OO1

5.2K 329 82
                                    

Malam menghilang berganti pagi, matahari cerah mulai menempati singgah sananya. Teriknya cahaya menembus jendela kamar, dimana ada gadis yang masih setia berbaring dengan kasurnya itu.


"Nuna bangun!!!! Gue gak mau telat lagi gara-gara lo."teriak lelaki bertubuh tinggi pada kakak perempuannya itu mungkin sudah hampir 100 kali, namun tak kunjung membangunkan gadis itu juga.

Ia menghentakkan kaki ke lantai dengan kesal, lalu keluar dari kamar tersebut lalu membantingkan pintu.

Suara mobil yang keluar dari halaman rumah megah bak istana itu, berhasil membuat gadis yang masih sangat nyaman dengan tempat tidurnya itu melompat.












"Chanwoo!!!!!"teriaknya saat menyadari bahwa adiknya meninggalkannya pergi ke sekolah.

Cepat-cepat ia mengganti seragam sekolahnya lalu turun ke lantai bawah.

"Eomma, kok tega sih suruh dia ninggalin aku. Nanti aku naik apa? kan mobilku masih di bengkel."kata Jennie sambil memasang dasinya.

Lee Chaerin, ibunya hanya menaikkan kedua pundakknya sambil tersenyum.

"Ahhh Eommaaaa...!"rengeknya seperti anak kecil, namun terhenti karena pesan yang masuk ke ponselnya.

[ LINE ]

Hanbin : Woi jenn-dut!


Jennie : Knp?

Hanbin : Lo dimana?
Hanbin : Buruan keluar gue kepanasan disini.

Jennie : Hah? Lo dimana?

Hanbin : Di depan pager rumah lo.

Hanbin : Buruan atau gue tinggal-_-

Jennie : Eh geblek serius?

Hanbin : Anjir geblek-_-

Jennie segara berlari menuju pintu, dan benar lelaki itu sudah menunggunya di luar.

"5 detik!"teriak Jennie kepada Hanbin lalu mengambil tasnya di atas meja makan.

"Eomma, Jennie berangkat sama Hanbin aja. Dia udah di depan, dahh"ucapnya setelah mengambil sandwich dan memasukannya kemulut.

Ia berlari menuju keluar, bukan karena Hanbin telah menunggu tapi karena bel masuk tinggal 10 menit lagi.

"Lo kok bisa tau gue belum pergi sekolah."tanya Jennie pada Hanbin lalu naik keatas motor.

"Rahasia."jawab lelaki itu langsung menancapkan gas ke sekolah.


Jennie sangat khawatir karena bisa saja pagar sekolah sudah di tutup. Hanbin sesekali melihat wajah Jennie yang khawatir, membuat ia mempercepat motornya itu.


"Woi pelan-pelan jir! Gue masih mau hidup."ucap Jennie setengah teriak.

"Kalo mau telat sih boleh aja."jawab Hanbin saat Jennie menepuk pundaknya.

Jennie mendengus kesal, sambil memperkuat pelukannya itu. Dia tidak ingin mati muda.

love scenario;「jenbin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang