1.

71 12 11
                                    

-Happy Reading -



     Kabar gembira kini menyelimuti Panti Asuhan 'Tulip Mekar'. Farha, gadis yang tinggal di panti ini selama dua tahun lamanya, kini segera pergi bersama sahabat orang tuanya dulu, keluarga Pradipta. Selain jaminan sekolah yang tinggi, Farha juga akan mendapatkan kebutuhan sandang yang lebih tercukupi. Tak hanya mengangkat salah satu anak disini, keluarga Pradipta juga menjanjikan uang bantuan untuk panti setiap bulannya secara rutin.

     Alasan keluarga Pradipta mengangkat Farha menjadi anak nya karena keluarga Pradipta adalah sahabat kedua orang tua Farha yang sudah meninggal dunia dua tahun lalu. Setelah bertahun-tahun lamanya mencari keberadaan Farha, akhirnya Keluarga Pradipta menemukannya disebuah panti asuhan.

     Bunda Risa-ibu panti, sore ini membuat syukuran dengan membagi-bagikan bungkusan sembako untuk warga-warga disekitarnya. Anak-anak panti yang lain pun ikut antusias dalam acara ini. Rasa haru muncul di benak Farha. Sebentar lagi dirinya akan berpisah dengan keluarga kecilnya di panti. Tapi tak apa, toh, lain hari Farha juga bisa berkunjung ke panti ini lagi.

"Hati-hati ya disana, jaga diri kamu baik-baik ya. Jangan lupakan kami semua disini. " ucap Bunda Risa sambil menahan tangisnya.

"Iya bunda tenang aja, aku pasti baik-baik aja disana. Bunda juga jaga diri ya. " balas Farha sambil menutup pintu mobil.

"Hati-hati kak Farha. " ujar seluruh anak panti bersamaan ketika mobil perlahan melaju.

     Didalam mobil Farha menintikan air matanya sambil menatap kardus kecil yang berisi semua kenang-kenangan dari seluruh anak panti.

Selamat tinggal keluarga kecilku. Batin Farha dalam hati.

***

"Nah sayang, selamat datang di keluarga Pradipta ya. " ucap Sonya-istri Pradipta dengan lembut.

"I-iya tante, makasih banyak ya. " balas Farha ragu.

"Oh iya mulai sekarang, jangan panggil saya tante ya, panggil aja mamah. " Farha mengangguk kecil tanda bahwa dirinya mengerti apa yang di ucapkan Sonya.

"Duduk dulu Farha. " perintah Sonya lembut, Farhah menurut lalu segera duduk di atas sofa berwarna merah muda.

"Farha, uang warisan dari kedua orang tua kamu masih mamah simpan. Uang ini akan mamah gunakan untuk pendidikan kamu. " Farha mengangguk mendengar itu tanpa berbicara.

     Kemudian Sonya berjalan pelan menuju meja kecil di penghujung ruangan. Tangannya meraih satu foto dan membawanya menuju Farha.

"Ini foto keluarga lama, nanti kapan-kapan kita foto lagi ya. "
Difoto itu terdapat foto satu keluarga yang terdiri dari empat orang. Satu ayah, satu ibu, dan dua orang laki-laki.

"Nah, yang pertama ini namanya Bayu, Suka banget sama hal yang berhubungan dengan seni. Sifatnya dingin, cenderung gak peduli, rada keras dan suka semena-mena, tapi aslinya dia baik banget kok. "

"Mereka umurnya beda satu tahun. Nah, kalo yang kedua namanya Abra, anaknya pintar, hangat, disiplin, dan simpati banget sama orang. Pokonya berbalik gitu sama Bayu. Oh iya, mereka bedua sama-sama suka banget sama olahraga. Mereka berdua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tapi tetap, mamah sangat-sangat bangga sama mereka berdua. "

Farha yang mendengar itu, hanya mengangguk dan tersenyum.

"Mereka berdua sama-sama kelas sebelas. Karna waktu itu Bayu telat sekolahnya. Oh iya, mamah daftarin kamu satu sekolah sama mereka. Mulai besok kamu udah bisa masuk. "

"Jadi, sore nanti kamu siap-siap buat beli perlengkapan sekolah yang baru ya. Nanti mamah temani. "

     Farha terharu dengan perlakuan baik oleh ibu angkatnya ini. Dia sangat-sangat bersyukur, sampai-sampai ia menintikan air mata. Kemudian ia memeluk Sonya erat.

RafarhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang