Hari yang buruk..
Ya..dia tahu hari ini akan menjadi hari yang sangat buruk untuknya..
Dia adalah Emmanuel Abbygail. Putri seorang buruh serabutan yang bahkan tidak bisa menggengam sebatang pensil walau usianya sdh menginjak 12 tahun."Hahahahaha"
"Lihat bocah itu, bahkan dia tidak bisa menali sepatunya sendiri!hahahha!!"
Terdengar tawa seluruh kelas saat Emma memasuki ruang kelasnya.Dia malu..
Sangat malu..Emma hanya bisa tertunduk malu karena teman temannya. Ini adalah hari ketiga sekolah setelah sekian tahun dia menjalani home school khusus karena keterbelakangan mental yang dimilikinya.
"Kamu Emma ya? Kenalin namaku Michelle. Michelle Angela" sapa seorang gadis manis
"Hai. Michelle" kata Emma gugup
Michelle adalah gadis paling populer di kelas atau bahkan di angkatan nya. Gadis cantik, pandai, baik, murah senyum, multitalenta, dan kaya. Siapa yang akan menolaknya? Bukankah dia sangat sempurna?
Dia merasa Mich hanya ingin mempermalukan dirinya.
Nb: *Mich itu nama panggilan Michelle
"Lihat lihat sepertinya dia jg tlh memelet Mich! Hahahahaha" teriak beberapa anak lelaki
"Diam!" tegas Mich. Dalam sepersekian detik semua murid langsung terdiam. Tidak biasanya Mich marah seperti itu karena sepengetahuan teman2 nya dia adalah gadis yang lembut.
Emma berlari menuju perpustakaan di lantai atas. Dia selalu menyendiri disana ketika jam pelajaran kosong atau saat jam istirahat. Tempat yang tenang dan sunyi, sangat pas dengannya walau dia harus bersusah payah menaiki tangga. Emma tidak bisa menaiki tangga...dan juga menuruninya, jika tidak hati hati dia akan terpeleset.
Dia menangis diatas, karena dia merasa takdir sangat tidak adil padanya.
"Emma..kau tidak apa kan? Maaf" kata Mich sambil memegang pundak Emma yg selalu terasa berat memikul bebannya selama ini.
"Maaf? Hiks..maaf untuk apa Mich? Hiks..hiks.." potong Emma seraya menangisMich memutuskan untuk menemaninya menikmati angin saat semua teman2 nya mencarinya untuk bermain dengannya.
"Apa yang terjadi padamu? Kau ini kenapa? Kenapa semua orang mengejekmu?" tanya Mich beruntun
"Jangan pura2 tidak tau" jawab Emma singkat
"Haha..lihat, bahkan tali sepatuku tak pernah ku tali karena aku tak bisa menalinya" tawa geli Emma justru mengundang rasa iba pada diri Mich
*Keesokan harinya..
Mich dengan terburu buru menerobos semua murid didepannya dan dengan sigap menarik tangan Emma ke lantai atas. Sesampainya diatas Emma terkejut."A..a..apa yang kau laku..kan?" tanya Emma kebingungan
"Dengar! Kau mengidap savant syndrome! Sebenarnya kau punya talenta lain melebihi orang normal!
"Apa kau sedang tidak enak badan hari ini, Mich?" kata Emma sambil memegang jidat Mich
"Ck..!" decak Mich seraya menepis tangan Emma "Tidak Emma, tidak!! Ini serius, kau harus percaya bahwa kau memiliki kemampuan luarbiasa atau mungkin lebih dari luarbiasa! Kau pasti menyembunyikannya dariku kan?? Ayo tunjukan bakatmu itu!! Mungkin kau bisa terbang? Atau bisa meramal masa depan orang? Atau bahkan bisa membuat setoples selai kacang? Atau mun- (!!)" sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya yabg bertubi dan tdk masuk akal tsb Emma sudah membungkamnya menggunakan tangan halusnya
"Ahaha..aku bahkan tak pernah melihatmu selincah ini Mich hahaha.." tawa kecil terdengar dari suara lembut Emma
"Ayolah!!" Mich berdecak kencang
"Ayo apa? Kau mau kemana?? Ahaha" gurau Emma
Tapi seketika senyum manis diwajahnya memudar
"Ada apa?" tanya Mich penasaran
"Andai semua teman sekelasku sepertimu, pasti aku nggak akan kesepian kalo di kelas... Aku berangan kalo misal kamu nggak berangkat sekolah apa dan siapa yang bisa kuajak bicara dan bercanda, Mich?" kata Emma seraya tetunduk sedih meratapi nasibnya
"Aku, aku selalu untukmu, Emma" Kata Mich
Kemudian mereka kembali ke kelas lagi karena sudah mendengar bel berbunyi. Emma sangat takut dengan teman temannya yang selalu membully nya karena dia tidak bisa menuangkan selai kacang ke roti tawar. Dia mencoba tegar tapi hatinya berkata lain.
"Hey..hey lihatlah balita kecil itu sudah pulang dari tempat penampungan bayi! Hahahahahaha" celoteh teman2nya
Seketika juga Emma menangis. Dia menangis dlm diam.Aku ingin mati sekarang Tuhan!
Pintanya dalam hatiMich yang melihat sahabatnya malu jadi ikut simpati padanya.
Ya Tuhan beri Emma kekuatan..
Pinta Mich dalam hatiTeman teman Emma tau bahwa Emma tidak bisa memegang gelas dengan benar, itu membuat mereka mempermainkan Emma sebagai bahan bully yang empuk
"Hey bayi! Tanganku penuh dengan makanan, jadi bisakah kau membawakan minum itu untukku?!"
"Tapi ak-" ucapannya terpotong setelah menyadari kalau dia akan dipermalukan jika bicara bahwa dia tidak bisa memegang gelas
"Baiklah" dengan rasa ragu dia meng-iya kan permintaan temannya itu
1..2..3..dan.."PYAARR.." terdengar suara gelas pecah yang pastinya berasal dari Emma
"Oh ya Tuhan! Apa yang kau lakukan b***h!! Kau harus mengganti semua kerugian yg kau buat!! Aku tidak mau tau!!" bentak temannya
Jika readers mencari sahabat Emma, Mich. Dia sedang ada OSN Matematika di salah satu kota
"Ma..maaf.." ucap Emma lirih seraya menangis dan meringkuk
Yup kalian pasti tau endingnya. Semua anak di kantin menertawakannya dan tak lupa mengolok nya
Dimana kau, Mich. Aku membutuhkan dukunganmu!!
Batin Emma dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savant Syndrome
Teen FictionSindrom savant adalah suatu sindrom dmn sang penderita terlihat memiliki keterbelakangan mental namun sebenarnya dia memiliki talenta yang lebih besar seperti dapat mengingat nama negara beserta ibukotanya atau mungkin menghitung soal rumit matemati...