Besok adalah hari ulang tahun Emma, tp ia tak yakin ada yang akan merayakan ultahnya selain Michelle. Dia malah takut jika semakin besar dia akan semakin dalam memasukkan kata2 celaan teman2 nya ke hati. Tentu semua perkataan itu akan terpatri di hati Emma. Selamanya.
*keesokan harinya..
"Huaaa... Aku melupakan ulang tahun Emma!! Oh tidakkk!!! Bagaimana ini ya?!" Teriak Mich yang baru tersadar bahwa hari ini ulang tahun sahabatnya setelah melihat kalender di pagi hari sehabis bangun.
Dia sangat merasa bersalah bila melupakan hari penting bagi sahabatnya. Sekarang dia sangat bingung mencari hadiah ulang tahun yang harus dia berikan pada Emma.
Untuk memberinya waktu mencari hadiah, dia mengatakan pada Emma bahwa dia akan menemuinya jam 3 sore di taman dekat sekolah. Itu ia lakukan agar bisa mencarikan hadiah Emma.
Sepulang sekolah, Mich berlari menerobos krumunan orang di jalan menuju toko hadiah terdekat langganannya.
"Permisi pak Ta-(!!)" Saat itu juga kata2 nya terputus setelah melihat bahwa penjual toko hadiah langganannya sudah berbeda. Dahulu toko itu dikelola oleh penjual paruh baya bernama Tayner Ryns. Tapi yang ia lihat sekarang bukan pak Tayner yang dia kenal dulu, melainkan pemuda tampan yang bernama Edward Lauberch yang mengaku sebagai keponakan pak Tayner. Ia diberi wewenang menjaga toko selama beliau pergi kunjungan.
Mich terperangah dibuatnya. Karena pemuda itu sangat tampan, putih, dan baik. Mich semakin betah ditoko saat pria itu memberi senyum manis dari bibirnya yang pink. Dia pun lupa tujuannya disana. Modus pun terpaksa ia lakukan agar bisa dekat dengan Pemuda yang sering dipanggil Lau tsb.
"Mm..berapa harga untuk barang yang ini?" Tanyanya canggung
"Itu gratis untukmu" katanya santai sambil mematri senyum manis di wajahnya.
Mich tersipu malu. Jantungnya berasa ingin keluar dari kandangnya. Dia sedang dag dig dug.
"Terima kasih banyak tuan Lau" katanya sambil berlari pergi sebelum jantungnya benar2 copot
Ia segera berlari menuju taman tempatnya membuat janji dengan Emma.
"Emma maaf terlambat, aku tadi ket- ketiduran" katanya yg sebenarnya jelas jelas dusta
"Oh, iya. Aku mengerti kok, kamu pasti kecapekan setelah OSN kmrn kan?" Kat Emma mencoba memahami kondisi
"Selamat ulang tahun, Emma. Semoga kau slalu dlm lindungannya, smoga kau diberi katabahan berlipat" doa Mich seraya menutup mata dan memohon
"Yaa semoga saja ya, Mich (*^▽^*)" kata Emma
"Wajah mu merona, apa yg sudah terjadi, Mich. Apa kau sakit?" Tanya Emma menyadari perubahan rona pipi Mich saat memberi hadiah padanya
"Uh..ahh..tidak ada..(⌒_⌒;)" jawab Mich
"Uhm..( ̄^ ̄) kau bohooonngg.." Jawabnya sambil menujuk Mich
"Yahh..ketahuan dech.." desah Mich
"Berkata begitu saja tidak akan cukup memuaskanku! Katakan apa yang membuatmu merona seperti tomat matang begitu?" celoteh Emma pada Mich
"Tadi aku bertemu seorang pemuda tampan di toko tempatku membeli hadiah...dia memberiku hadiah itu secara gratis" katanya sambil menyembunyikan wajah nya
"Ohh..APA! TUNGGU! KAU MEMBELI HADIAH NYA TADI?!" teriak Emma
"Up! I..iya.." kata Mich
"Tunggu, apakah nama pemuda itu Edward Lauberch?" tanya Emma penasaran
"I..iya..bagaimana kau tau?" Kata Mich
"Apa kau tidak tau bahwa dia itu..." kata katanya pun terputus disana
"Siapa?" tanya Mich
"Tidak papa, pada saatnya juga pasti kau akan tau" kata Emma
"Terserah lah.." kata Mich pasrah
"Trima kasih hadiahnya, tp aku tak mau memilikinya." tolak Emma seraya mengembalikan hadiah Mich
"Apa kau tdk suka pada hadiahku" tanyanya
"Bukan begitu. Tapi aku akan menjatuhkannya karena aku tak bisa memegang benda berat seperti itu" kata Emma malu
"Kalau begitu biar kubawakan saja ya barangmu, kuantar sampai kerumah. Seperti biasa" kata Mich ramah
"Sungguh?" Emma
"Pasti lahh" Mich
"Baiklah, terima kasih Mich" Emma
Mereka berdua berjalan bersama sambil sesekali bercanda Di tengah jalan. Tiba-tiba..
