada jiemi yang berada di belakang tempat duduknya.
“tidak ada!” jawab jiemi dan kembali kepada aktivitasnya, yaitu membaca novel kesayangannya. Sedetik dia melirik luhan dan tersenyum tulus, tulus yang belum pernah dia berikan pada orang lain. Tapi Sayang… Luhan tidak menyadarinya. Mungkin (?)
‘Dia tersenyum lagi? Dan senyum ini Lebih Indah dari biasanya. Aku memang tidak tau apa yang membuat tersenyum, tapi apa mungkin itu karenaku? Hahaha.. itu tidak mungkin…. Mungkin orang lain tidak menyadarinya, tapi tidak denganku…’