"Screeeettt!!!" Terdengar suara pedang yang dengan sadis menebas punggung Mich.
"Aaaghhrr!!" Teriak Mich yang membuat Emma terkejut akan apa yang terjadi
"Michhh!!" Teriak Emma dengan cekatan berlari Dan membalut luka Mich dengan daun herbal disekitarnya.
Seketika itu Pula Mich jatuh pingsan. Dari balik semak-semak, terdengar suara seorang perempuan berambut coklat dengan Mata hitam yang tajam seperti pedangnya.
"Siapa kau!! Kenapa kau melukai sahabat ku!! APA yang kau mau!! APA urusanmu dengannya!" Teriak Emma sambil menangis. Itu menyebabkan suaranya habis Dan tenggorokannya terasa kering sekarang.
"Àku?.. Oh yaa, àku lupa memperkenalkan diriku pàdamu yaa,...bocah ingusann!" Tawa sinis Dan bahagia terdengar dari mulut merah jambunya.
"Àku adalah Laura. Laura Bettymoth, àku adalah musuh bebuyutannya Mich. Dan, adalah kekasih Edward" jelas gadis bernama Laura tsb.
"Jangan ganggu dia! Dia adalah sahabatku!" Teriak Emma dengan suara seadanya
"Àku tak akan menganggunya bila saja dia tidak mencoba mendekati kekasihku!" Bentàk Laura yang membuat Emma menangis Karena takut.
"Tidak ada gunanya kau menangis nak, untuk apa?" Sindir Laurà seraya membalikkkan badan Dan hendak pergi meninggalkan Mich yang bersimbah darah.
"Tidak" suara dingin tiba tiba Keluarga dari mulut Emma
"Kau juga harus mendapatkan pembalasan atas apa yang kaulakukam pàda Mich" lagi-làgi terdengar suara berat Dan dingin dari seorang Emmanuel yang lembut
Tanpa sepengetahuan Laura, Emma menyerangnya dari belàkang dengan beberapa jurus yang ternyata dikuasai seorang gadis berkebelakangan mental. Laura terpental dibuatnya.
"Kenapa kau bisa?!-" Suara Laura tercekat tangan Emma yang menjerat lehernya
Emma masih diam Dan terus menyiksa Laura.
"Emma kau-(!)" Suara Laura lagi-làgi tidak terdengar. Bahkan derup nafasnya tak lagi berhembus.
"Àku yañg membunuhnya?!" Teriak Emma tak percaya akan apa yang dilakulannya. Dia melihat tangannya. Dia menepuk pipinya. Dia juga mencubit tangannya.
"Àku... Seorang... Savant-... Syn..drome?!" Teriak Emma
.
.
.To be continue...
Sorry banget late post. Lagi nggak mood ngetik. Kerjaan jg lagi nggunung-nggunungnya..See you bye bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
Savant Syndrome
Teen FictionSindrom savant adalah suatu sindrom dmn sang penderita terlihat memiliki keterbelakangan mental namun sebenarnya dia memiliki talenta yang lebih besar seperti dapat mengingat nama negara beserta ibukotanya atau mungkin menghitung soal rumit matemati...